PART-26

43.5K 8.8K 304
                                    

Happy reading!


Alvin mendengus ketika melihat Bundanya yang tiba-tiba berubah menjadi seorang Fotografer dan modelnya adalah Livi.

4 hari semenjak dia di tuduh 'tidak normal' oleh Bundanya, dan disaat itu Livi menjadi 'milik' Aca- Bunda Alvin.

Aca sangat suka kucing, makanya saat dia melihat Livi, Aca langsung menjadikan Livi sebagai 'miliknya'.

"Ganti baju dulu ya Pipi" Ucap Aca sambil mengganti pakaian yang dikenakan Livi.

Beberapa hari ini Bundanya sangat sensitif mendengar nama 'Livi', makanya dia memberi tau nama kucing nya itu adalah 'Pipi'.

"Kamu ngapain disini?" Tanya Aca yang tidak sengaja melihat Alvin sedang bengong menatap kearah kucingnya.

"Nungguin Bunda selesai poto Pipi" jawab Alvin.

"Masih lama! Banyak baju yang belum dicoba" Aca merapihkan baju Livi yang sedikit berantakan, lalu memakaikannya kacamata hitam.

CEKREK!

"Ayo bergaya Pipi! kepalanya hadap ke samping" perintah Aca langsung dituruti Livi, dia sudah pasrah.

"Iih kamu pinter banget si jadi kucing, Bunda jadi makin sayang"

Alvin menatap Livi, lalu beralih ke sang Bunda. "Bunda udah dong! Kasian Li--- Pipi udah capek" Alvin berusaha membujuk Bundanya agar segera melepaskan Livi.

"Gamau! Lagian kamu ngapain sih disini, ganggu aja! Sana-sana main kerumah Cecep" Aca mengibaskan tanganya mengusir Alvin dengan mata melotot.

Alvin mendengus pasrah, dia berjalan kearah Ayahnya yang sedang menonton film sambil memakan kacang goreng.

"Yah!" Panggil Alvin dengan nada frustrasi.

"Hm" Abra hanya berdehem pelan.

"Ayahh!"

Abra menengok kearah Alvin yang sedang menatapnya dengan tatapan memohon. Abra menaikkan alisnya bingung melihat Alvin yang bersikap seperti itu.

"Apa?"

"Bantuin Alvin" Alvin memegang tangan Abra.

"Keuntungan buat ayah karna bantu kamu apa?" Tanya Abra santai sambil melemparkan kacang ke udara lalu menangkapnya dengan mulut terbuka.

"Keuntungan?" Gumam Alvin bertanya.

"Gaada, Yah" lanjut Alvin berucap

"Yaudah"

Alvin menatap malas Ayahnya, tapi setelah itu wajah malasnya berganti dengan wajah licik disertai senyuman miring.

Dia mendekatkan dirinya kearah telinga Abra, lalu membisikkannya sesuatu.

"Aku tau kemarin Ayah ngambil uang Bunda buat beli ikan cupang lagi"

"Kalau Bunda tau, gimana ya reaksinya? Mungkin Ayah bakal ngga dikasih---" Ucapan Alvin terputus saat Ayahnya langsung bangkit.

"Ayah bantu kamu!"

Abra langsung berjalan kearah sang istri dan berbicara sesuatu yang tidak bisa Alvin dengar karna jarak mereka lumayan jauh.

Alvin ternseyum senang saat melihat Abra membawa pergi Aca. Dia berjalan menghampiri Livi lalu membawanya ke kamar.

Cklek!

"Lu pasti bosen ya jadi kucing terus?" Tanya Alvin serius. Dia meletakkan Livi di kasur.

Livi mengangguk pelan sebagai jawabannya.

Hufftt!

"Lu gabisa berubah jadi manusia buat sementara waktu" ucap Alvin memberi tahu.

Livi mengangguk mengerti. Ya, dia tidak bisa berubah jadi manusia dulu sekarang, karna Aca selalu berada di dekatnya.

Yang bisa dia lakukan sekarang adalah pasrah.

***

"Cep! Ayo kerumah Alvin" Ajak Panjul sambil menarik tangan Cecep.

Saat sedang bersantai-santai didalam kamar sambil menonton anime, tiba-tiba pintu kamarnya didobrak dari luar.

Pelakunya adalah Panjul dan Nanan. Dua manusia itu memasang senyuman lebar di wajahnya setelah membuat pintu kamarnya rusak.

"Ngga mau!!" Cecep menarik selimutnya untuk menutupi seluruh tubuh, mengabaikan Panjul yang berusaha membujuknya.

"Lu kenapa si kalo diajak kerumah Alvin ngga mau?!" Tanya Panjul dengan nada kesal.

"Tau nih si Cecep, kaya dirumah Alvin ada setannya aja" timpal Nanan yang melanjutkan tontonan Cecep.

EMANG ADA, SIALAN! Batin Cecep berteriak.

Panjul mulai berfikir gimana caranya agar Cecep ikut kerumah Alvin.

"Sstt, woi! Nanan! Bantuin gua narik si Cecep" bisik Panjul ke Nanan.

Nanan mengangguk, kemudian dia bangkit dari duduknya dan langsung memegang sebelah kaki Cecep sama seperti yang Panjul lakukan.

Cecep kaget ketika kakinya ditarik, dia berusaha memegang pinggiran kasur.

"Woi! lepasin anjir!"

"Ngga bakal gue lepasin!" Ucap Panjul dan Nanan bersamaan.

"HUWAA EMAKK TOLONG CECEP!"

"CECEP MAU DIANIAYA!"

"HELP ME! SIAPA PUN, TOLONG GUE!"

PRANGG!

"Astagfirullah, ini anak emak mau diapain hah?!"

Mereka bertiga menengok kearah wanita paruh baya yang sekarang sedang berkacak pinggang.

"Mau diajak ngaji, Mak" jawab Nanan pelan.

"Oh, yaudah" setelah mengucapkan kata singkat itu, Emak Cecep langsung pergi darisana sambil membawa panci penggorengan.

"MAK MEREKA BOONG!" Teriak Cecep melihat Emaknya yang tega membiarkan dirinya di bawa dua makhluk astral.

______

Maaf ya pren kalau part kurang seru...

Next ngga nih?

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang