CILIA

10 1 0
                                    

      

     Cilia gadis itu melepas pandangannya keluar jendela pesawat. Sekarang ia dan keluarganya sedang dalam perjalanan kembali ke tanah kelahirannya Indonesia. Beberapa hari yang lalu mereka menerima kabar duka kalau saudara ipar ayahnya meninggal dunia.

     Cilia sedikit berdecak kesal jujur saja kalau ia hanya ingin rebahan santuy dirumahnya sambil menonton  drakor ditemani dengan celiman kesukaannya

      "kakak, bantu adikmu ke toilet" Cilia membuka sabuk pengamannya dan beranjak menghampiri sang adik.

    Cilla melepas sabuk pengaman adiknya dan membantu adiknya berjalan ke toilet.

      "kakak takut"

      "tenanglah Lisa tak apa"

  
     Tak berapa lama kemudian kedua kakak beradik itu sudah kembali ke tempat duduk mereka.

      Cilia kembali membuang pandangannya ke luar jendela, ia menutup matanya perlahan dan terlelap dalam alam mimpinya.

                         ^^^

    Cilia dan keluarganya keluar dari dalam bandara dengan troli yang dipenuni dengan bawaan mereka. Dua buah mobil mewah terparkir didepan bandara, tak lama kemudian pintu mobil tersebut terbuka dan menampilkan beberapa anggota keluarga dari ayah cilia.

     Keluarga tersebut lalu saling menyapa dan bercanda ria sedikit. Cilia sedikit berdecak kesal saat keluarganya mengabaikan dirinya yang sedang menggendong adik bungsunya Gabriel yang sedang tertidur.

     "dikacangin aja mulu" cibir cilia.

      "aduhh keponakan tante udah besar aja sihh, tambah cantik lagi" Tante cilia nirmala memeluk ponakannya tersebut lalu sedikit mencium pipi gembul cilia.

      "iyalah aku kan udah gede, udah jadi kakak sulung loh ini" ujar cilia bangga pasalnya ia telah menjadi anak tunggal selama 11 tahun.

      "lu tetep bocah di mata gw" Cilia memalingkan pandangannya ke arah abangnya yang merangkul bahunya. Lalu gabriel yang ada di gendongannya di ambil ahli oleh adik dari mamanya trife.

       Buggh

     Cilia meninju pelan perut abangnya. Hal itu membuat Ramuel mengiris pelan, lalu ia mengcubit kedua pipi chubi milik adiknya tersebut.

        'sok manja banget' gumanan pelan dari seseorang membuat cilia tersenyum kecut. Ya, aku tak akan pernah tenang lagi.

                         ***
 

      Cilia membanting tubuhnya ke atas ranjang empuknya. Ia sangat kelelahan hari ini perjalanan yang cukup jauh ia tempuh.

      Rencananya mungkin malam ini ia akan pergi ke rumah tantenya dan mengunjunggi makam pamannya.

     Tapi tubuhnya terasa remuk dengan perjalanan hari ini. Ia perlahan memejamkan matanya tak terasa kesadarannya sudah berada di alam mimpi.

        "astagaa Lisa kau cantik sekali"

        "gabriel sudah besar ya"

        "haha iyalah udah mau 2 tahun"

         "udah pada makan belum? yok lah makan"

         "gak usah elisa sebentar lagi kami akan pergi ke rumah kak Dena"

          "di mana cilia?"

           "ahh betul cilia di mana? pasti ia sudah sangat besar ya"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 30, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CILIATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang