8

14 0 0
                                    

HAPPY READING

***

Setelah tiga hari pulang dari Bali. Risa merasa tubuhnya sangat pegal. Rasanya ia ingin sekali tidak masuk tapi mamahnya tidak mengizinkan dengan alasan sudah bolos satu hari. Padahal dengan ia membolos sehari pun tidak membuatnya bodoh. Tapi ia  tidak ingin mengambil resiko jadi mau tidak mau harus berangkat sekolah.

"Hai Clar." Seseorang menepuk pundaknya sambil menyapa. Risa pun menoleh lalu tersenyum.

"Hai Bel. Gue kira lo meliburkan diri." Balas Clarisa dengan senyum meledek.

"Mana boleh gue bolos lagi Clar. Yang ada bisa gue digantung dipohon sama bokap." Ujar Abel sambil terkekeh. Semenjak liburan bareng hubungan pertemanan Abel dan Risa menjadi dekat layaknya teman lama. Abel yang terkenal dengan kerecehannya membuat Risa semakin betah berteman dengan Clarice.

"Lo sendiri gak ada niatan cabut? Sebelum bel belum berbunyi."

"Gak diboleh gue sama nyokap. Tapi boleh juga si gue cabut. Thanks ya sarannya."

Risa yang mendapatkan pencerahan dari teman barunya ini pun langsung berbalik arah menuju UKS. Dia memang tidak bolos ke luar sekolah. Tapi bolos beberapa mata pelajaran rasanya tidak masalah.

"Sarap ye emang temen gue." Ujar Abel sambil melihat Clarice berlari menjauh.

Sesampainya Risa di UKS. Ia pun langsung masuk dan untungnya kondisi UKS Cukup sepi dan tidak ada orang. Jadi ia lebih memilih brankar kosong dipojok.

Cklek

Seseorang masuk. Risa bisa melihat dari celah gorden seorang pria masuk dan memilih brankar di samping brankarnya. Namun. Ia tidak peduli dan lebih memilih menutup matanya hingga terlelap.

Dua jam kemudian, suara dari luar UKS mulai terdengar ramai. Risa terbangun dan melihat jam ditangannya. Rasanya kepalanya terasa pusing karena bangun dalam ke adaan terkejut. Karena ia rasa sudah cukup tidurnya, ia pun mendudukan diri lalu melihat melihat gorden penyekat terbuka setengah. Ia melihat seorang pria yang masih terpejam.

"Rayn."

Mata pria itu terbuka lalu menoleh ke arah Risa. Karena tidak ingin berurusan dengan Rayn, Risa pun beranjak untuk keluar dari UKS.

"Sorry." Ujar rayn dengan suara seraknya.

Risa pun langsung menoleh ke arah Rayn yang sudah duduk di atas brankar.

"Gue mau minta maaf Clarice." Risa pun tersenyum miris.

"Untuk apa?"

"Untuk semua kesalahan gue dulu, semua perlakuan kasar yang gue lakukan, dan ucapan kasar yang udah nyakitin lo." Rayn berjalan mendekati Clarice.

"Semua maaf lo udah nggak guna Rayn." Risa pun melangkah untuk meninggalkan Rayn. Namun tangannya tertahan.

"Gue suka sama lo, Clarice." Mata risa membola tidak menyangka.

"Lo gila! Lo lupa gue siapanya Zayn?"

"Engga, gue serius Clarice. Gue sayang sama lo bahkan cinta sama lo."

Clarice tersenyum sinis. "Gue emang suka sama lo bahkan berada di tahap cinta Rayn."

"Tapi itu dulu. Jadi jangan berharap lebih soal perasaan gue sama lo. Karena semua cinta gue udah sepenuhnya milik Zayn."

"Oh ya, soal perjodohan kita lo tenang aja. Gue akan minta nyokap bokap gue untuk membatalkan perjodohan itu."

"Gue gak peduli dengan itu semua Clar. Dan lo ga bisa batalin perjodohan sepihak itu Clarice." Clarice pun menatap kecewa Rayn lalu menghentakkan tangannya dan meninggalkan UKS.

CLARICE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang