satu - The Man

2.2K 388 166
                                    

Datang kemari. Cepat. Tidak pakai lama.

Sebuah pesan singkat, padat dan jelas muncul di layar. Ponselnya berkedip satu kali sebelum memudar dan Sakura terburu-buru meraihnya, membaca pesan dan kembali membantingnya ke atas ranjang tanpa peduli.

"Sial, aku butuh tidur."

Sekarang.

Lagi, pesan masuk tanpa basa-basi. Sakura merengut kesal dari atas bantal, mengembuskan napas kasar dan terburu-buru mengetik pesan balasan. Hanya ada makian dan emotikon jari tengah agar perempuan tidak tahu diri di sana menghargai waktu luangnya.

Aku punya penawaran bagus untukmu.

Untuk kasus yang ini, Ino Yamanaka memang tidak pernah mengecewakan dirinya. Jadi, Sakura tergerak memindahkan bokongnya dari ranjang ke sofa, meluruskan kaki dan mengetik balasan.

Ino tidak membalasnya dan malah membuatnya meradang karena wanita itu malah mengirimkan pesan singkat berisi alamat sebuah kafe ternama. Tanpa pikir panjang Sakura pergi, bersiap-siap setelah mandi dan pergi dari apartemennya untuk meluncur.

Lima belas menit perjalanan ditambah macet panjang membuat energinya terkuras. Jujur, sekarang dirinya butuh segelas es kopi susu dingin dalam ukuran besar. Ino cukup cerdik membawanya ke kafe penjual kopi dan camilan unik alias tidak terlalu mahal.

"Aku tidak suka mendengar bualan omong kosongmu. Jangan macam-macam kau denganku, bayi Godzilla."

Sakura membeku, menarik napas panjang dan membuangnya pasrah. Ada Kairo di sana, duduk sembari menuding Ino dengan mulut penuh makanan. Sementara si pelaku hanya bergoyang mengejek, sama sekali tidak peduli.

"Kau menyeret Sakura ke dalam masalahmu lagi, kugorok lehermu."

"Kalau saja kau berani."

"—dengan pisau mainan," tambahnya dengan dengusan keras.

Ino hanya melempar seringai dan menjitak pria itu cukup keras. Kemudian melambai, menatap Sakura dengan teramat antusias saat meminta sahabat baiknya duduk.

"Kau seperti perempuan kurang belaian. Wajah suntuk, bibir menekuk ke bawah. Kenapa? Tanpa ayang?"

"Apa? Kenapa kalian bertengkar? Kairo membuat masalah?" tanya Sakura malas. Pertikaian di antara dua bayi ular ini tidak akan pernah menemukan kata usai. "Kenapa lagi denganmu?"

"Dia memintamu datang ke sebuah tempat, restoran bintang lima, kemudian tidur dengan seorang pria di kamar suite terbaik."

"Kau menjual dirimu lagi?" Sakura bertanya bosan.

"Demi Tuhan, bukan aku. Ini ide ibuku. Dia tidak waras. Serius, usia putrinya baru dua puluh delapan tahun tetapi dianggap sudah delapan puluh dua olehnya. Aku pusing."

"Aku tidak memintanya tidur dengan pria lain, dasar pria bermulut ember." Ino menepis tangan Kairo yang kotor agar tidak mencemari lengan kemejanya. "Singkirkan dosa itu dari lenganku."

"Kau menceburkan Sakura ke dalam masalah lagi? Sialan, siapa yang akan membereskan kekacauan itu nanti? Dasar budak cinta egois!"

Kairo, yang notabene membela Sakura garis keras tidak terima jika sahabat sekaligus anak buahnya terseret masalah lain lagi. Hanya karena permintaan konyol seorang Ino berulang kali, Sakura harus menerima konsekuensi berdiri di tepi jurang sebelum terjun bebas.

ENCHANTEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang