🐶...🐰

94 5 0
                                    

Back to the time when ‘they’ made confessions

“Jadi? Haruskah aku mengantarmu pulang? Sebentar lagi gelap”

“Tidak usah, aku akan naik bus saja nanti”

Jinyoung hanya bisa menghembuskan napasnya kasar, temannya ini benar-benar bebal.

Bahkan di waktu tersulitnya saja Wonpil jarang meminta bantuan, apalagi hal seperti ini.

Pasalnya ini sudah gelap, dan mereka tadi ada kelas tambahan sehingga acara makan malam mereka saja tinggallah harapan.

Sudah terlalu malas makan di luar dan berkahir dengan memesan makanan di dalam kamar.

Oh, ayolah. Jadwal normal saja sudah membuat mereka pusing. Apalagi ekstra tugas dan waktu kelas yang seperti memperbudak mereka.

“Kau yakin? Ini penawaran terakhirku, aku sedang baik kepadamu”

“Yakin, sudah pulang sana. Lagi pula aku yakin, suatu saat kebaikanmu yang tidak sebarapa itu akan kau ungkit”

“Lain kali jika kau mengemis padaku untuk mengantarmu pulang, jangan harap aku akan mau, huh!”

Wonpil memutar bola matanya malas

“Tidak akan!”

Baiklah, keduanya memang memiliki tipikal wajah yang sangat kalem dan murah senyum pada orang lain, tapi ketika sudah di pertemukan satu sama lain maka hanya saling damprat dan menghina.

Benar-benar sahabat yang mampu memperlihatkan sisi aslimu.

Setelah hilangnya Jinyoung di depan gedung fakultas menuju parkiran dimana mobilnya berada, maka hanyalah Wonpil yang tersisa untuk berjalan menuju halte depan kampus.

Langit yang mulai menggelap menunjukkan waktu yang ia lewatkan hasil dari mendekam di dalam kelas selama seharian, semilir angin pelan menerbangkan helaian rambut coklatnya dan menabrak tubuhnya yang sudah di balut hoodie hangat sejak kelas berakhir.

Hanya beberapa mahasiswa yang masih tersisa menyebar di setiap sudut bangunan selama ia menuju tujuannya.

Hampir jam tujuh malam.

Hah… baru tahun kedua saja sudah menggunung yang menjadi tanggung jawab, bagaimana jika sudah tahun ketiga?

Mungkin menemukan waktu untuk makan saja sulit.

Juga jangan lupakan, hal yang paling mengerikan dari semuanya selain tugas akhir. Yaitu program magang.

Dengan semua pemikirannya, waktu terasa cepat hingga ia sampai dan duduk dengan tenang menunggu kendaraan yang akan ia tumpangi menuju apartemennya.

Di saat hanya sibuk mamandang jalanan yang masih ramai karena memang ini jam pulang kerja, Wonpil merasakan getaran pada saku celananya.

Bahkan untuk membuka benda persegi panjang yang hampir selalu menjadi prioritas semua orang saja dirinya sampai melupakannya.
Benar-benar kekuatan dosennya tak main-main.

Menyelidik sesuatu yang menjadi penyebab bergetarnya ponsel dengan tiga bulatan pada sisi yang berseberangan dengan layarnya,

Dan sejurus kemudian layaknya mendapatkan energi kembali, senyum yang hampir hilang karena kelelahan itu terbit dengan indahnya. Bukan senyum lebar, hanya mengangkat sedikit dua sisi bibirnya tanpa menampilkan gigi maupun suara. Karena sudah jelas, ia sadar ini masih tempat umum.

Layar datar itu tengah menampilkan situs yang kebanyakan berisi tentang berita kampus dan pengumuman-pengumuman untuk civitas akademi universitas, namun bukan isi berita atau pembaharuan dari kampus yang menjadikannya menarik untuk manusia kelinci ini, namun wajah tampan seseorang yang terpampang menjadi pelengkap judul di atasnya.

You were beautiful ||JAEHYUNGPARKIANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang