2

1.6K 208 35
                                    

Kedatangannya bersama dengan Ksatria Hakkai membuat beberapa pelayan yang ada di istana kebingungan karena mereka belum pernah melihat [name] di istana sebelumnya. Tapi Hakkai keburu memerintahkan salah satu pelayan itu untuk membawa [name] ke kamar pelayan dan mengobati lukanya.

Disinilah [name] sekarang, berbalutkan gaun tidur berwarna merah terang sepanjang lutut agar tak menutupi kakinya yang sedang terluka.

Pelayan itu dengan teliti membungkus luka goresan di kaki [name] yang cukup panjang dengan menggunakan kain. Setelah ujung tali disematkan, pelayan itu segera merapikan alat - alat kesehatannya kemudian berpamitan pada [name].

Sekarang [name] bingung harus apa. Ia terjebak di tempat yang baru saja ia ketahui melalui buku cerita yang diberikan secara paksa itu.




"Ah! Buku itu! Apa sih judulnya?!"



Ruangan ini jauh lebih kecil daripada kamarnya, [name] sendiri sebenarnya agak kesulitan bernafas berada di ruangan sempit.

[name] mendudukkan dirinya di atas kasur berkaki kayu dengan matras yang begitu tipis, pantatnya saja sedikit bisa merasakan dasar kayu yang ada dibawahnya.

Ia menggerakkan kakinya tak tenang, ukuran ruangan ini menyiksanya ia jadi tak bisa berpikir. Padahal ia harus mengingat kembali isi buku yang semalam hampir selesai ia baca itu.







"Sial, kenapa aku ketiduran sih? Kan aku jadi gak tau endingnya gimana"




[name] berusaha membentuk skenario yang akan ia berikan sebagai penjelasan nantinya, tapi dadanya bergemuruh, berdetak kencang merasakan sesak yang semakin menjadi - jadi.


Ia akhirnya berdiri, sedikit berlari menuju pintu ruangan agar bisa segera keluar dari sana.



Kenop pintu sudah ia genggam, hanya tinggal menariknya saja. Namun belum ia sempat menarik pintu kamar, seseorang sudah mendorong pintu itu hingga membuat [name] terjatuh ke lantai.






"Ya ampun Nona! Maafkan aku! Harusnya aku mengetuk dahulu!"



Hakkai membantu [name] untuk berdiri. Perempuan itu dengan segera berlari keluar ruangan dan menghirup udara sebanyak - banyaknya.

Ia tak tahu kalau fobianya akan semakin di uji di dunia lain ini.



Kaki perempuan itu melemas, tapi ia tetap mempertahankan tubuhnya agar tidak terjatuh.





"Ma-maafkan aku Nona"


[name] melambai - lambaikan tangannya dengan cepat, memberitahu bahwa hal itu bukan lagi masalah. Ia hanya bersyukur dapat keluar dari ruangan itu.




"Nona, bisa kita keluar sekarang?"


[name] menganggukkan kepalanya. Ia kemudian berjalan mengikuti Hakkai yang mendahuluinya tanpa kata.



Keduanya berjalan keluar dari bagian belakang istana -tempat para pelayan tinggal-, menuju ke bagian samping istana yang merupakan sebuah tanah lapang dengan rerumputan yang tumbuh asri.


Banyak lelaki muda yang [name] lihat sedang berlatih dengan menggunakan pedang atau sedang berkuda. Ia tebak, mereka adalah para ksatria kerajaan.


[name] terus menyapu pandangannya pada pemandangan sekitar sembari mengingat kembali isi buku ajaib itu. Ia ingat betul kalau Ksatria Hakkai ini merupakan adik dari seorang Duchess.





CURSED | Sano Manjirou ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang