#1.Putih abu

12 5 0
                                    

Jarum jam menunjukkan pukul 07:53 WIB, semua orang tentu saja tersibukkan dengan kesibukan masing-masing. Sedangkan aku masih tertidur lelap.
Dering ponsel yg tiada hentinya membangunkanku,dengan mata sayup aku melihat layar ponsel ku.

"Jam 07:53? Serius? Wah kesiangan lagi nih,bakal dapet kena hukum lagi nih" gumamku sambil beranjak dari tempat tidur dan mengambil handuk hendak mandi.

Kulihat ibuku yg tengah memasak sarapan pagi.
"Bu aku buru-buru nggak sarapan bawa bekal aja" kataku ke ibu.

"La kenapa? Telat lagi? Kebiasaan, makanya kalau suruh tidur itu tidur, hobinya begadang, bangun kesiangan. Tiap hari kok kesiangan"kata-kata mutiara ibuku setiap pagi yang bisa jadi sampai aku hafal kata-katanya.

Begadang memang sudah menjadi kebiasaan burukku. Insomnia adalah masalah malam hariku yg tak kunjung sirna. Mata panda yg tak selucu panda turut menghiasi permukaan wajahku.
Setelah semuanya selesai,aku bersiap untuk berangkat mengendarai motor tua bapakku yg tak begitu kencang, ya.. berhubung motorku masih dibengkel untuk perbaikan mesin yg bermasalah.

Benar saja, sesampainya aku disekolah,gerbang telah tertutup tak nampak murid yg diluar kelas, untung saja pak satpam begitu baik, rela membukakan
Gerbang pagar dari pada harus melihatku bersusah payah manjat pagar pembatas area sekolah.
Dengan malu-malu aku memasuki kelas,
"Hanami! Telat lagi kau, hampir setiap hari telat terus, mau jadi apa kau, belajarlah menghargai waktu, kalau kamu tidak belajar dari sekarang,akan sampai kapanpun kamu akan menjadi orang yg menyepelekan waktu. Sekarang berdiri didepan, cepat!" Tegas Bu rose sembari nasihatnya yg memang ada benarnya.
"Iya Bu" tanpa alasan aku menuruti saja apa yg diperintahkan Bu rose.
Aku berdiri di depan kelas hingga pelajaran Bu rose usai.
Nampak jelas seorang teman laki-lakiku di bangku paling belakang tertawa ria,
"Oh bahagia kamu ya.." gumamku
Satu jam berlalu,jam mata pelajaran Bu rose telah usai,ia menyuruhku duduk dan mengakhiri pertemuan
"Sudah duduklah,besok lagi usahakan untuk lebih menghargai waktu,yang disiplin,itu juga akan menjadi bekal kamu,jangan diulangi lagi, usahakan ini yg terakhir kalinya ibu hukum kamu hanami,ibu begini juga untuk kebaikan kamu,duduk ketempatmu" lalu pergi meninggalkan ruangan.
"Apa ngga,seneng liat aku dihukum?"tuturku ke Angga yang tampak memberi senyum ledekan kepadaku.
"Enggak Han,apa? Game lagi? Udahlah Han,jangan begadang terus,kasian mata kamu juga,emang gak capek di hukum terus cuma alasan telat?" Ucap Angga.
"Berisik kamu ngga" timpalku dengan tatapan sinis
"Lagian kamu dari dulu main game tetep kalah terus lawan aku"ledeknya
"Belum aja,itu karena ku ngalah aja,nggak serius mainnya,nanti malam aku bakal kalahin kamu"balasku dengan penuh percaya akan diri ini bisa mengalahkan nya.
"Halah,kalo kamu menang,aku akan turuti apa yg kau mau,tapi kalo kalah,kau harus mau jalan dengan ku,setuju?"ucap Angga dengan tatapan mata yg begitu yakin akan mengalahkan ku.
Tanpa pikir panjang aku langsung menyetujuinya "ok, tantangan diterima".

***
Dengan motor clasicnya Angga datang kerumahnya hanami dengan maksud hendak mengajak jalan hanami,Karena Angga berhasil memenangkan permainan itu.
Dibukakan pintu oleh hanami yg sudah bersiap.
"Kemana?"tanya hanami dengan kurang semangat
"Kau maunya kemana? Yang semangat to.."ucap Angga menyemangati hanami yang nampak lesu.
"Mau kemana ngga?" Tanya ibuku yg keluar dari ruang tv menghampiri kami diruang tamu
"Bu,mau minta izin mengajak hanami keluar" tutur Angga,
"Ya udah jangan pulang terlalu malam"ibu memberi izin tanpa pikir panjang,karna memang Angga begitu akrab dengan ibuku.
Aku mengambil tas dan kami langsung berangkat,tak di sangka dijalan kami berjumpa dengan Shanti, perempuan yg merupakan mantan Angga,hubungan mereka sudah berakhir,namun masih seperti saling cinta.
Angga cuek, namun tiada yg tau isi hati keduanya yang mungkin berkecamuk,Kami cuma berkeliling dan membeli jajanan berat diwarung kaki lima,singkat cerita kami pulang.
Aku melihat sosial mediaku,terlihat disitu Shanti mencurahkan isi hatinya perihal kekecewaannya kepada Angga dan menjudge aku seakan pelakor.
Aku berfikir akan menjauh sedikit jika memang hadirku ternyata memberi kesan luka hati orang lain.

***
Sudah 3 hari aku tidak hadir di sekolah,karna demam.
Hari ini Angga menjengukku,menanyakan kabarku, memang dari terakhir pertemuan itu aku tidak membalas pesan darinya.
"Han ada Angga"ibuku memberi tahu
"Aku sedang males bertemu dengannya Bu"jawabku
"Jangan begitu,itu tidak baik.kalau ada masalah selesaikan baik-baik Hana,kamu itu udah besar.Ayo bersiap dan temui Angga"ibu menasihati,menyuruhku menemui Angga
Aku keluar dari kamar,terlihat Angga tengah duduk memandang ku dan melemparkan sedikit senyum dibibir nya yg tipis itu.
"Hai ngga,sudah lama?"sapaku
"Hei Han,belum lama barusan sampai"jelas Angga singkat
"Mau minum apa? Biar aku buatin"Tawarku kepadanya, mengingat cuaca kemarau sedang panas-panasnya
"Tidak usah repot-repot Han, oh iya katanya kamu sakit,wajahmu juga sayu,kau sakit apa Han,pesanku gak kau bales kenapa?" Tanya nya yg laju tanpa memberiku kesempatan untuk menjawab satu-satu pertanyaannya.
"Demam,tapi udah mendingan"jawabku singkat.
"Kalau kamu mau,aku bersedia antar jemput kamu,sampai kamu sehat"ucap Angga
"Tidak usah ngga,kan aku bisa minta antar bapakku,lagian kita kan lain arah"aku menolak ajakan angga,karena tak enak hati pula harus merepotkan orang lain, sedangkan aku sendiri masih mampu
"Tidak papa lah Han,kapan berangkat,kabari aku,aku jemput"paksa Angga
"Ngga sudah ku bilang tidak usah.Aku masih mampu berangkat sendiri tanpa harus merepotkan mu"tolak ku dengan nada agak sensitif
"Aku tidak merasa direpotkan Han"paksa Angga lagi.
"Angga! Tidak usah ya tidak usah, sekarang aku mau istirahat,hari juga sudah semakin sore"jawabku dengan nada agak tinggi
"Baik Han, terserah kamu,aku sebagai sahabat hanya ingin pedulikan kamu, yasudah aku pamit dulu, istirahat lah"ucapnya sambil beranjak hendak pulang
"Sampai bertemu besok"tegas ku singkat
"Sampaikan ke ibu,aku pulang"Angga pulang.

***
Hari ini hanami berangkat sangatlah awal dari jam biasanya, Angga datang menghampiri hanami yg terlihat duduk sendirian membaca buku matematika, mengingat ujian sudah dekat.
"Han,boleh aku temanikan"ucap Angga menawarkan diri
Dia duduk disebelahku,
"ngga kita jaga jarak aja ya,hargai perasaan Shanti"jelasku
"Apa? Shanti? Apa hubungannya Shanti dengan kita?"tanyanya
"Shanti merasa aku merebutmu darinya ngga,aku tidak mau dicap pelakor" jelasku tentang ucapanku
"Han,aku dan dia itu udah tidak ada apa-apa,jangan pikirkan omongan dia,dia emang belum terima"kata Angga menegaskan
"Tapi kamu juga masih ada rasa kan?, Mulai sekarang kita jaga jarak sampai bertemu dikelas"kataku sembari meninggalkannya menuju ruang kelas.
Semenjak saat itu,kami saling jaga jarak seolah tidak saling membutuhkan padahal naif rasanya bila aku mengakui senang dengan keputusan itu.
Hari berlalu dengan cepat, tanggal ujian telah ditetapkan,tidak disangka kami akan segera terpisahkan karena kelulusan kami nanti.
"Han,bisakah kita seperti dulu?" Sapa angga padaku yg tengah duduk membaca buku di perpustakaan
Aku memandang nya dan

Jodoh Dipelupuk MataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang