4

19 3 0
                                    

Happy Reading

***

Setelah asik bermain dengan Leo. Risa dan Zayn duduk diayunan sambil memakan cemilan.

"Rumah lo asik juga ya. Semuanya serba ada." Puji Risa yang masih terkagum dengan rumah Zayn.

"Nanti juga rumah ini bakal jadi rumah kamu." Risa pun mendengus sebal.

"Serius loh aku."

"Iyee sekarep mu mas."

"Kamu emang benar, semuanya serba ada di rumah ini. Bahkan rumah ini juga sering dijadiin temen-temen aku bascamp. Selain strategis ya enak buat main kesini."

"Oh jadi Vino sama Axel suka kesini? Termasuk Rayn?" Tanya Risa dengan kepo. Seingatnya Zayn dan teman-temannya suka nongkrong bareng.

"Iyaa. Temen aku siapa lagi memang?"

"Lo sahabatan udah lama banget sama Rayn?" Mendengar pertanyaan Risa mengenai Rayn sungguh terdengar menyebalkan.

"Yaa, kita sahabatan dari kecil. Kata orang kita udah kaya anak kembar. Tapi ya gitu semenjak dia pacaran sama Raya, seperti ada jarak."

Risa pun mengangguk mengerti. Risa mengingat Raya memang memiliki pengaruh besar terhadap Rayn sehingga membuat pria itu sangat bucin dengan Raya.

"Yaudah, udah sore Zayn. Gue mau balik."

"Cepet amat mainnya Rice. Nanggung magrib. Malem aja pulangnya ya?" Pinta Zayn kepada gadis disebelahnya. Zayn masih ingin berlama-lama dengan Clarice.

"Zayn, ini udah sore gue belom mandi, belom nyiapin perlengkapan besok, kalo malem kapan gue siap-siapnya?"

"Yaudah nanti aku bantuin siap-siapnya."

"Engga mau."

"Yaudah deh. Tunggu aku anterin kamu, aku ambil kunci mobil dulu." Risa pun mengangguk.

***

Kini Risa hanya merebahkan tubuhnya sambil menatap langit-langit. Ia harus menyusun strategi untuk besok. Ia mengingat jalan cerita perlombaan akan ada incident yang membuatnya akan kalah dalam perlombaan. Lalu karena kekalahan tersebut membuatnya akan dicaci maki oleh siswa disekolah.

"Pokoknya besok gue harus menghindari cewek berbadan gempal. Gara gara dia Clarice jadi cidera dan perlombaan jadi kalah."

Cklek

Risa pun menoleh ke arah pintu dibuka melihat siapa yang ingin masuk ke kamarnya. Seorang wanita cantik paruh baya mendekat ke arahnya.

Clarice bangun dari tidurnya. Lalu tersenyum kepada mamahnya.

"Sayang." Ujar mamah Clarice sambil memeluk Clarice.

"Mamah baru pulang? Kok aku engga denger suara mobil?"

"Iya mamah baru pulang sama papah. Mamah kangen kamu sayang."

"Clarice juga."

"Yuk ke bawah. Mamah sama papah bawain kamu oleh-oleh."

CLARICE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang