Rose kesal, "Jen-" Belum Rose jawab gadis itu sudah memotong perkataannya.
"Please, ini terakhir kalinya! temenin gue clubbing yess?" Jennie memberikan senyuman gemasnya, membuat Rose memutar bola matanya malas.
Gadis itu berdehem sejenak, "Yeah, but please don't tell anyone! gue takut Jeffrey marah."
Mendengar nama Jeffrey, Jennie merasa merinding. Menurutnya, keposesifan Jeffrey tidaklah benar. Jeffrey terlewat posesif dengan sahabatnya, yang bahkan mereka sama sekali tidak berhubungan.
And actually, Jeffrey telah memiliki seorang gadis. Namun Jennie tak pernah menangkap kemesraan Jeffrey dan Chaeyeon-pacar Jeffrey. Jujur saja, Jennie merasa hubungan itu hanya hubungan mainan. Bahkan Jennie sangat sering melihat Chaeyeon mencumbu lelaki, yang ia tahu pasti semua lelaki itu bukanlah Jeffrey.
Entahlah, memikirkan kisah mereka membuat Jennie pusing sendiri, "Of course. Tapi lo ga keberatan kan kalo anak anak jurusan sebelah ikutan gabung sama kita, Juyeon katanya mau ikutan gitu sekalian ngajak temennya, gimana?"
"It's okay. Tapi gue gaikutan minum, cuman nemenin lo." Jennie mengangguk senang, ia tahu Rose sangat tidak suka alkohol.
Juyeon tersenyum melihat kedatangan Jennie dan, entahlah ia juga tidak tahu yang jelas gadis itu cantik. "Jen! apakabar lo?" Ujar lelaki berjaket kulit berwarna hitam itu sambil memeluk singkat si gadis bermata kucing. "Fine, lo sendiri?"
"Gue abis putus sama pacar gue." Gadis itu membulatkan matanya terkejut dengan penuturan Juyeon, "REALLY?"
Juyeon mengangguk singkat, "Muak gue sama dia berantem mulu kerjaannya."
Jennie mengkerutkan kedua alisnya, "Bukannya lo cinta banget sama dia?" Lelaki itu terlihat mengangguk mantap, membenarkan perkataan Jennie.
"Well, mending gue putus sama dia daripada hubungan gue sama dia marahan mulu berujung berantem. Yang bahkan gue gatau jelas dia marah gara gara apa."
Gadis bermata kucing itu mengangguk, menepuk pelan bahu lelaki itu. "Ah, ini kenalin sahabat gue!" Ucapnya sambil menarik Rose mendekat ke arah mereka.
"Juyeon." Lelaki itu mengulurkan tangannya, Rose menjabat ragu. "Rose."
Juyeon tak kunjung melepaskan tangan mungil gadis itu yang tergenggam pas ditangannya, dengan cepat Rose menarik tangannya kembali. "Ah, sorry. Uhm, lo cantik."
Gadis itu tak membalas, Jennie menyahut.
"Kebiasaan lo!" Ucapnya sambil meninju lengan lelaki itu, yang di tinju hanya cengengesan.
Younghoon sedari tadi hanya diam, memperhatikan gerak gerik Rose. "Sini lo!" Ajak Juyeon untuk lebih mendekat dengan mereka, "Ini temen gue, Younghoon."
"Ah, hey hoon!" Sapa Jennie yang mendapat senyuman dari lelaki itu.
Lelaki itu tak kunjung memutuskan kontak matanya dengan Rose, membuat gadis itu risih. Younghoon memberanikan diri untuk mengulurkan tangannya. "Younghoon."
Gadis itu membalas jabatan Younghoon,
"Rose." Rose dengan cepat menarik tangannya kembali ke tempat semula. Jennie yang sedari tadi memperhatikan Rose, yang kelihatannya risih mengajak mereka berduduk santai di meja yang sudah disediakan.
Jennie membulatkan matanya."Shit, ada mantan lo Ros!" Bisik Jennie, gadis di depannya tersedak air putih yang ia pesan tadi. Ia menoleh ke belakang untuk memastikan,
"Hey, Jennie and honey? sorry maksud gue ex honey?" Lelaki itu tertawa kecil menyeringai, gadisnya semakin cantik ternyata.
Lelaki itu mendudukkan tubuhnya tepat di samping Rose. Memandang lekat ukiran wajah gadis disebelahnya itu. "Still pretty, can i get you back?" Rose tak membalasnya, justru ingin berpamitan ke toilet
KAMU SEDANG MEMBACA
please me
Fanfictionabt jeffrey, possessive ones even though they are just friends