16. Illustration: Serial Killer (M)

2K 232 7
                                    

Peringatan adegan kekerasan eksplisit. Mohon bijaksana dalam memilih bacaan.

'''

"AAARGGHHH!!!!"

Pijakan Diana kehilangan kekuatannya. Frekuensi getaran terus meningkat seiring berjalannya waktu. Wajah cantik yang selama ini selalu menampilkan kasih sayang dan kelembutan tak lagi tersisa sedikit pun. Air mata mengalir bagai luapan air mendidih. Dia merengkuh kepalanya dengan leher menekuk.

Reaksi berlebihannya mengundang perhatian seluruh pengunjung stasiun kereta. Tetapi aksinya terlalu memicu adrenalin dan menyisakan ketakutan bagi mereka untuk mendekat. Sedang para anak buah Petrichor merasa itu menjadi kesempatan besar dan mempercepat pergerakan mereka.

Detak jantung Diana seakan ingin menorobos keluar dari dadanya. Kejutan mendadak dari serangan emosi besar menyumbat panca inderanya. Bayang-bayang ketika Lucifer direbut dari tangannya di depan mata seiring-iring berganti dengan penampakan mayat Daniel dua tahun lalu.

Kerutan Lucifer saat kepalanya terluka oleh sudut pintu mobil tampak tidak jauh berbeda dari jasad dingin adiknya. Diana mengira pada akhirnya semua orang yang dia kasihi akan berakhir naas di sisinya.

Kedua lengan Diana ditarik oleh pria besar dengan tanda luka bakar di lengan mereka. Dengan demikian, kesadaran Diana masih belum pulih namun insting buasnya telah berhasil dibangkitkan.

Hanya dalam satu dorongan di tanah, Diana memutar tubuhnya seolah roda ke arah atas dengan otot tangan yang dikeraskan. Begitu tubuhnya berada di atas, tangan-tangan diluruskannya bersama kedua bagian paha memukul belakang kepala pria-pria besar itu.

Pengunjung lain tentu saja menjadi lebih ribut. Mereka berteriak untuk mencari penjaga dan sebagian telah menghubungi polisi.

Diana melepaskan tubuhnya dari tahanan dua pria besar tapi tidak hanya sampai situ. Masih ada belasan lainnya yang mengejar dan berusaha menangkapnya.

Gadis itu mengunyah bibir bawahnya dalam depresi. Tanpa ada kepedulian sedikit pun dengan rasa besi dari darah yang dikeluarkan. Seluruh benaknya dipenuhi wajah Lucifer dan adiknya yang hampir menjadi satu, hatinya hanya berisi hasrat membantai dengan ledakan dendam yang dipendam bertahun-tahun.

BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! BUNUH!! AKU HARUS MEMUSNAHKANNYA!!!!

Diana menerjang setiap orang yang berdatangan di depannya, memukul, mencakar, bahkan menggali salah satu biji mata seorang agen wanita berambut pirang. Agen-agen lainnya dengan cepat bersatu mengelilingi kedua perempuan yang berguling di tanah untuk menghalangi pihak lain melihat adegan itu. Dengan Diana yang duduk di atas perut agen tersebut.

"Kalian selalu mengusikku..."

"Kalian selalu merebut milikku!!"

"AAAAHH!!!-Mphhh!! GRAAAA!!" Jeritan agen wanita itu disumbat oleh biji matanya sendiri sementara biji matanya yang lain sekali lagi dicabut oleh Diana dengan gumaman pembunuhan yang sama persis sejak beberapa menit terakhir.

Seorang agen pria berniat untuk meleraikan perkelahian yang lebih mengarah pada penyiksaan sepihak yang dilakukan Diana. Meski wanita itu memberontak dengan usaha menyingkirkan Diana dari atas tubuhnya, gadis itu tetap bertindak liar dengan menumbuk kepalanya dengan kaki hak putih tulang yang dikenakannya tadi.

"Sentuh aku dan kau menjadi berikutnya, keparat." Diana berbisik tepat saat tangannya digenggam oleh tangan gendut agen pria.

"Bawa aku ke anak itu." titah Diana lalu berdiri dengan satu kaki berpijak di wajah agen wanita yang telah dilumatnya. Tidak salah satu tangannya yang menganggur, dengan hak putih penuh darah dan lainnya memainkan bola mata agen wanita dari lemparan kecil.

Belasan agen dengan luka berbeda keringat dingin di kaki mereka masing-masing. Selama ini mereka hanya mendengar legenda mesin pembunuh Diana dari para senior. Kali ini, dengan mata kepala mereka sendiri yang hanya menghabiskan satu tahun di bawah organisasi menyadari perbedaan kekuatan yang besar dari tekanan dominasi Diana.

Kesalahan Petrichor adalah mengirimkan banyak anak anjing yang belum siap berburu pada Diana.

Diana membelah bola mata di tangannya menggunakan gigi depannya. Hingga pecah dan memercikkan darah di sekitar wajah cantik yang dingin.

Diana kemudian berkata sambil mengunyah habis biji mata agen wanita di tengah ketegangan agen lainnya. "Kalian akan membawaku ke Lucifer dan selamat. Atau mati sebagai tokoh cerita rakyat dua ratus tahun kemudian di stasiun ini."

Melihat keraguan para agen yang saling berbisik, Diana melanjutkan ancamannya. "Aku mendapatkan sertifikat kebal hukum untuk benua ini. Jadi percayalah, Damares tidak akan menuntutmu."

Diana menanamkan kaki dari hak yang masih dikenakannya ke dalam mulut agen wanita yang telah kehilangan kesadarannya. Entah koma, atau tewas.

"... Baiklah. Tolong ikuti kami." Pria yang sebelumnya ingin menarik Diana mengajukan diri menuntun gadis itu ke mobil hitam yang mendekat ke arah mereka berkumpul.

Diana membuka pintu mobil dan masuk tanpa persetujuan dari pihak mana pun. Jalannya terlihat pincang karena hanya mengenakan satu alas kaki saja, tetapi tidak terlihat lemah atau memancarkan kelengahan sama sekali.

Diana duduk dalam diam. Masih dalam penampilan berantakan, wajah penuh darah bercampur dengan bekas air mata. Rambut gelombangnya semakin tidak teratur tapi enggan diberi perhatian lebih oleh sang pemilik.

Hanya satu agen yang berani menemani Diana di dalam mobil sebelum kendaraan beroda empat itu melaju secepat yang mereka bisa.

Jika Diana seseorang yang kebal hukum, maka mereka tidak memiliki kesempatan untuk dibela Petrichor di pengadilan. Walau tanpa sepengetahuan mereka Diana telah berbohong, hak sebesar itu terlalu banyak untuk sekedar pembunuh nomor satu.

Mereka hanya bibit yang baru ditanam Petrichor, bodoh dan lemah. Bila Diana tidak dalam kegilaannya, dia akan mencemooh atas penghinaan sebagai senior mereka dengan prestasi yang tak pantas dibandingkan. Dalam situasi umur Diana hanya setengah dari milik seluruhnya.

"Dia akan membunuh adikku lagi." Diana kembali pada wajah kosongnya, ditutupi bayangan dari sebaran rambut lembab. Bibirnya bergerak perlahan tetapi terus memuntahkan teror yang dia pikirkan.

"Seharusnya dia kubunuh dua tahun lalu."

"Seharusnya tubuhnya telah kubagi menjadi dua belas bagian."

"Seharusnya aku telah membuatnya mengunyah kelaminnya sendiri."

"Seharusnya kubuat otaknya dilumat oleh kaki seribu."

"Seharusnya aku mencabut seluruh bulu di tubuhnya."

"Seharusnya kupisahkan rahangnya."

"Seharusnya dia kukubur dalam belatung."

Diana membuat buku penyiksaan dari lisannya. Tangan-tangan lembut itu telah rusak dengan genggamannya sendiri hingga menembus kulit telapaknya sendiri.

Diana terlihat seperti boneka rusak. Namun tidak ada yang berani menyentuh. Mereka semua menunggu dalam ruang sempit bersama kaset rusak berisi ilustrasi pembantaian Diana.

23th February 2022

[END] LUCIFER (5 Cents Of Love) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang