Cerita ini mengandung unsur LGBT serta syarat akan muatan konten dewasa.
🔞🔞🔞🔞
Bagaimana bisa semua ini menjadi begitu ambigu bagi Jennie?
Semua nampak abu2, semuanya berjalan sebagaimana mestinya pada awalnya
namun lama kelamaan ketidakjelasan...
Maaf kalau banyak diantara para pembaca yang bingung dengan alurnya. Kalian bacanya yang urut aja ya jangan dibaca pas judulnya 21+ aja. Perjalanannya masih panjang. Banyak rahasia yang belum terjawab. Sabar dulu teman teman mohon dukungannya untuk selalu setia membaca, vote dan komen
Author POV
Pagi hari telah tiba, rose masih meringkuk memeluk lisa dari samping. Lisa yang sudah bangun segera mengambil handphone untuk memberi kabar pada somi agar dia tak perlu datang ke apartemen pagi ini. Tentu saja karena masih ada rose disini, tak mungkin juga lisa mengusir rose setelah merasakan tubuh rose.
"Kau sedang apa lisa?"
"Emm hanya sekedar mengecek email pekerjaan aku takut melewatkan sesuatu hari ini"
Rose yang tak peduli jawaban lisa kembali mengeratkan pelukannya pada lisa.
"Entah kenapa aku sangat nyaman denganmu, padahal kita baru saja bertemu"
"Kurasa karena kau menyukaiku sejak awal,atau di kehidupan sebelumnya kita saling mencintai?"
"Kau bicara omong kosong lagi lisa"
"Haha, pergilah mandi chaeng. Aku akan memanggang roti untuk kita sarapan"
...
Tak lama kemudian chaeng sudah keluar dengan pakaian kebesaran milik lisa. Dia tentu tak mungkin memakai pakaiannya yang kemarin.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Kau tampak imut memakai baju itu"
"Emm ya lisa" rose menunjukkan wajah cemberutnya
"Hei ada apa? Apa ada yang salah denganku?"
"Tidak, aku hanya ingin berkata jujur padamu"
"Ya katakanlah"
"Sebenarnya aku tidak bisa menganggap hubungan kita semalam sebagai pengikat. maksudku kejadian semalam tak bisa secara otomatis menjadikanmu kekasihku"
"Oke, lalu kau ingin mengatakan kemarin sebuah kesalahan dan tak ingin mengulanginya lagi?"
"Bukan begitu, aku menyukaimu termasuk hubungan kita semalam. Hanya saja..."
"Hanya saja apa?"
"Aku sudah memiliki jisoo unnie"
"Maksudmu? Kau berpacaran dengan jisoo unnie?"
"Ne kau benar, mianhe"
"Ah jadi itu masalahnya. Lalu kenapa kau datang padaku semalam?"
"Aku kemarin ada masalah dengan jisoo unnie aku bertengkar dengannya, karena aku cemburu melihat poster dramanya tapi dia tak mengerti justru memarahiku"
"Aku hanya pelarian ternyata" lisa memasang wajah sedih, gadis bule ini memang sangat pandai memainkan psikologi gadis sehingga merasa iba padanya.
"Bukan seperti itu, aku merasa nyaman denganmu sejak pertama kali kita berkenalan. Aku seperti mengenalmu sejak lama dan aku benar menyukaimu hanya saja aku tak bisa menjadi sepasang kekasih denganmu"
