Part 38

957 61 4
                                    

Hari ini di kantor jadwal Ayas tidak begitu padat. Beberapa berkas sudah selesai di kerjakan dan hanya tinggal memeriksa kembali beberapa laporan yang Ayas terima. Jika di kantor tidak begitu sibuk itu berarti hari ini Ayas bisa pulang lebih awal dari biasanya.

Ayas meraih benda pipih yang tersimpan di meja samping laptopnya lalu menyalakan layar nya dan mengetik sesuatu di aplikasi warna hijau berlogo telfon.

Putri Malu kebun raya☘️

Itulah nama kontak Aira di handphone Ayas. Entah darimana Ayas menemukan nama itu, mungkin sikap Aira yang kadang malu-malu di depan Ayas, membuat Ayas berinisiatif menamain kontak Aira dengan Putri Malu kebun raya.

Chagi!..
Hari ini aku pulang cepet.

Dua pesan yang Ayas kirim untuk istrinya. Ia tersenyum saat kembali membaca nama kontak istrinya. Entahlah menurut Ayas itu lucu!, walaupun sekarang hubungan Ayas dan Aira baik-baik saja, tapi Ayas enggan untuk merubah nama kontak istrinya.

Oh, ya
Mau di masakin apa nanti?.

Aira membalas setelah mendengar notifikasi pesan masuk dari handphone nya.

Apa aja, aku suka!
Tapi lagi kangen sama kentang balado, heee.

Iyah, nanti Aira masakin.

Okee.

Oh iya, pulang nanti mampir ke supermarket ya, tolong beliin jeruk nipis 1/4.

Ayas mengernyitkan dahinya bingung setelah membaca pesan dari Aira.

"Ini maksudnya berapa ya?" monolog Ayas bingung.

Ayas tak banyak berpikir, lebih baik ia melanjutkan pekerjaannya dengan cepat dan segera pulang untuk bertemu istrinya di rumah.

*****

Sedangkan di tempat lain seseorang tengah berdo'a sendiri di sebuah pemakaman. Arsya saat ini tengah berkunjung dan berdo'a untuk orang yang sudah di makamkan. Selesai berdo'a Arsya berdiri dan menatap makam di hadapannya dengan beberapa kali membaca nama yang tertulis di batu nisan.

"Sorry, baru berkunjung ke rumah baru lo. Maaf juga gue gak dateng waktu pemakaman lo!. Gue jahat memang!, gue juga udah kirim do'a buat lo tadi!" ucap Arsya berharap orang di dalam sana mendengarkannya.

Arsya menghela nafas panjang "Gue pulang dulu, lain kali gue bakal dateng lagi ke sini, dan gue harap lo gak bosen karena gue bakal sering dateng nanti, Hh!.." kali ini Arsya bermonolog dalam hatinya, dengan senyuman tipis di bibirnya.

"Kak Arsya!"

Seseorang memanggil Arsya dari belakang. Merasa namanya di sebut Arsya pun menoleh dan mendapati seorang remaja yang masih lengkap menggunakan seragam SMA dan menatapnya sendu.

"Zeo!"

"Ngapain kakak di sini?" tanya Zeo.

"Kakak cuma berkunjung dan berdo'a buat kakak kamu" jawab Arsya.

Zeo sedikit menyunggingkan bibirnya "Hh!,, Baru sekarang?, Selama ini kakak kemana aja?" Zeo sedikit meninggikan suaranya.

Alih-alih menjawab Arsya malah menarik tangan Zeo ke tempat yang sedikit jauh dari tempat pemakaman. Arsya tau saat ini Zeo tengah marah terhadapnya, untuk itu Arsya akan mengajak Zeo berbicara secara baik-baik dan membuat Zeo mengerti dengan semua yang telah terjadi.

*****

Aira berjalan menuju pintu depan, karena ia baru saja mendengar orang yang mengetuk pintu rumahnya beberapa kali. Saat Aira membuka pintu Aira tak mendapati seorang pun di depan rumahnya, melainkan sebuah kotak berwarna coklat dengan ukuran cukup besar yang tersimpan tepat di depan pintu.

Lebih Dari Seorang UstadzahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang