17. Khitbah kedua

2.5K 157 0
                                    

   







  "Assalamualaikum, nok lagi dimana kamu? " Tanya Mbak Ning melalui panggilan telepon

"Wa'alaikumussalam, aku lagi di Jogja Mbak. Tadi abis jalan-jalan sekarang tinggal capeknya hahaha" Jawab Dilla seraya terkekeh

"Ma sha Allah, ternyata kamu belum pulang. Kapan pulang ke Cirebon, Nok?" Tanyanya lagi

Bukanya menjawab Dilla malah bertanya balik "emang kenapa Mbak?"

"Nok, mbak boleh tanya?"

"Tanya apa mbak?"

"Ehmmmm itu nok, tentang Gus Nauzan. Perasaanmu ke Gus Nauzan bagaimana?" tanya Mbak Ning ragu-ragu

"Ndak gimana-gimana mbak, emang kenapa?" Jawab Dilla seadanya

"Bagaimana kalau ternyata Gus Nauzan masih menghendaki kamu?" Tanya Mbak Ning karena kurang puas dengan Jawaban Dilla

"Apa pantes mbak?  Dilla bukan siapa-siapa mbak, masih ada banyak sekali yang lebih cocok dengannya"

"Jodoh kan gak mandeng apa-apa nok, selain Ridha Allah".

"Mbak , dah dulu yah Dilla belum makan nih" Jawab Dilla mengalihkan pembicaraan agar tak terlalu panjang membahas tentang hal itu.

"Oh, yaudah sana makan. Tapi mbak minta kamu pikir-pikir yah nok tentang Gus Nauzan "

"Iyah, Mbak. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumussalam warahmatullahi wabarokatuh."

Seperti itulah Dilla yang introvert, dia tidak ingin membahas sesuatu hal yang belum jelas dan belum ia yakini.

**

Sementara di kediaman keluarga Al-Fawwaz, mereka baru saja selesai menyantap makan malam mereka.

"Abah, Ummi, Nauzan ada hal yang ingin dibicarakan dengan kalian" Ujar Gus Nauzan membuat Abah dan Umminya duduk di ruang tengah.

"Ada apa, Zan?" tanya Abah.

"Bismillahirrohmanirrohim Abah, Ummi. Nauzan pengen khitbah Dilla sekali lagi." Ucapnya to the point.

Hal tersebut membuat Ummi Aini menatap putra sulungnya itu sembari tersenyum dan membelai tangan Nauzan dengan lembut.

"Kamu yakin , Zan?" Tanya Abah lagi

"In sha Allah, yakin bah." Jawabnya mantap

"Bagaimana kalau dia menolakmu lagi?" Tanya Abah meyakinkan

"In sha Allah, Nauzan siap, Bah." Jawab Nauzan dengan yakin

"Baiklah, tanyakan Firman dan Ningsih dimana alamat Dilla di Cirebon , kamu mau kami datang ke Cirebom atau Abah hanya perlu mengirim orang untuk sampaikan Khitbahmu, Zan?"

"Ehmm, bagaimana kalau kami yang datang saja, Bah?"

"Baiklah, besok kamu temui Firman minta mereka juga ikut kami ke Cirebon" Perintah Abah.

"Iya Bah, Terimakasih." jawab Nauzan

Abah menganggukkan kepalanya dan tersenyum pada putranya itu, ia tak menyangka Dilla begitu membekas pada hati putranya itu. Setelah itu Abah masuk ke kamar untuk beristirahat .

"Cieeeee,, ahahaha" ledek Naufal yang membuat kakaknya itu merungut kesal

"Apasih, sana!! Ndak jelas" Ucap Nauzan kesal dengan ledekan adiknya itu.

"Ndak jelas ndak jelas, hahahaah. Tenang Mas Tak do'ain diterima biar gak jadi bujang lapuk hahahaah" Ujar Naufal masih dengan nada meledek kakaknya

"Makasih, sana sana! " Usir Nauzan pada adiknya

Tentang Cinta , Waktu & Allah ( Penantian Cinta )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang