Friends Forever

45 7 0
                                    

"Hyung, waktu istirahat nanti hyung mau makan enggak ?" Tanya Jaehyun

Doyoung menggeleng

"Ouh kalau begitu nanti hyung ketemu aku di taman belakang ya. Ada yang aku mau bicarain sama hyung"

"Kamu enggak mau makan istirahat nanti ?"

"Enggak"

Lagi ii Doyoung mengangguk

・・・・・

Di taman belakang

"Hmm jadi sekarang apa yang kamu bicarain sama hyung"

"Aku ada satu pertanyaan buat hyung. Hyung harus jawab dengan jujur"

"Aku liat hyung semalam di kedai runcit. Hyung lagi ngapain kerja di sana ? Apa hyung butuh uang, hmmm ?"

"Enggak kok. Hyung enggak butuh uang"

Bohong. Doyoung bohong. Dia sebenarnya benar ii butuhkan uang ketika ini. Cuma aja dia enggak mau minta tolong sama teman-temannya yang lain. Dia tidak mau menyusahkan teman-temannya.

Mereka sentiasa ada ketika Doyoung memerlukan. Sentiasa ada di jatuh bangunnya. Baginya itu semua sudah lebih dari cukup.

"Hyung bekerja di kedai runcit kerna mau nyari uang tambahan. Itu saja kok. Kamu jangan khawatir ya. Hyung baik ii aja"

Kata Doyoung sambil mempamerkan senyumannya yang sangat manis pada pandangan mata Jaehyun.

"Hyung yakin enggak butuh uang ? Kalau hyung butuh uang, hyung bilang aja sama aku. Lagian mama sama papa udah anggap hyung seperti anak mereka kok. Enggak usah malu-malu. Bilang aja sama aku kalau hyung mau apa-apa ya"

Percakapan Jaehyun itu dibalas dengan anggukan Doyoung.

Mereka kemudian kembali ke kelas untuk melanjutkan pelajaran yang masih berbaki.

"Ada yang di sini namanya Kim Doyoung ?"

"Saya pak" Doyoung mengangkat tangannya.

"Habes kuliah kamu ketemu saya sebentar ya"

"Baik pak"

・・・・・

CEKLEK

Doyoung membuka pintu kamar gurunya.

"Ouh Doyoung. Duduk di sini yah"
Kata pak gurunya. Mengarahkan Doyoung untuk duduk di kerusi yang ada di hadapannya.

Doyoung pun segera duduk seperti apa yang diberitahu oleh pak guru.

"Jadi begini yah. Pak guru mau kamu jelasin biaya kuliah kamu untuk tahun ini. Kalau bisa secepat yang mungkin. Selewat-lewatnya hujung bulan ini. Kamu mengerti kan sama omongan saya ?"

Doyoung mengangguk

"Saya mengerti pak"

"Bagus. Kalau gitu kamu udah bisa pulang ya"

"Terima kasih" Doyoung membongkokkan badannya Dan berjalan keluar dari kamar pak gurunya itu.

Doyoung berjalan lesu. Dari mana dia bisa mendapatkan uang untuk menjelaskan biaya kuliahnya yang dia sendiri tau jumlahnya bukanlah sedikit.

Uang gaji yang dia dapat pun masih enggak bisa membayar biaya kuliahnya itu. Bahkan uang gajinya selama setahun bekerja juga belum tentu cukup.

Uang sakunya sehari-hari aja dia bergantung dengan uang yang dia dapat ketika bekerja. Itupun masih juga tidak mencukupi. Bagaimana pula dengan bayaran biaya. Jelas ii Doyoung tidak mempunyai uang yang secukupnya.

SEMESTA  ❥  Doyoung Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang