Jangan lupa pencet bintang dan coment!
Aku harap kalian ga menghayati cerita yang ada di cerita ini huehue 💦
***
Entah sudah beberapa kalinya Gita mengembuskan nafas berat sambil memandangi gedung-gedung tinggi menjulang langit didepannya. Rasanya akan lebih menarik berada disini seorang diri daripada harus bergabung dengan teman-temannya yang tengah menikmati pesta malam ini.
Sedikit menyesal, kenapa dia harus memaksakan diri datang kesini. Jika saja tadi dia dirumah saja, mungkin dia tidak akan bertemu dengan mantan kekasihnya waktu Gita SMA dulu. Laki-laki yang menjadi alasannya trauma bukan main soal bentuk tubuhnya.
Arkan, laki-laki itu menghina Gita habis-habisan karena bentuk tubuhnya yang katanya tidak seindah gadis lain. Lucu- alasan putusnya karena ia tidak ingin diajak melakukan sex dengannya malam itu, jelas dia tidak mau, usiannya masih 17 tahun kala itu. Dia belum legal, dia juga tidak berani.
Sejak hari itu, Gita takut menjalin hubungan dengan laki-laki lain. Bukan karena bodoh dan masih mengharapkan Arkan kembali, hanya saja.. perkataan laki-laki itu membuatnya sakit hati dan tidak percaya diri.
Gita mengembuskan nafasnya lagi, menegak botol miras di tangannya yang sempat ia bawa dari dalam, "gua juga mau punya pacar lagi," lirih gadis itu.
"Tapi gimana kalau gua dihina lagi?" Kepalanya sudah mulai pening, namun rupanya dia masih sadar seutuhnya.
Bayang-bayang masalalunya bersama Arkan seakan datang lagi, menghantui dan tidak membiarkan Gita bernafas dengan lega di tempatnya berpijak.
"Kenapa nggak masuk?" tanya seseorang membuat Gita menoleh.
Gita tertawa sarkas, "nggak deh- sebentar lagi gua mau pulang," katanya lalu memutar-mutar pelan botol miras ditangannya.
"Bosen ya?"
Gita mengangguk, sedangkan laki-laki itu langsung bediri di sampingnya, menatap gedung-gedung didepannya sebelum menatap mata Gita, "lo sendiri? Kenapa kesini?"
"Sama, gua juga bosen."
"Seorang Luki Kusuma Putra, bosen sama pesta?" Spontan saja Gita tertawa-tawa, seoalah apa yang baru saja ia dengar adalah hal paling lucu di dunia.
Luki sendiri masih diam, menatap Gita yang belum juga usai tertawa. Senyumnya begitu indah dimata Luki, sejak dulu- sejak mereka masih di bangku SMA. Gita selalu berbeda di matanya.
"Ngapa lo ngeliatin gua kayak gitu?" Gita bersuara saat mendapati Luki menatapnya dengan senyuman lebar dan mata berbinar.
"Gua sampe lupa kapan terakhir kali Lo ketawa kayak gini. Cantik."
Gita bedehem canggung, "i-iyalah, gua kan perempuan."
Keduanya kembali terdiam, sama-sama memandangi gedung didepan mereka dengan pikiran masing-masing. Sama-sama mencari obrolan lain untuk dijadikan bahan selanjutnya agar tidak terlalu membosankan pertemuan keduanya.
Sampai Luki berdehem dengan suara keras, "Git.."
Gita menatap Luki disampingnya, mendongak karena perbedaan mereka yang cukup jauh, "kenapa?"
Luki sempurna menghadap kearah Gita, tatapnya terlihat ragu, sesekali Luki membuang pandangannya pada Gita.
"Kenapa sih, Luke?"
Satu tangan laki-laki itu terulur mengusap rahang Gita dan menetap di sana, menatap gadis itu dalam lalu menarik nafas dlaamy, "having sex sama gua yuk?"
Luki tidak tau, apa ada hal paling gila lagi setelah pertanyaan itu yang keluar dari mulutnya sendiri. Entah keberanian darimana, ia hanya tidak bisa menahannya lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Darkness Think Fangirl - NC-21++ (NCT ot-23)
Fiksi PenggemarORIGINAL FICTION! cerita ini hanya fiksi belaka. Saya harap pembaca bisa lebih bijak dalam menanggapi cerita ini. Sekiranya ada yang merasa terganggu mohon untuk tidak membuka work ini. ⚠️Member NCT hanya visualisasi ⚠️Mature ⚠️21++ ⚠️No children