10. The Dream

382 54 4
                                    

Haloooo!!! Aku update. 

Jangan lupa bantu cek typo. Jangan lupa vote, comment dan follow akun wattpadku.


Happy Reading

***










"Rey! Reynaldo!" teriak Adien begitu masuk ruang bimbel.

Anak-anak SMA Cakra Buana itu ada yang mengikuti bimbel lebih dari satu. Bahkan beberapa bimbel menyediakan jam fleksibel agar mereka tidak bentrok dengan jam di bimbel lain. Hari ini Adien satu kelas bimbel olimpiade dengan Reynald.

"Suara lo polusi!" cibir Reynald.

"Suara merdu gini dibilang polusi."

Adien langsung duduk di sebelah Reynald. Seperti biasa tiada hari tanpa mengganggu Reynald. Adien itu siapa saja diganggu. Ia melirik textbook genetika Lewin berbahasa Inggris yang sedang dibaca oleh Reynald. Anak-anak SMA Cakra Buana memang sedari dini sudah dilatih membaca textbook dan jurnal-jurnal bahasa Inggris karena di GSO soal-soalnya akan menggunakan Bahasa Inggris. Maklum saja itu adalah olimpiade tingkat internasional meski pun yang mengadakan asosiasi ilmuwan Indonesia.

"REYNALDO GANTENG SERIUS AMAT, SIH!" Adien berteriak heboh lagi. Untung anak-anak lain sudah paham betul kelakuan absurd Adien.

"Lo dari tadi menggonggong terus. Lo tahu nggak? Menurut WHO polusi suara bikin saraf pendengaran rusak dan bikin stress. Orang kalo stress hormon kortisolnya naik, terus bisa bikin sakit jantungan. Lo mau gue jantungan gara-gara suara lo?" sembur Reynald.

"Ampun, Bos. Lo serem amat kalo ngambek. Langsung nyerocos. Biasanya banyak diemnya kayak orang sakit gigi."

Reynald menoyor kepala Adien. "Cewek lo kalo ngambek lebih serem!"

Adien terkekeh. "Gue sama Jesselyn belum jadian, Bro."

"Bodo amat," balas Reynald tanpa mengalihkan fokus korneanya pada buku setebal bantal itu.

"Btw, Alfa tadi minjemin gue buku catetan olimpiadenya, lho," ujar Adien memberikan informasi. Sontak saja Reynald langsung membulatkan matanya dan menatap Adien.

"Serius lo?"

"Iya. Gue kan awalnya cuma iseng tanya cara belajar dia. Terus katanya dia cuma nyatet materi sama latihan soal doang. Terus gue dipinjemin buku catetan dia. Nggak nyangka juga dia mau minjemin ke gue. Biasanya kan anak-anak kelas Mendel kan pelit minjemin catetan atau buku latihan soal."

Reynald mendadak penasaran seperti apa buku catatan seorang Alfa. "Gue boleh lihat?"

Adien mengernyitkan dahi. "Buat apa? Lo biasanya pantang lihat catetan dan pekerjaan orang lain."

"Iya, pinjem bentar."

"Pinjem? Biasanya lo nggak pernah minjem dan minjemin, tuh. Lo kan juga termasuk golongan pelit yang nggak mau berbagi sama yang lain."

"Penasaran gue. Boleh, kan? Lo kan bukan golongan pelit kayak gue, Dien."

"Anjir. Oke, gue kasih lihat."

Adien mengeluarkan buku catatan milik Alfa. Disodorkannya buku itu ke Reynald. Dibukanya halaman-halaman buku iku. Setelah puas dikembalikan lagi ke Adien.

Extraordinary MendelianTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang