Doyoung dan kakaknya kini tinggal di sebuah apartment kecil karna uang yang ditinggalkan kedua ibu bapanya hanya cukup untuk menampung perbelanjaan harian mereka berdua untuk beberapa bulan.
Doyoung berjalan menuju ke pintu apartmentnya. Dia dibantu oleh Jaehyun. Jaehyun memapah Doyoung sehingga ke depan pintu apartment. Dia kemudian mengetuk pintu dengan beberapa ketukan Dan 10 saat berikutnya muncul lah seorang sosok perempuan yang berambut panjang muncul di depan mereka berdua
"Kak Aeri, ini aku nitipnya Doyoung ke kakak ya. Tolong jagain dia ya kak. Dia masih belum pulih dan masih perlu bantuan orang sekeliling untuk berjalan jadi aku minta bantuannya kakak untuk jaga dia ya"
Kak Aeri tersenyum tipis. Dia hanya mengangguk mendengar permintaan Jaehyun.
Jaehyun kemudiannya menyerahkan Doyoung pada kak Aeri. Kak Aeri segera menyambut Doyoung dengan penuh berhati - hati. Dia membawa tangan Doyoung dan menaruhkan sebelah tangan Doyoung yang tidak memegang tongkat ke bahunya.
"Iya kakak janji bakalan jaga doyoung. Kamu jangan khawatir ya"
"Makasih ya kak. Kalau begitu aku pulang dulu ya"
Kak Aeri mengangguk
Setelah melihat bayangan Jaehyun menghilang, Dia segera menutup pintu apartment. Tangan Doyoung yang tadinya ditaruh di atas bahunya kini dilepaskan dengan sangat kasar. Doyoung kehilangan keseimbangan lalu jatuh terduduk bersama tongkat di sampingnya.
Doyoung memandang kakaknya. Dia tidak begitu memahami kenapa kakaknya perlakukannya sebegitu
"Kak Aeri kenapa ? Apa aku punya salah sama kakak ? Bukan kakak udah janji sama Jaehyun mau jagain aku ?"
Doyoung memandang kakaknya dengan wajah yang sangat polos. Kelihatan seperti dia sedang baik ii sahaja tapi sebenarnya tidak kerna dia ketika itu sedaya upaya menahan kesakitan.
"Jagain kamu ? Huhh"
Kak Aeri memandang sinis
"Ngak usah sok simpati. Gue jijik liat lo kayak gitu"
"Mama sama papa pergi kerna kamu doy !!! Lo taukan itu"
Doyoung hanya menunduk
"Kenapa harus mereka ? Kenapa bukan kamu aja yang pergi kenapa harus mereka ? Kenapa ?"
"Kamu memang pembawa malang. Kamu penyebab semua ini terjadi tapi malah kamu yang terselamat. Mereka pergi kerna kamu Doy !!!"
"Katakan apa aku harus terima aja apa yang udah terjadi. Berdiam diri seperti tiada apa yang terjadi sedangkan pelakunya ada di depan mataku sendiri. Pelakunya justru adikku sendiri"
Kak Aeri berkata sembari menahan tangis
"Kak, maafin aku kak. Aku ngak tau bakalan jadi begini. Maafin aku kerna aku udah buat mama sama papa pergi. Aku mohon maafin aku ya kak. Aku juga ngak mau mama sama papa pergi. Kalau masa bisa berputar kembali, aku sanggup kok gantikan nyawa aku sama mama sama papa"
"Jika saja apa yang lo katakan itu bisa terjadi. Aku justru bakalan lakuin itu tanpa meminta persetujuan lo tapi apa aku bisa ?"
Doyoung mendongak melihat kakaknya. Terlihat setitis air mata jatuh membasahi pipi kakaknya itu.
Kak Aeri menghapuskan air matanya. Dia segera masuk ke kamarnya meninggalkan Doyoung yang masih terduduk tidak berdaya di atas lantai.
Doyoung hanya mampu menatap nanar kepergian kakaknya.
"Apa aku layak untuk terus hidup ?Berdiri aja aku enggak bisa" Doyoung berkata sambil mentertawakan dirinya sendiri"
Doyoung menggunakan seluruh tenaga yang ada untuk bangun dan kemudian berjalan dengan sangat berhati - hati menuju ke kamarnya. Dia merebahkan badannya pelan di atas tilam nipis yang tersedia di atas lantai kamarnya yang dingin itu. Tidak sampai 5 minit, pria kelinci itu sudah mula terlelap. Dia tidur sambil memeluk erat boneka kelinci miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SEMESTA ❥ Doyoung
Historia Corta"Aku ingin menyerah tapi di satu sisi ada yang menyuruhku berjuang."