enjoy ya, kalo ada typo tandain.
jangan lupa vote, komen, share dan follow. wajib, aku maksa 😤
okey leggo silahkan membaca!
•••
JAM menunjukkan pukul 06.10. Pagi itu adalah pagi pertama bagi Sagraha dan keluarga. "SAGRAHA JEAKSARA! BANGUN GAK LO, GUA ADUIN MAMA LO YA GA MAU BANGUN!" teriak seorang gadis, siapa lagi kalau bukan Ayesha.
Dia sedang membangunkan Sagraha yang sedari 10 menit yang lalu tidak kunjung bangun, sudah berbagai cara Ayesha lakukan untuk membangunkan Sagraha tapi tak berhasil juga. Dari mulai menjewer telinga, menyipratkan air, menarik selimut, menarik bantal, hingga menutup hidung pun semua tak berhasil.
"Okey kalo lo gak mau bangun, gue panggilin mama. Ekhem, satu, dua, tiga, MA- SIALAN LO SAGRAHA!" teriaknya kaget dan marah, bagaimana tidak jika tiba-tiba Sagraha bangun dengan melempar bantal tepat pada muka Ayesha.
Sagraha pun segera berlari ke kamar mandi, sebelum mendapat amukan dari Ayesha. Ya begitulah Sagraha selain takut pada Mama nya, ia juga takut kepada amukan Ayesha. Karena yang akan menjadi korban adalah uangnya. "HAHA SORRY, OH YA SIAPIN SERAGAM GUA YA!" teriaknya dari dalam kamar mandi.
"Kurang ajar." geram Ayesha, sudah di lempar bantal, di suruh menyiapkan seragam pula. Sungguh Sagraha minus akhlak. Tapi Ayesha pun tetap menyiapkan seragam untuk Sagraha, adek yang baik. Setelahnya ia berlalu dari kamar Sagraha menuju kamarnya sendiri untuk mengambil tas.
Setelah 15 menit di kamar mandi untuk mandi, Sagraha segera memakai seragamnya. "Buset ganteng banget gua." ucapnya dengan pede di depan kaca, "Siapa yang kaga terpesona coba sama gue nanti." gumamnya dengan menaik turunkan alisnya.
"SAGRAHA, MAMA HITUNG SAMPAI LIMA KALO KAMU BELUM ADA DI MEJA MAKAN, MAMA SITA KUNCI MOTOR KAMU. SATU... DUA-" teriak Giesya, Mama Sagraha dan Ayesha dari lantai bawah.
"IYA MA, BENTAR." ucapnya ikut teriak, ia pun segera mengambil tas dan berlari, tapi..
Bruk
"SHIT, KAKI GUE ADUH!" ucapnya kesakitan karena ujung kakinya terpentok pintu.
"TIGA... EMPAT." lanjut Mama Giesya menghitung. "IYA MA SABAR, KAKI KU KEPENTOK NIH." setelahnya ia segera berlari ke lantai bawah menuju ruang makan, mengabaikan rasa sakit pada kakinya.
"Dasar lemot, dih sini li tidir, bisik gii tinggil biringkit diliin mimpis. li kin siring bingin kisiingin." ejek Ayesha menirukan ucapan Sagraha tadi malam, setelah Sagraha duduk di kursi sebelahnya. "Ga denger pake kacamata." kesal Sagraha.
KAMU SEDANG MEMBACA
GRAHANA (On Going)
Novela Juvenil[FOLLOW SEBELUM MEMBACA!] Sagraha Jeaksara. Lelaki yang biasa di panggil Sagra. Putih, tinggi dan pintar bernyanyi, pintar main bola basket, memiliki bola mata berwarna biru terang dan rambut yang alami kecoklatan, membuatnya terlihat sangat tampan...