11

8 0 0
                                    

Happy Reading

***

Seorang gadis berwajah penuh luka dengan tangan yang diperban membuat dirinya tidak sadarkan diri dikarenakan kecelakaan yang menimpanya. Tentunya membuat kedua orang tua dan teman-teman yang mendengar hal tersebut tidak menyangka. Terlebih pas masih disekolah gadis ini masih nyanyi-nyanyi dengan wajah yang bahagia. Namun, beberapa jam kemudian gadis ini harus dikabarkan kecelakaan dan terbaring di rumah sakit dengan keadaan yang cukup parah.

"Gimana, lo udah hubungin nyokap bokapnya Zayn sama Risa?" Tanya Vino yang masih shock mendengar sahabatnya kecelakaan. Namun, ia masih berusaha tenang agar tidak memperumit keadaan.

"Udah, cuma mereka lagi dalam perjalanan kesini. Mereka gak langsung dateng hari ini karena gak dapet tiket pesawat." Ujar Rayn.

Abel menenangkan Vino, "tenang ya, mereka pasti baik-baik aja."

"Trus gimana keadaan Zayn?" Tanya Axel.

" Dia ada dikamar inap, kondisinya gak terlalu parah. Tinggal nunggu siuman aja."

"Gua masih engga nyangka kejadian ini bakal terjadi cepet banget. Tadi siang kita baru aja happy-happy. Sekarang dapet berita yang kaya gini rasanya kayak mimpi." Ujar Axel.

"Yaudah mending kita doain mereka aja supaya cepet pulih. Oh iya kalo kalian mau pulang, pulang aja. Kasian pasti lo semua pada cape. Udah larut juga. Zayn sama Clarice biar gue yang jaga." Ujar Rayn kepada sahabatnya.

Di rumah sakit yang menjenguk keadaan Zayn dan Clarice baru ketiga sahabat Zayn dan Abel. Mereka baru dapet kabar malam. Tentunya mereka shock mendengar kabar yang memilukan ini. Dengan cepat mereka pun langsung pergi ke rumah sakit untuk melihat keadaan sahabatnya

"Engga, gue disini nemenin lo. Kasian kalo lo doang yang jagain." Axel pun mengangguk menyetujui ucapan Vino.

"Lo mending balik aja Vin sekalian anterin Abel. Kasian udah malem juga. Besok aja lo kesini lagi." Ujar Rayn sambil menepuk punggung Vino. Vino dengan berat hati menyetujui.

"Yaudah kita balik ya." Pamit Vino.

"Kalo ada apa-apa kalian jangan lupa kabar-kabar." Ujar Abel.

"Okee. Nanti gue kabarin lagi." Ujar Rayn.

Setelah kepergian Vino dan Abel, Zayn dan Axel pun memasuki ruang rawat milik Zayn dan Clarice. Ruangan Zayn dan Clarice memang dijadikan satu karena keterbatasan ruangan. Dan juga supaya mempermudah penjagaan setidaknya untuk malam ini.

Rayn menatap sendu wajah Clarice dengan mata terpejam dan bibir yang pucat. Sungguh menyesakkan, melihat orang yang disukainya tidak sadarkan diri dengan keadaan luka yang parah.

Keadaan pun sepi dan hanya suara EKG menemani keheningan. Rayn dan Axel lebih memilih untuk duduk disofa yang memang tersedia.

Jari seorang pria perlahan bergerak. Ia mulai mengerjapkan matanya perlahan dan menyesuaikan cahaya kamar. Ia menyadari bahwa dirinya sedang ada dirumah sakit. Lalu ia melihat dari kejauhan dua pria yakni sahabatnya sedang tertidur di sofa.

Lalu ia beralih ke kanan dimana seorang gadis yang menggunakan bantuan pernafasan. Dia adalah Clarice. Ia bangun dari brankarnya lalu berjalan ke arah brankar gadisnya.

"Sayang." Lirih Zayn melihat keadaan Clarice.

Zayn menggenggam tangan Clarice dan mengelusnya dengan lembut. Ia juga mengelus lembut kepala Clarice.

"Cepet bangun sayang." Ujar Zayn lalu mencium kening Clarice dengan lembut.

"Zayn. Lo udah sadar." Panggil Axel yang berjalan ke arahnya.

CLARICE (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang