Bagaimana jadinya jika di benci oleh keluarga sendiri termasuk ayah kita sendiri?
Ini kisah seorang Min Yoongi yang selalu mendapat hukuman setiap membuat sedikit kesalahan. Yoongi adalah anak bungsu dari keluarga Min.
Awalnya yoongi akan memiliki a...
"Setiap orang tua pasti menginginkan yang terbaik untuk anaknya bukan? Tapi tidak dengan mereka. Mereka selalu melakukan apa yang mereka suka padaku dan menyiksaku sesuka hati mereka"
- MYG -
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tring!
Bunyi sebuah pesan masuk melalui ponsel namja bergigi kelinci itu. Jungkook mengambil ponselnya dan membuka isi pesannya namun tidak Jungkook baca.
Jungkook kembali berolah raga, memukul barang yang ada dan membelah batako serta melatih otot otot tangannya. Jungkook teringat sekali bahwa ia mengingat saat ia membentak seokjin saat ditaman barusan.
"Sama sama. Tapi kenapa tidak memanggil Jimin? Dia juga dokter kan?" Jung ahjumma tampak terkekeh pelan.
"Ah nee. Kami sedang panik jadi otomatis. Bodoh mendadak" Jung ahjumma malah menyengir sedangkan seokjin menahan tawanya.
"Baiklah tidak apa saya permisi dulu dan yoongi ingat nee jangan terlalu lelah." Yang di ingatkan mengangguk.
"Kalau begitu saya permisi"
Jung ahjumma menatap yoongi tulus. Elusan lembut itu membuat yoongi nyaman bahkan yoongi sangat senang jika berada di dekat Jung ahjumma.
Flashback on
BRAKK!
Pintu terbuka lebar menampilkan sosok uisa yang membawa beberapa peralatan serta stetoskop yang menggantung di lehernya. Dokter muda ini mengambil alih tubuh yoongi dan menyuruh seokjin serta Jung ahjumma keluar dari sana.
Saat ingin di periksa. Tubuh yoongi mendadak mengejang, dengan segera Junghyun memasang masker oksigen pada mulut dan hidung yoongi. Namun saat ingin memberi obat penenang agar kejangnya berhenti tiba tiba tubuhnya sudah tidak mengejang. Mata yoongi terbuka perlahan, ia meraih jangan Junghyun dan menempelkannya pada dadanya.
"Apa sakit Yoon?" Yang ditanya mengangguk pelan.
"J-jangan beri t-tau siapa pun Hyung" Junghyun menatap bingung.
"Memberi tau apa?" Yoongi memejamkan matanya sejenak.
"L-leukimia. A-akum-memiliki itu Hyung. T-tolong jangan beritahu pada mereka" Junghyun terkejut mendengar jawaban yoongi.
"Astaga kau serius? Mana bisa Yoon mereka harus tau!" Yoongi menggeleng melah.
"K-kumohon" Dengan berat hati Junghyun mengangguk.
Flashback off
"Ahjumma keluar dulu nee? Tuan muda yoongi istirahat lah ahjumma akan membuatkan bubur" Yoongi mengangguk.
Seokjin masih diam sedari tadi. Ia masih menatap adiknya dengan tatapan yang sulit di artikan. Yang di tatap merasa bingung dan langsung mengeluarkan suaranya.
"Hyung wae? Ah ya. Hyung sudah makan? Kalau belum nanti makan bersama yoongi mau? Yoongi sudah lama tidak makan bersama! Yoongi mau makan bersama Hyung. Hyung mau kan?" Seokjin terdiam. Dirinya bingung mau menerima atau menolak.
Antara bingung itu seokjin lebih memilih pergi dari kamar yoongi dan meninggalkan yoongi sendiri. Sedangkan yoongi hanya tersenyum miris dan menghela nafas berat. Jujur, yoongi sangat sedih. Ia sangat ingin makan bersama keluarganya lagi seperti dulu.
Disemenjak kejadian eommanya ke guguran dan mengakibatkan adik perempuannya meninggal. Mereka jadi jarang makan bersama bahkan sudah tidak lagi melakukannya.
Yoongi merindukan masa masa itu.
°°°
Jong-suk sedang berkutat dengan laptop nya dan menata beberapa berkas di mejanya. Ia terlihat sibuk dan banyak sekali berkas berkas di mejanya yang harus di tandatangani.
"Maaf sajangnim. Diluar ada yang mau bertemu denganmu" Jong-suk mengangguk mengiyakan.
"Suruh dia masuk" Yeoja itu membungkuk hormat dan melenggang pergi dari sana.
Setelah beberapa menit seseorang membuka pintu ruang kerja Jong-suk. Orang itu memakai hoody hitam, topi serta masker. Jong-suk mengernyit bingung.
Siapa dia? Kenapa pakaiannya aneh sekali? Bahkan Jong-suk seperti mengenal pria itu. Semakin mendekat pria itu duduk tepat di hadapan Jong-suk. Pria itu membuka topi serta maskernya.
Betapa terkejutnya saat Jong-suk saat tau siapa orang itu.
"H-heesung?" Pria itu tersenyum miring.
"Wah kau semakin sukses sekali Jong-suk. Ku harap kau sehat dan bahkan kedua putramu juga sehat" Ujarnya sambil menekan kata 'Kedua putramu'
Jong-suk menatap bingung "Ada apa kau kesini? Dan kenapa kau menjadi semakin liar?" Terdengar gelak tawa dari heesung dan juga kekehan remeh darinya.
"Ku harap kau melindungi kedua putramu. Terutama si bungsu mu Min Yoongi" Heesung berujar dan menekan kata 'Min Yoongi'
"Apa apaan kau? Jangan berbuat aneh aneh pada putraku terutama seokjin!" Lagi lagi Heesung tertawa.
"Kau tidak menyayangi yoongi?" Jong-suk terdiam "kau sangat bodoh Jong-suk. Putramu yoongi yang telah menyelamatkanmu dulu saat kau lengah dalam menyebrang hingga ia koma kau tidak peduli padanya? Dan saat istrimu keguguran kau menyalahkannya? Bahkan istrimu meninggal kau juga menyalahkannya? Kau gila Jong-suk. Yoongi itu anak yang baik, dia sangat manis. Jika aku jadi mu bahkan aku akan menjaga dan melindungi nya sampai aku mati sekali pun" Jong-suk semakin terdiam.
"Apa pedulimu?"
"Apa peduliku? Tentu saja aku peduli. Saat dulu kita masih dekat aku sering bermain dengannya. Bahkan dia selalu mengeluh karena kau selalu sibuk dengan pekerjaannya dan tidak pernah meluangkan waktu untuknya dan hanya seokjin yang kau pikirkan."
"Dulu yoongi juga mengadu padaku bahwa kau memukulnya dan membentaknya. Ia datang padaku habis habisan dengan wajah yang penuh dengan luka serta air mata dan juga isakan isakan kecil." Heesung menghela nafas sejenak "dia putramu. Si mungil yang dulu kau harapkan yang dulu kau impi impikan untuk memiliki putra sepertinya kan? Bahkan saat kau di karuniai putra sepertinya kau malah membencinya? Itu hak bodoh sekali. Sangat bodoh Jong-suk" Heesung tersenyum miring.
"Ah mungkin aku hanya berbicara itu saja. Dan ya. Lindungi putramu terutama yoongi, jika tidak aku akan mengambilnya darimu" Setelah mengatakan itu Heesung segera pergi dari sana dan kembali memasang topi serta maskernya.
Meninggalkan Jong-suk yang masih mematung di tempat. Jong-suk terus terdiam, ia masih mencerna apa yang baru saja Heesung ucapkan padanya. Namun sejenak Jong-suk kembali bekerja dan mengabaikan kata kata yang Heesung ucapkan barusan.
TBC
Halo semua nya! Gimana kabarnya? Sehat?
Semoga sehat ya~
Oh iya gimana ceritanya? Seru ga?
Terima kasih untuk pembaca setia yang terus stay cerita author