Slay - (Taumari)

803 36 0
                                    

Taufan adalah seorang patissier berumur 28 tahun yang memiliki toko kue sendiri. Banyak orang yang mencintai kue buatannya.

Ia selalu membuat kue dengan sepenuh hati dengan harapan setiap orang yang memakannya senang. Ia juga bekerja dengan giat dan ceria tanpa mengeluh.

Suatu hari Gempa, temannya datang ke tokonya. Ia ingin membeli kue ulang tahun untuk istrinya, Ice.

"Selamat siang." Sapa Gempa setelah masuk.

"Ah. Selamat siang, Gempa. Selamat datang di Blue Wonder Bakery. Kamu mau pesen apa?" Tanya Taufan dengan senyum yang senantiasa terukir di bibirnya.

"Aku mau beli kue buat ultah istri aku satu."

"Istri kamu suka kue krim segar ya. Mau bentuk ap—"

Brak!

Benturan pintu yang terkesan kasar karena dibuka terburu-buru mengalihkan perhatian Taufan dan Gempa. Mereka pun menoleh ke arah pria cantik berambut abu-abu yang baru saja masuk kemudian menyerobot Gempa seraya menatap Taufan intens.

"Saya pesen roll cake raspberry sepuluh ya. Diproses secepatnya ya. Atasan saya ini pejabat jadi terlambat itu nggak ditolerir. Ayo cepet."

Taufan mengernyitkan dahi kemudian menatap pria itu tak suka.

"Gini ya. Temen saya kan yang pesen duluan. Kamu jangan main nyerobot aja. Antri dong."

"Apa?!" Pria itu menatap Taufan berang.

"Em, Taufan. Udah, nggak apa-apa kok. Biarin aja duluan." Gempa berusaha menenangkan Taufan.

"Nggak bisa gitu, Gempa. Masalahnya ni orang seenaknya aja nyerobot. Pantes kagak? Emang apa susahnya coba antri."

"Cih, berani-beraninya kamu. Kamu tahu nggak saya ini siapa? Atasan saya pemilik perusahaan pakaian papan atas. Perusahaan yang nggak akan bisa ditandingin toko kacangan kamu ini bahkan meski kamu jualan sampe 100 tahun."

Taufan keluar dari counter dan menghampiri pria itu seraya memegang bahu Gempa.

"Hei, bukan atasan kamu doang yang orang penting. Temen saya ini juga orang penting. Malahan menurut saya dia lebih penting daripada atasan kamu. Temen deketnya owner lho ini. Kalo kamu nggak bisa antri dan nyelak-nyelak temen saya mulu jangan beli di sini. Di tempat lain aja." Taufan menepuk-nepuk bahu Gempa dengan santainya sambil menatap pria itu.

"Wah, besar juga nyali kamu berani ngusir-ngusir. Apa harus saya ajarin gimana cara ngeperlakuin orang yang jabatannya lebih tinggi dari kamu?"

"Boleh, kalo gitu ayo ajarin saya. Saya mau liat." Taufan tersenyum mencibir.

Pria itu hendak memukul Taufan namun Taufan berkelit seraya menyandung kakinya dari belakang hingga ia terjatuh. Namun untungnya Taufan juga menangkapnya.

"Jadi ...." Taufan tersenyum tipis. "Gimana kamu akan ngajarin aku?"

Pria itu terkesiap dengan wajah memerah. Tangannya yang tadinya terkepal untuk dilayangkan pada Taufan juga sudah bertengger di punggung Taufan sedangkan tangan satunya berada di dada Taufan.

"Kenapa diem? Apa ada yang terluka?" Tatapan Taufan yang meneduh juga membuat hati pria itu mulai berdebar.

🍓

Setibanya di ruang Kuputeri, pemilik perusahaan Butterpea Fantasia pria itu menyuguhkan kue yang dibelinya dari toko kue Taufan.

"Silakan menikmati kue ini, nyonya."

"Terima kasih, Maripos."

Setelah memakannya Kuputeri tersenyum puas.

"Enak sekali. Tokonya memang sederhana tapi rasanya begitu royal. Sangat berkualitas." Kuputeri melihat kuenya kemudian kembali menatap Maripos. "Saya sangat suka tapi karena pekerjaan kamu udah banyak sebagai pengawal pribadi saya mungkin saya akan minta anak buah saya yang lain aja untuk ke toko itu lagi."

"Itu nggak perlu, nyonya! Biar saya aja yang ke sana. Mulai hari ini dan seterusnya pun saya sanggup."

Kuputeri terdiam menatap Maripos.

"Ini pertama kalinya kamu keliatan seantusias ini." Kuputeri menutup mulutnya kemudian tersenyum geli. "Apa ada hal yang bagus di sana?"

"Ng ... Nggak ada." Maripos memalingkan pandangannya dengan wajah memerah.

END

BlossomTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang