Chapter 4 : Shuu

111 20 0
                                    

如果有人花钱在你身上,先别急着感动, 如果有人花时间在你身上,请好好把我

"Bila ada orang yang menghabiskan uangnya untukmu, jangan terharu dulu, Bila ada orang yang menghabiskan waktunya untukmu, genggamlah baik-baik."





Aku tidak yakin sudah berapa hari kami berada di Negeri Es ini. Aku rindu kampung halamanku. Aku rindu Orient. Aku rindu mandi sinar matahari waktu siang dan merasakan semilir angin sejuk di malam hari. Rindu langit biru cerah. Rindu makan kue Lotus buatan Mina, koki Istana Air yang selalu membuat kue kesukaanku itu. Di Nordhalbinsel tidak ada kue Lotus. Kue itu hanya ada di Orient dan hanya bisa dibuat oleh orang Orient yang sudah paham cerita dibalik kue tersebut.

Ada cerita menarik mengenai kue Lotus yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu. Orang-orang Orient percaya bahwa leluhur kami adalah keturunan naga. Hal itu berasal dari dongeng Putri Yue. Atau bagi orang-orang suku Han, Putri Yeon. Sedangkan di suku Ilbon, Kaze mengatakan mereka mengenalnya sebagai Putri Yukari. Cerita itu sudah berumur ratusan tahun sehingga semua teks kuno diragukan keabsahannya. Tapi karena aku berasal dari suku Jung, aku mengenalnya dengan nama Putri Yue. Putri Yue adalah putri ke sembilan belas Kaisar Orient. Kecantikannya terkenal hingga ke seluruh dunia. Di hari perayaan kedewasaannya, semua Raja, pangeran dan bangsawan dari seluruh dunia pergi ke Orient untuk mulai mengajukan lamaran terhadap Putri Yue.

Seorang bangsawan memberinya sebuah gunung di negaranya. Putri Yue menolak lamaran dari bangsawan itu. "Aku tidak membutuhkan gunung. Kakiku terlalu kurus dan lemah, aku tidak akan bisa mendakinya."

Lalu seorang pangeran memberinya emas, permata, hasil bumi, dan sutra. Barang-barang termewah dari kerajaannya. Putri Yue menolaknya. "Aku sudah memiliki semua itu. Dan sementara kau mengumpulkan semua itu untukku yang mana adalah seorang Putri dari negara lain, rakyatmu yang kau perintahkan untuk mengumpulkan semua kekayaan itu justru hidup menderita dan kelaparan. Lebih baik kau bagi-bagikan semua kekayaan itu untuk rakyatmu."

Seorang Raja dari negeri tetangga memberinya Istana. Putri Yue murka dan menolak lamaran itu langsung sebelum Sang Raja mengucapkan apa pun. "Kau merendahkan Kaisar dengan memberi Putri Kaisar sebuah istana! Aku sudah punya banyak!"

Hingga akhirnya, seorang pemuda biasa datang. Jika dilihat dari pakaiannya yang teramat sederhana, pemuda itu bukan seorang bangsawan, bukan pangeran dan bukan Raja. Dia hanya membawa sepiring kue yang masih hangat. Putri Yue mencicipi kue itu dan langsung menyukai kue itu pada gigitan pertama.

"Siapa kau?" Tanya Putri Yue.

Pemuda itu usianya mungkin sama dengan Sang Putri. Kulitnya seputih salju. Rambutnya hitam bagaikan malam. Anak seorang tukang kue. Pikir Sang Putri saat itu.

"Sebelum saya memperkenalkan diri, saya harus menanyakan satu hal pada Yang Mulia. Apakah Yang Mulia tahu kue itu terbuat dari apa? Jika Yang Mulia bisa menjawabnya, maka saya akan menjawab pertanyaan Anda. Saya juga akan menyerahkan semua kue ini, semua bahan kue ini sebanyak yang Anda inginkan, beserta resepnya dan saya tidak akan pernah membuat kue itu lagi. Tapi jika Anda tidak bisa menjawab, Anda harus bersedia menikah dengan saya dan kita bisa menikmati kue itu bersama-sama untuk seterusnya." Kata pemuda itu.

"Betapa lancangnya! Kau hanya boleh menjawab—" Perkataan salah satu dayang Putri Yue langsung terhenti karena isyarat dari Sang Putri.

Putri Yue tampak berpikir. Lama dia terdiam dan termenung. Dia menggigit kue itu lagi, menerka-nerka bahan kue tersebut hanya mengandalkan indra perasa dan indra penciumannya. "Saya diberi kesempatan menjawab berapa kali?" Tanya Sang Putri kemudian.

Lotus of East PalaceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang