5

17 3 0
                                    

Happy Reading

***

Pada akhirnya Risa pun di bawa ke rumah sakit atas perintah Zayn. Pria itu tidak mau jika ada salah tindakan apabila tidak diatasi oleh orang yang lebih profesional. Mau tidak mau Risa pin hanya pasrah menuruti perintah Zayn. Ia malas debat karena ia cuma ingin cepat pulang.

"Gimana kakinya Clarice dok?"

"Mungkin akibat cidera yang dialami pasien cukup parah. Kemungkinan untuk beberapa hari untuk tidak melakukan banyak gerak agar kaki pasien cepat pulih. Saya harap pasien jikan ingin kemana-mana bisa menggunakan kursi roda. Untuk kaki pasien juga sudah saya gips untuk menghindari nyeri saat terkena benturan." Jelas dokter.

"Baik dok. Kira-kira hari ini sudah bisa pulang kan dok?"

"Bisa, pasien bisa pulang hari ini setelah menyelesaikan administrasi."

"Baik dok, terima kasih."

"Sama-sama. Kalau begitu saya permisi."

Zayn pun berjalan menuju brangkar yang berisi gadis yang sedang menutup mata. Mata zayn teralih kepada kaki Risa yang sudah diperban. Karena tidak ingin gadisnya terbangun ia pun duduk dengan hati-hati disamping brangkar rumah sakit.

Cklek

Vino dan Axel masuk dengan suara yang gaduh. Tidak hanya mereka berdua dibelakang ada Rayn dan Raya saling bergandengan.

"Bisa kecilin suara lo? Risa baru aja tidur."

"Iya maap." Jawab Vino sambil menyengir.

"Gimana ke adaannya Zayn?" Tanya Axel.

"Untuk beberapa hari Clarice gak boleh banyak bergerak dulu. Jadi paling harus pake kursi roda kalo mau kemana-mana."

"Malangnya kak Clarice." Ujar Raya sedangkan Rayn menatap gadis yang tertidur tenang.

"Enghh.." Clarice mengerjapkan matanya. Sebenarnya ia masih ngantuk tapi karena ia lumayan terganggu oleh suara percakapan membuatnya terbangun.

"Kalo kamu ngantuk tidur aja Rice." Ujar Zayn sambil mengelus lembut rambut Clarice. Sangat nyaman yang dirasakan Clarice.

"Engga Zayn. Gimana kata dokter? Gue udah boleh pulang kan?"

"Iya boleh. Gue mau urus administrasi dulu."

"Titip Clarice ya. Gue urus administrasi dulu." Ujar Zayn kepada temannya. Zayn pun pergi meninggalkan ruangan.

"Gimana ceritanya rice lo bisa dapet oleh oleh kayak gini?" Tanya Vino dengan penasaran.

"Gue gak tau, yang pasti kejadiannya cepet banget dan berbarengan. Disaat gue masukin bola disaat itu juga ada yang nyelengkat kaki gue dan alhasil gue ga dapet keseimbangan. Dan kaki gue yang jadi tumbalnya.

"Gila. Tapi lo keren banget si bisa menangin tim sekolah kita." Ujar Axel dengan heboh.

"Trus gimana dengan basket cowoknya?" Tanya Risa dengan penasaran. Vino, Axel, dan Rayn bungkam. Tim basket cowoknya untuk pertama kali kalah dengan Nusa Bangsa.

CLARICE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang