Chapture 5

2.8K 515 26
                                    



Ara baru saja keluar dari kamar mandi kamarnya. Setelah pulang sekolah tadi, ia langsung bergegas mandi agar saat tidur sore nanti ia akan tenang.

"Anjing!" kagetnya. Ia terkejut saat teman-temannya sudah rusuh di dalam kamarnya. Olla dan Flora sedang duduk dikasur sambil memakan kripik kentang, Mira dan Ariel sedang bermain PS di dekat sofa kamarnya.

"Kebiasaan lo, kalau kaget manggil anjing mulu," ucap Ariel tanpa menoleh kearah Ara.

"Namanya juga saudaranya,ya selalu diingat dan disebutnya lah," balas Mira.

Ara melemparkan bantal ke arah Mira dan Ariel lalu mengambil pakaiannya dilemari.

"Lo semua ngapain disini sih?" tanyanya dengan wajah kesal.

"Nginep, besok kan libur," jawab Olla.

Ara hanya mengangguk. Lalu ia masuk ke dalam kamar mandi untuk memakai pakaian yang ia ambil dalam lemari.

"Mir, shalat lo," ucap Flora.

"Iya mir, udah ashar nih," tambah Olla.

"Skip dulu deh." Jawab Mira dengan nada santainya.

"Ner bener si opung, shalat woi!" Flora melemparkan bantal Ara tepat mengenai kepala Mira.

"Kampret lo Flo, kalah gue jadinya anjir!" teriak Mira. Dia mendengus kesal karena kalah bermain PS dengan Ariel, kakaknya Olla.

"Asik, gue menang. Sepatu Nike keluaran terbaru ya bos," ucap Ariel lalu beranjak menuju Flora dan Olla.

"Wih taruhannya main sepatu branded aja bung, Sultan sekalihhh!" Olla menepuk-nepuk tangannya dengan heboh.

"Bising setan," kritik Ara yang baru saja keluar dari kamar mandi nya. Suara teman-temannya terdengar sampai ke dalam kamar mandinya.

"Dih, bukan gue yang setan. Noh si opung. Disuruh ashar malah ngeskip," ujar Olla.

Ara mengernyitkan alisnya. Ia menatap jam dinding yang ada dikamarnya. "Masih jam 3 anjir, ashar apaan?"

Olla, Flora, Mira, dan Ariel kompak menoleh kearah jam dinding mewah milik Ara. Lantaran mendengar pertanyaan dari Ara barusan.

"Eh ashar jam berapa sih?" tanya Olla.

"Lah lo kagak tau?" Tanya Mira, dengan nada bercandanya.

"Yaampun, baru aja murtad kok udah lupa semua tentang islam, La," ledek Ara yang berhasil membuat Mira tertawa dengan keras.

"Apasih? Gue kaga nyampe jokes nya," ucap Ariel menatap bingung Mira yang masih saja tertawa.

"Sialan lo, Ra. Gue murni anak Tuhan ye." Olla pun mulai merebahkan dirinya dikasur milik Ara. Begitu juga dengan Mira dan Flora. Sedangkan Ariel, ia bangkit dan duduk disofa depan PS milik Ara.

"Kak, bagi." Ara mendekati Ariel yang duduk sambil memakan kripik pisang buatan mamanya itu.

"Nih, enak banget gila! Beli dimana?" tanya Ariel sambil memberikan toples besar yang berisikan kripik pisang.

"Mama gue yang buat," jawab Ara lalu mengambil kripik itu dan memakannya.

"Gila, tante shanju pandai juga ya buat beginian," puji Ariel terhadap Mama Ara. Tentu saja Ariel memuji Shania seperti itu. Karena setahunya, Shania tidak suka hal yang ribet seperti memasak kripik pisang ini dengan jumlah yang banyak. Seorang Shania yang suka berfoya-foya itu pasti lebih memilih untuk membeli daripada membuat.

"Belakangan ini, nyokap gue demen banget masak," info Ara lalu mengingat masakan-masakan aneh yang dibuat oleh mamanya.

"Baguslah, ntar lo bisa gendut dan berisi karena dikasih makan mulu."

DEAR YESSICA | CHIKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang