Peringatan penggunaan kata-kata kasar. Mohon bijaksana dalam memilih bacaan.
'''
Mobil hitam tiba di bangunan tua yang telah lama ditinggalkan. Diana membuka pintu sebelum mobil itu benar-benar terhenti dengan mudah seakan adalah hal biasa.
Gadis itu melihat jejak langkah penghapus debu di ubin yang telah banyak pecah. Mengikuti tanpa ragu dan penjagaan khusus, Diana tampak tak ada bedanya dari seekor singa yang kembali ke daerah kekuasaannya.
Tiga agen turut menjaga namun dilaksanakan demi diri mereka sendiri dan bukan untuk menghalangi pelarian Diana yang hampir mustahil terjadi. Mereka bahkan tidak perlu memberi arahan kepada gadis yang telah ahli dalam sejenisnya.
Diana berhenti di depan pintu kayu yang hampir lapuk, di permukaannya telah menyebar lumut dan tanaman merambat. Diana mendorong pintu dan langsung melayangkan tangan berisi hak yang sama yang dipakainya menghancurkan kepala agen wanita sebelumnya ke wajah korban kedua yaitu pria yang lebih tinggi dua kaki darinya.
"AGHHH!!" Pria itu seketika jatuh pada kedua lututnya dan meramas wajahnya setelah membuang pistol dari sana.
"Nona!!" Dua pria di belakang Diana dikagetkan hal yang sama, hanya berani memanggil dan menyesal pada detik berikutnya. Padahal telah memutuskan untuk menutup mata dari apa pun yang telah diperbuat Diana. Persetan, biarkan para petinggi yang mengurus monster ini.
"Kau harus mengambil posisi yang lebih jauh." Nasehat Diana sebelum menendang leher pria itu dari selah kedua tangannya dengan ujung hak yang masih berada Diana kakinya.
"Uhuk.. KHh!!"
"Di mana Lucifer?" Tanya Diana tanpa berbalik atau melihat pada siapa pun. Meneruskan penindasannya pada pria besar yang telah diinjak bahunya sambil memanen rambut dari kulit kepalanya.
Dalam satu tarikan tidak cukup banyak helai yang terlepas, jadi Diana mengulanginya beberapa kali sampai terlihat botak tak beraturan di puncak tubuh pria yang telah jatuh lemas di tanah.
"Mengapa hanya ada satu orang di ruangan ini? Apa kalian bercanda padaku? Mengajakku bermain? Mengejek ancamanku pada kalian?! APA KALIAN MERENDAHKANKU?!!" Diana akhirnya menoleh dengan mata merah, wajahnya berwarna sama dengan urat-urat timbul di sekitar leher mulusnya.
"TIDAK!! KAMI TIDAK TAHU APA PUN!!" Ketiga agen lekas bersimpuh kepada Diana, hampir menangis tanpa henti meneriakkan permohonan.
"Apa kau memungut adik baru, Dia?" Suara serak lain menginterupsi ketegangan atmosfir yang dibuat Diana dalam ruangan lembab itu.
Diana segera mengikuti arah suara tanpa pikir panjang, namun hal selanjutnya menjadi yang terburuk.
Kegilaan yang sempat padam, kembali dengan berkali-kali lipat lebih buruk. Untuk disebutkan seburuk dua tahun lalu, kurang pantas karena saat itu Diana belum mengumpulkan banyak keberanian dan emosi yang ditekan.
Hari ini, pertama kalinya Diana melihat wajah terkutuk dari pembunuh adiknya, Damares, setelah dua tahun. Sedang memegang Lucifer yang telah diikat dengan mata terpejam. Darah hitam masih menetes dari kepalanya.
"KAU BERANI MENYAKITINYA!!!" Diana menerjang tanpa pikir panjang, namun dia tidak lagi penuh dengan keberuntungan. Damares yang berstatus sebagai ketua organisasi tidak akan bepergian tanpa pengikut terbaik.
Pria kekar berpakaian formal menahan Diana dengan mudah. Gadis itu hanya dikuasai oleh emosi, tidak lagi terpikir oleh berkah kecerdasan dan kekuatan fisik yang telah dianugerahi Tuhan padanya. Dia dikalahkan sejak terbawa oleh provokasi Damares yang menggunakan Lucifer sebagai umpan.
Damares mengangkat Lucifer dari jambakannya, mengayunkan bocah itu seperti anak kucing di depan Diana yang telah dibuat berlutut kepada kakinya.
"Kau menginginkannya? Kau meninggalkan seluruh bakat dan tanggung jawabmu hanya untuk binatang tidak berguna ini? Dia, bertahun-tahun berlalu tetapi kau masih mengulangi kebodohan yang sama." Damares mengejek Diana yang menatapnya seperti petaka akhir zaman.
Diana menolak untuk menunduk meski kepalanya ditekan oleh tangan salah satu anak buah Damares yang memegangnya. Gadis itu berteriak hingga serak, membiarkan air liur dengan sedikit darah ikut keluar dalam setiap katanya.
"AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANMU!! BAHKAN JIKA IBUMU MENELAN KOTORAN ANJING! BAHKAN JIKA KAKEKMU DI KUBUR DALAM KANDANG BABI! AKU AKAN MELIHATMU DI NERAKA KETUJUH!!"
Suara serak Diana terhenti ketika agen yang memegang kepalanya menghantam wajah cantiknya ke tanah sampai mengeluarkan suara retakan. Diana menggigit lidahnya secara tidak sengaja dan tidak mengeluarkan keluhan dalam rasa sakitnya. Gadis itu masih berkeras meski stimulasi pada traumanya mulai membuat pusing dan lemas.
"Aku tidak melihatmu selama dua tahun, dan kau sudah menjadi sangat berisik. Setidaknya keahlian mengumpatmu sudah lebih baik."
Darah segar mengalir dari hidungnya yang patah. Kulit wajahnya sobek dengan beberapa pecahan kayu yang tertancap. Diana yang telah larut oleh amarah tidak lagi memerdulikan apakah kata-katanya dianggap atau tidak.
"AKU MENGUTUKMU, DAMARES!! SAMPAI MAYATMU MEMBUSUK DALAM PERUTKU, SAMPAI JIWAMU KULUMAT DENGAN MULUTKU SENDIRI! AKU AKAN MELIHATMU MELALUI SIKSAAN TANPA AKHIR! TIDAK AKAN KUBIARKAN USAI! TIDAK AKAN KUBIARKAN USAI!! TIDAK AKAN KUBIARKAN USAI!!!"
Diana terus menjerit sambil memuntahkan darah segar pada Damares yang tidak menganggap banyak sumpah serapah darinya. Agen di sampingnya menampar wajahnya dan membuat bibir Diana sobek, tetapi gadis itu seolah mati rasa.
Damares tertawa selayaknya penjahat. Membuang Lucifer ke samping sebelum melayangkan tamparan kepada Diana.
"Kau ingin melumat jiwaku? Maka kau harus bisa bertahan hidup lebih lama dariku, Diana." Dia lalu melempar pukulan lain pada gadis itu.
"Bagaimana kau bisa menyiksaku, jika kau bahkan tidak berdaya?" Satu tamparan lain dan membiarkan kepala Diana menghantam tanah.
"Bila aku harus menunggu selama seribu tahun akhirat untuk jiwamu, aku rela menerima menanti dengan hukuman seribu jarum di biji mataku." Diana masih menjawab meski mulutnya dipenuhi darah, suaranya hampir hilang.
"Kau tidak bisa mati semudah ini. Adikmu bertahan selama setengah bulan setelah racun yang kuberikan. Dia mengetahuinya tapi hanya pasrah karena aku menggunakanmu sebagai ancaman. Kau membunuh adikmu sendiri, Diana. Dia memohon padaku untuk menerima nyawanya dari pada milikmu. Kau mengutukku, kau harus mengutuk dirimu sendiri. Andai kau tidak lalai pada pekerjaanmu, adikmu masih berada di sisimu sampai saat ini. Kau hanya menjadi kesialan bagi orang-orang yang kau sayangi. Dia, kau merusak hidup keluargamu. Kau juga akan merusak hidup adik barumu, aku yang akan memastikannya."
"Pft, Kau akan memastikannya?"
"Kkkk"
"HAHAHAHAHAHAHAHA!! Hentikan! Aku akan mati tertawa mendengarkan ocehanmu dari tadi. Mengapa manusia selalu pandai meninggikan diri mereka sendiri, padahal seperti seekor lalat."
Lucifer sebelumnya terbaring di tanah kini duduk bersila sambil menatap nakal pada Damares yang melihatnya dengan wajah keras.
"Ana, sebutkan keinginanmu."
23th February 2022
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] LUCIFER (5 Cents Of Love)
FantasiaDiana memelihara seorang bocah, tanpa mengetahui identitasnya sebagai raja iblis penuh obsesi. ㅤㅤㅤㅤ *** Lucifer memuja Diana, maka dia rela membuang kebanggaannya, menaruh kepalanya sejajar dengan k...