👑⁞Chapter. 18 : Ingin bertemu

686 116 12
                                    

Meskipun Kitashin terlihat seperti tidak memikirkan apapun, tidak ada yang pernah bisa menebak isi fikirannya.

Kitashin adalah calon penerus utama Kerajaan Sinsuke, dirinya termasuk orang yang sangat mampu jika diibaratkan dengan satu Raja yang memimpin 3 negara sekaligus.

Kepintarannya yang mengalahkan orang terpintar sekalipun sangatlah tidak kebetulan. Pelajaran keras yang ia dapat saat dulu, ternyata sangat berguna juga.

Namun penyesalannya saat itu, benar-benar memang sudah tidak bisa di maafkan. Tapi setidaknya jika dewa dan dewi menghendaki, dirinya sangat ingin sekali bisa bersama dengan adik kesayangannya itu.

Matanya yang terlihat datar dan sayu, melihat ke luar balkon Istana. Sayup-sayup angin menghembuskan rambutnya.

Menikmati angin dunia yang segar, pandangan matanya yang melihat langit biru langsung menoleh kepada surai kuning yang berjalan tepat di bawahnya.

Daun dari pohon beringin yang tumbuh di taman Istana berguguran terhembus oleh angin yang tidak terlalu kencang untuk menerbangkan beberapa helaian daun dan bunga yang sudah renggang dari batangnya.

Suasananya pun berubah seketika.

Kitashin hanya memandangi lelaki bersurai kuning itu, ya Atsumu. Dirinya terlihat seperti membawa beberapa benda dia tangannya. Di bantu oleh Kuroo yang membawa sebagiannya. Sepertinya mereka baru selesai berbelanja di pasar kota.

Tatapan Kitashin yang memandangi Atsumu itu benar-benar sangat tidak bisa di artikan.

Atsumu yang sadar jika dirinya sedang di perhatikan langsung menoleh keatas balkon tepat di ruang kerjanya Pangeran pertama.

Kuroo yang melihat Atsumu begitu linglung kebingungan langsung mengutarakan pertanyaan. "Ada apa? " Tanya nya.

Atsumu langsung menoleh. "Tidak ada, tadi ada nyamuk. " Jawabannya yang benar-benar tidak selaras.

Kuroo yang tidak percaya langsung turut ikut melihat keatas balkon.

Tapi tidak ada siapapun di sana.

Kitashin berbalik. "Bagaimana? Sudah ada persetujuan dari mereka Yukie? " Kata Kitashin seraya melepaskan kedua sarung tangannya.

"Saya sudah memberikan semua suratnya dengan beberapa prajurit. Mungkin sebentar lagi mereka akan membalas surat anda. " Ucap Yukie sembari tersenyum.

"Terimakasih. " Sahutnya.

Kitashin berjalan dan melewati Yukie di depannya, tangannya mengambil suatu benda yang terletak di atas meja samping rak buku.

"Berikan ini kepada tuan tabib. " Ujarnya seraya menyodorkan guci kecil yang atasnya di tutup oleh kain berwarna krem dan diikat oleh pita, juga beberapa daun kering sebagai hiasan dengan warna yang senada.

Yukie hanya melihat benda yang ia pegang di tangannya.

"Sesuai dengan perintah mu. " Sahutnya dengan tersenyum simpul.

****

"Tumben sekali Kenma-san memperbolehkan mu untuk pergi berbelanja bersama ku. "

Kuroo menghelakan nafasnya. "Sebenarnya tidak seperti itu juga. Dia sempat marah-marah kepada ku karena dirinya takut kejadian yang sama akan terulang kembali. " Ujar Kuroo.

"Hahaha lalu? "

"Dia hampir menusuk ku dengan suntikan bius. " Ucap Kuroo sembari membayangkan ekspresi dari Kenma yang melarangnya.

Atsumu tertawa. Dirinya tidak menyangka mereka berdua ternyata mempunyai bakat terpendam melawak dengan begitu baik.

Kuroo menatap Atsumu. Dirinya tersenyum. Apakah humornya memang serendah itu?

My Prince SAKUSAATSUMU:Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang