Seorang gadis remaja sma bernama Vioni sedang duduk diam di halte bus, ia menggerakkan kepalanya melihat ke arah sekitar. Sudah lama ia menunggu disini tapi tidak ada bus atau kendaraan² lain yang lewat, padahal ia ingin cepat pulang ke rumah.
Supir pribadinya sedang sakit hari ini, hp-nya juga lowbat total tidak bisa menghubungi siapa² terutama pacarnya.Karena sudah lelah menunggu, dan hari semakin sore, Vioni memutuskan untuk berjalan kaki saja. Rumahnya jauh sih tapi mau bagaimana lagi? Ini lebih baik daripada harus menunggu sampai malam di jalanan sepi seperti ini.
Vioni mulai melangkahkan kakinya dan pergi menjauh dari halte. Ia dengan wajah datarnya itu terus saja melangkahkan kaki di pinggir jalan sambil menggendong tas abu-abu miliknya.
Sudah 15 menit ia berjalan, Vioni mulai merasakan ada angin-angin yang kencang lewat menerpa rambutnya. suasana mendadak dingin, angin terus saja berhembus tanpa henti, menyapu debu dan dedaunan yang ada di aspal.
"Akh!!.sial"
Vioni mengumpat karena matanya kemasukan debu yg dibawa angin tadi. Ia pun langsung mengucek-ngucek matanya.
Mukanya kelihatan pasrah.
Lalu ia melanjutkan langkahnya yg sempat terhenti tadi.Disaat itu juga Vioni kembali dikejutkan oleh munculnya petir secara tiba-tiba, lalu di iringi awan-awan hitam yang berdatangan hendak menutupi matahari. Vioni yang mendengar suara petir itu langsung tersentak kaget, bahunya juga sempat bergetar.
Vioni mendongak memandangi awan-awan hitam itu, kini suasana di jalanan itu bukan hanya sepi tapi juga mendung dan gelap.
Kemudian gadis itu menghela napas berat."Haahh...sial banget gue hari ini.."
Tangan Vioni mulai tergerak membuka resleting tasnya lalu mengambil sebuah payung di dalam sana.
rintik-rintik hujan kini mulai terdengar, semakin lama dan semakin lama hujan itu semakin deras. Untung saja tubuh Vioni sudah berlindung di bawah payung.
"Gila! Deres banget"
Vioni kewalahan menahan payungnya yang hampir lepas terbawa angin. Hujannya sekarang deras sekali.
Di depan, tidak jauh dari hadapan Vioni ada toko, toko itu tutup. Vioni bermaksud ingin berteduh diteras lebar toko itu.
Maka segeralah ia menuju kesana.
Sesampainya, gadis itu berjongkok karena lelah sudah lama berdiri.
Kemudian payungnya ia letakkan di depan lutut kakinya."...."
Vioni tampak termenung menatap kosong ke arah jalanan, wajahnya datar tanpa ekspresi. Suara hujan yang berkeliling ditelinganya berhasil membuatnya diam melamun.
::"Vi..gue kan cuma minta hal yang biasa yang sama sekali gak susah...kenapa lo semarah ini?"
"Fan...kenapa coba lo pacaran sama Vioni? Dia itu kan cewek jahat! Sering kasarin lo, sering marah-marahin lo...kalian itu ga cocok...mending putusin gih"
"Lo keterlaluan vi.."
"Tuh kan apa gue bilang!!..Vioni itu ga peduli sama perasaan lo....dia malah perlakuin lo seenaknya aja! Ga merasa bersalah banget!!!! Cewek jahat kayak dia ga pantes pacaran sama lo yang baik--"
::
"Gue? Jahat?"
Gadis itu bergumam masih dengan tatapannya yang kosong.
Tangan Vioni terkepal erat karena menggigil. Suhu tubuhnya semakin menurun, tangan dan kakinya sudah membeku kedinginan sekarang.
Ini karena angin jahat yang sudah beberapa kali datang berembus ke arah nya."Dingin...rasanya gue pengen mati aja sekarang..."
Perlahan Vioni memejamkan matanya, posisinya sekarang tengah duduk dengan tangan yang mengapit kedua kakinya.
Lagi-lagi sendirian....
Di tambah juga.....kedinginan.Ya, situasi yg cukup menyiksa.
Tapi mengapa??
Vioni membuka matanya.Tapi mengapa? Bukankah dari awal hidupnya sudah begini? Bukankah dari awal memang begini..?
Jadi untuk apa berharap, untuk apa bersedih..?
Kesepian kan sudah menjadi bagian dari hidup nya sejak lama."Sekarang gue yakin...hidup gue bakal tetap begini...ga akan berubah.."
H-HUAatChii..m-- [bersin]
~~
Tak-
Vioni menoleh ke arah sumber suara... itu seperti suara orang menghentakkan kaki. Vioni terus fokus memperhatikan jalanan yang tertutupi hujan deras itu. Ia yakin sumber suara nya ada di seberang jalan. karena penasaran, Vioni bangkit dan berdiri.
"Ada orang? siapa?"
Benar saja, setelah ia perhatikan baik-baik ada sesosok orang terlihat sedang berdiri di seberang jalan tepat di depan Vioni. Vioni tidak bisa melihat dengan jelas karena tertutupi hujan.
Sosok yang dilihat Vioni membiarkan dirinya sendiri terkena hujan, berdiri tegak di pinggir jalan dan beberapa kali terhuyung jatuh ke tanah, dan berdiri kembali.
Vioni tau sosok itu tadi jatuh, ia langsung mengambil payung nya ingin melihat sosok itu dari dekat. Jarak mereka cukup jauh, tapi rasa penasaran Vioni sangat besar.
"Siapa sih?"
Vioni melangkah maju ingin menyeberang jalan, tapi langkahnya terhenti karena telinga yang tajam milik Vioni mendengar ada sebuah kendaraan yg akan lewat melaju dari sisi kanan.
Ya, dia harus menunggu kan.Tapi dengan bodohnya sosok misterius yang tadi malah berlari ke tengah jalan
Padahal ada bus yang datang melaju ke arahnya.Hal ini sontak membuat Vioni kaget dan panik tidak karuan.
Mata Vioni membelalak, keningnya mengkerut, berkeringat dingin, jantungnya berdetak kencang, napasnya jadi tidak teratur.
"T-T-TUNGGUU..!!!...kenap--"
Vioni melemparkan payungnya ke udara, kemudian dengan cepat berlari sekuat tenaga menghampiri sosok aneh itu dan ingin menyelamatkannya. Tangan Vioni terulur hendak mendorong sosok itu.
"LO MAU BUNUH DIRI..??!!!.."
Sedikit lagi.
"JANGAAANNN!!!!.....biar gue aja"
.
.
.
.
.
CtTAAAARRRR...!!
DdDUAAAARRRRRRR!!!...
__ _____ ____ _______ ___ ________ _____ __
__ __________ __
__ _ __ _
_Aku ubah guys hehe..
KAMU SEDANG MEMBACA
Are You Aresha? "No"
Novela Juvenil"hah!? gue transmigrasi ke tubuh orang gila?" Vioni Vanderelin anak orang kaya yang bertransmigrasi ke tubuh Aresha Raveena, cewek yang punya masalah mental dan psikis. Dahulu Aresha hanyalah seorang gadis yg baik, rendah hati, polos, lugu dan jug...