"Kau? Park Chaeyoung?"
"Memangnya siapa lagi yang akan jauh-jauh mencarimu jika bukan aku, bodoh" kata Chaeyoung.
Jimin langsung mengangguk percaya. Dari nada suara dan gaya biacaranya yang kasar, sudah jelas sekali itu Park Chaeyoung, bukan?
"Bagaimana kau bisa ada di sel busuk ini?" tanya Chaeyoung dengan sesekali melihat keadaan. Takut ketahuan.
"Keluarkan aku dari sini dulu" balas Jimin.
Chaeyoung lalu mundur 2 langkah untuk memperhatikan keadaan sel. Terlalu rapat untuk dibobol.
Chaeyoung kembali mendekat dan berbisik, "Saat ini terlalu beresiko jika aku mengeluarkanmu. Tengah malam nanti aku akan kembali, jadi bertahanlah"
Jimin mengangguk.
Chaeyoung akan meninggalkan sel namun menyempatkan diri untuk menatap Jimin lagi.
"Aku disini jadi jangan berpikir untuk melakukan apapun sendiri" kata Chaeyoung sebelum melenggang pergi.
.
.
.
Benar saja saat tengah malam. Tidak, lebih tepatnya pukul 2 dini hari Chayeoung baru bisa kembali ke dalam sel.
Setelah pergi dari sel saat sore hari Chaeyoung berusaha lari dan bersembunyi ketika ada yang mencari si nomor 29. Sungguh Chaeyoung sudah kehabisan tenaga untuk berakting.
Dalam cahaya remang-remang Chaeyoung menyusuri setiap sel hingga sampai didepan sel Jimin. Keadaan didalam sel sangat sunyi, mungkin para tahanan tidak berniat ingin tau urusan satu sama lain. Mengurus diri sendiri saja sudah susah.
"Kau kembali" kata Jimin yang mendekat saat melihat Chaeyoung berdiri didepan selnya.
"Tentu saja" jawab Chaeyoung.
"Aku akan membuka gembok ini dengan bayanganku" kata Chaeyoung sambil mengeluarkan korek api dan menyerahkannya pada Jimin.
"Apakah bisa?" tanya Jimin.
"Tidak. Itu akan sangat sulit karena selain gelap, gembok adalah besi yang kuat. Lebih mudah ketika aku mematahkan tulangmu setelah ini daripada dengan merusak gembok karatan" kata Chaeyoung.
Jimin lalu menyalakan korek api setelah mendapat perintah dari Chaeyoung. Jimin mendekatkan korek api yang menyala pada gembok itu.
Tangan Jimin sedikit banyak menghalangi api agar tidak mengenai tangan Chaeyoung yang sedang menyentuh gembok sel.
Chaeyoung mencoba memfokuskan diri lebih dalam. Mengeluarkan bayangan dengan sedikit cahaya itu sulit apalagi keadaan Chaeyoung yang memang sudah lelah.
Melalui jari telunjuknya Chaeyoung menembuskan bayangannya untuk masuk kedalam gembok.
"Sial sulit sekali" Chaeyoung benar-benar ingin mengeluarkan bayangan yang lebih besar namun itu hanya akan menarik perhatian.
Chaeyoung menekankan jemarinya lalu klik!
Gemboknya terbuka.
Jimin mematikan korek apinya lalu perlahan membuka pintu sel. Dalam cahaya yang remang-remang Chaeyoung berakting seolah menyeret paksa Jimin.
Awalnya semua berjalan lancar hingga Chaeyoung dan Jimin akan mencapai pintu tiba-tiba satu persatu tahanan mengetukan besi sel dengan benda yang mampu membuatnya berbunyi.
Suara dentingan saling bersautan.
"Apa maksudnya?" tanya Chaeyoung yang tidak mengerti.
"Itu tanda bahwa ada penyusup didalam sel. Cepat lari!" Jimin berganti menggenggam Chaeyoung dan menuntunya berlari mengikuti arahnya.