30. Ar'Gatha

681 23 4
                                    

TYPO BERTEBARAN!!

~ArGatha~

HAPPY READING








Arga membawa Agatha ke suatu tempat. Karena takut gadis itu masuk angin, ia memberikan jaketnya untuk Agatha pakai. Arga membawa motornya dengan kecepatan rata-rata sebab tidak lama lagi matahari akan terbenam.

sekitar sepuluh menit Arga sampai di tempat tujuannya. Agatha langsung turun dari motor Arga. Ia menganga, dia tahu tempat ini. Arga membawanya ke danau. Danau ini adalah tempat dimana Agatha menenangkan pria tampan itu.

Kemudian Arga menggenggam tangan wanita itu untuk duduk ditepi danau. Niatnya mengajak Agatha untuk melihat pemandangan disore hari. Terutama ketika matahari mulai terbenam.

"Pemandangannya lebih indah kalau di liat disore hari," ucap Arga.

"Gue jadi suka tempat ini setelah lo nenangin gue di sini," lanjutnya sambil menyelipkan rambut Agatha yang ditiup angin.

Agatha menoleh, ia menatap Arga yang juga menatapnya. "Kakak gak lupa?"

Arga menggelengkan kepalanya. "Gue gak akan pernah lupa."

"Lo tau gak? Di situ gue hancur banget dan lo orang pertama yang liat gue nangis kayak gitu," ucap Arga.

Agatha tersenyum lebar. "Kakak gak sendiri, ada gue di sini."

Seketika Arga mengusap punggung tangan Agatha. "Makasih udah hadir dihidup gue dan maaf atas sikap gue selama ini. Tapi, Tha, gue masih belum bisa jadiin lo sepenuhnya milik gue. Gue butuh waktu," ucap Arga, detik itu juga ia menundukkan kepalanya.

"Hei, gak apa-apa, kok. Gue akan tetap tungguin Kak Arga sampai kapan pun. It's okay."

Arga membawa Agatha kepelukannya. Sungguh, ia bahagia bisa mengenal gadis itu. Perempuan yang mampu menenangkannya dan mau menunggunya namun, apa Agatha sanggup menunggu waktu itu tiba?

...

Agatha sampai di rumah pukul delapan malam tadi. Wajahnya sangat ceria, tentu saja karena Arga. ia bisa menghabiskan waktunya bersama cowok yang ia suka dan sekarang sedang menikmati cemilannya sambil menonton TV di ruang keluarga.

"Dari mana aja lo?" Tanya Agatha pada Al yang baru saja pulang.

"Kepo amat lu," desis Al.

"Gue nanya, lo dari mana? Ini udah jam berapa lo baru pulang."

"Main," jawab Al.

"Sono makan," suruh Agatha.

"Udah makan di luar gue," jawab Al.

Agatha menganggukkan kepalanya. "Oh, yaudah."

Al langsung pergi namun saat mendengar suara Agatha langkah kakinya terhenti.

"Eh, Bang. Gue mau nanya dong."

Al berbalik menaikan sebelah alisnya. "Apa?"

"Suara gue bagus gak?" Tanya Agatha.

"ENGGAK! LO KALAU NANGIS SUARANYA GEDE APALAGI PAS LO NYANYI LAGU KOREA-KOREA ITU!" jawab Al mengeluarkan seluruh isi hatinya.

"Tega lo Bang sama gue," ucap Agatha.

"Lo tadi nanya, ya, gue jawab, dong," balas Al dan berlalu meninggalkan Agatha.

"Abangggggg!" teriak Agatha tak terima mendengar pengakuan sang Kakak.

Al terkekeh mendengar suara Agatha. Padahal baginya suara Agatha sangat merdu, ia hanya ingin meledeknya.

Agatha mendengus lalu kembali melahap cemilannya. "Awas aja ya lo minjem-minjem laptop gue lagi."

ting tong...

Suara bell rumah berbunyi. Siapa yang bertamu dimalam hari seperti ini. Dengan malas Agatha berjalan dan membuka pintu rumahnya. Ia melihat kedua orang berdiri membelakanginya. Nampaknya Agatha sangat familiar.

"Siapa, ya?" Tanya Agatha

Kedua orang itu pun berbalik dan betapa terkejutnya Agatha melihat Ayah dan Bundanya yang sudah tiba dari luar kota

"Ayah, Bunda, Agatha kangen." Ia langsung berhambur ke pelukan Ayahnya.

"Anak Ayah yang pinter."

"Bunda gak dipeluk, nih?" Goda Lita

Agatha tersenyum lalu beralih memeluk sang Bunda dengan erat. "Bundaaa, Agatha kangen banget tau enggak."

"Bunda juga kangen banget sama kamu," ucapnya.

Agatha melepas pelukannya. "Bunda, Ayah. Masuk, yuk. Bang Al ada di kamarnya, lagi mandi," ajak Agatha.

"Abang kamu baru pulang?" tanya Brama.

Agatha menggeleng-gelengkan kapalanya. "Enggak, kok. Aku sama bang Al dari supermaket." Brama dan Lita menganggukkan kepalanya dan masuk terlebih dahulu.

Agatha menghela nafasnya lega. Terpaksa ia harus membohongi kedua orang tuanya. Ia tak mau Kakaknya kena omel lagi. Agatha tahu Al sangat capek hari ini. Terlihat dari wajahnya lusuhnya.

Al turun dari kamarnya dan melihat kedua orang tuanya sedang bercanda ria bersama Agatha. Ia menghampirinya.

"Kalian kenapa gak bilang sama aku kalau pulangnya hari ini. Biar bisa aku jemput di bandara," ucap Al.

"Biar surprise, dong," ucap sang Bunda.

Al menganggukkan kepalanya. "Bunda sama Ayah istirahat aja dulu. Pasti kalian berdua cape," ucapnya lalu duduk di samping Agatha.

"Tau aja kamu. Yaudah, Bunda sama Ayah istirahat dulu, ya." Lita dan Brama langsung beranjak pergi.

Samar-samar Agatha merasa ada yang aneh terhadap Al. Tidak biasanya ia bersikap seperti ini.

"Bang," panggil Agatha namun Al sama sekali tidak menanggapinya.

Agatha melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Al. "Bang, lo kenapa?"

Lamunan Al seketika buyar. "H-hah? Gue gak kenapa-kenapa," ucap Al, ia beranjak dari duduknya ingin kembali ke kamarnya akan tetapi, tangan Agatha menariknya untuk duduk kembali.

"Lo gak mungkin kayak gini kalau gak ada alasanya," ucap Agatha penuh penekanan. Ia tidak ingin Al menyembunyikan sesuatu padanya.

"Gak semua hal harus gue cerita ke lo, Tha," ujar Al dan berlalu meninggalkan Agatha.

...

Ar'Gatha (selesai✔)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang