Aldrian Pov
Apa-apaan ini. Sudah zaman canggih dan modern gini masih pakai acara jodoh-jodohan segala.
"Terima ajalah kak, lagian umur kakak makin hari makin tua. Siapa tahu anak sahabat papa itu cantik" Kata adikku Amanda yang berusaha menghibur.
"Kakak belum ada kepikiran mau nikah Nda. Kakak masih nyaman single dan masih mau bebas" Ucapku ke Amanda.
"Papa sih pake acara jodoh-jodohan segala ya kak" Ucapnya terakhir sambil rebahan di kasurku.
Selang beberapa menit aku menyuruhnya untuk keluar karena aku masih pusing dengan berita barusan.
Malam Esoknya
Di sinilah aku sekarang. Bersama papa, bunda, Kak Ahmad, Mba Nara, Adam dan Rian anak Kak Ahmad.
"Masih lama gak ini pa?" Tanya Amanda yang tampak mulai bosan.
"Mereka udah di parkiran, sabar" Jawab Bunda.
Tak lama kemudian muncullah beberapa orang mendekati meja kami. Aku menebak bahwa itulah sahabat papa.
Ku perhatikan diantara mereka, semua wanitanya berkerudung dan ada 1 orang anak laki-laki di sana.
"Wah Nelson! Udah lama banget kita gak ketemu" Papa menyalami sahabatnya. Diikuti bunda yang juga bersalaman dengan istri sahabatnya.
"Maaf ya tadi kita nungguin Mara pulang ngajar ngaji dulu. Ini kan malam senin jadi dia ngajar" Kata sahabat papa.
Aku melihat diantara kedua perempuan yang memakai kerudung pink. Karena tidak mungkin perempuan yang pakai kerudung merah ini yang akan dijodohkan padaku, karena muka dan badannya lebih terlihat kecil dari kedua perempuan berkerudung pink.
"Ini kenalkan anak-anak saya ni" Kata sahabatnya.
"Wah produksi banyak ya" Goda papa sambil tertawa.
"Haha produksi udah banyak tapi dapat lakinya satu" Jawab sahabatnya juga sambil tertawa.
Ku lihat semua anaknya pendiam dan yang kerudung merah paling diam, dari tadi dia menunduk tak mau menatapku atau pun papa. Dia hanya mengangkat wajahnya untuk menatap bunda, Mba Nara dan Amanda.
Selesai bercengkrama dipembuka pertemuan ini. Papa dan sahabatnya mulai ke pembicaraan serius.
"Ini yang mana Syamira yang mana Syamara?" Tanya bunda.
Aku mengangkat wajahku yang dari tadi memang ku tundukkan karena bosan. Aku mendengar namanya sepertinya kembar. Tapi muka mereka tidak ada yang mirip-mirip banget.
"Saya Syamira Tante, ini adik kembar saya Syamara" Perempuan yang berkerudung pink didepanku memperkenalkan diri, tapi anehnya dia menunjuk perempuan berkerudung merah kembarannya.
Perempuan yang ku bilang paling kecil tadi badannya dari yang 2 kerudung pink.
"Wah ini toh yang kembar. Hebat kamu Nel buat anak pertama dapat kembar" Goda papa sambil tertawa lagi.
"Haha udah hoki ini" Jawab sahabatnya.
"Kok nunduk mulu sih yang ini?" Tanya bunda ke kerudung merah yang baru ku tahu namanya Syamara.
Setelah bunda bicara perempuan itu mengangkat wajahnya. Aku melihat dengan jelas sekarang wajahnya yang putih mulus dan kulit wajahnya juga seperti bayi.
"Nah kan cantik gini" Sambung bunda.
Perempuan itu hanya diam dan tersenyum. Senyumnya manis dan sangat tulus sepertinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Istri Pilihan
Short StoryMengisahkan seorang istri yang hanya dianggap istri atas kertas oleh suaminya