Chapter 11

303 45 2
                                    

Sore itu (y/n) pulang dengan hati yang berbunga-bunga. Ibunya yang melihat anaknya terus mengumbar senyum membuatnya penasaran. Alasan anaknya berbahagia karena apa? Apa bahagia karena sudah menghabiskan waktu bersama teman-temannya. Padahal tadi saat berangkat anaknya tidak begitu niat.

"Tadaima!!!" seru (y/n). Mencari sang ibu yang berada di dapur.

"Okaeri ... sudah pulang?"

Sang anak mengangguk dan mendudukkan diri dimeja makan.

"Oka-san, mau ku bantuin masak?" tawar (y/n). Masih dengan senyum cerah di wajahnya.

"Oka-san bisa sendiri. Lebih baik kamu mandi dulu." saran sang ibu. (y/n) lantas setuju.

"Kalau gitu (y/n) mandi dulu ya."

"Iya sana."

°°°

(Y/n) tersenyum menatapi diri di depan cermin. Rasanya hari ini adalah hari membahagiakan dari pada hari-hari kemarin. Rasa galaunya seolah terbayarkan dengan pengakuan Tsukishima yang ternyata juga jatuh cinta padanya.

Ia tidak menyangka pemuda itu bahkan mau repot-repot menyusulnya karena cemburu.

Tiba-tiba saja pipinya terasa panas. Tsukishima dalam mode cemburu terlihat sangat tampan. Sifatnya sinis yang bertambah membuat (y/n) malah semakin menyukai pemuda itu. Baiklah, apa dia seorang mesokis sekarang?

(Y/n) menggeleng-gelengkan kepalanya. Bukan! Dia bukan seorang mesokis. Dia menepis, dan membuat pendapat jika menyukai Tsukishima apa adanya. Makanya dia tidak masalah Tsukishima semakin sinis namun tetap menjaganya.

Tapi Tsukishima yang lemah lembut membuatnya semakin luluh.

Dia menyukai cara Tsukishima yang memeluknya dengan lembut. Tubuhnya yang tinggi membuat (y/n) meras aman berada di dekatnya. Apa lagi saat Tsukishima mencuri ciuman pertamanya. Ia tidak merasa trauma karena Tsukishima melakukannya dengan lembut dan perlahan.

Malahan. (Y/n) merasa ingin melakukannya lagi.

"Sudah Oka-san duga ada sesuatu yang terjadi dengan mu?"

(Y/n) terlonjak saat menyadari sang ibu yang kini tengah bersender dengan tangan bersedekap di pintu kamar.

"Apa kau tidak mau membagi kebahagiaan mu dengan Oka-san, hmm?" tanya ibunya yang sejak tadi memperhatikan anaknya terus memegangi bibir.

"Oka-san!!!" (Y/n) menggembungkan kedua pipinya. Malu tertangkap basah dengan sang ibu.

"Kenapa? Bukankah kau selalu bercerita pada Oka-san." Wanita itu berjalan ke arah sang anak yang masih duduk di depan meja riasnya.

Senyumnya mengatakan jika tidak masalah untuk (y/n) jika tidak mau berbagi. Ibunya tidak memaksa. Hanya saja sebagai seorang ibu dia harus menjaga anaknya.

(Y/n) tersenyum. Menikmati elusan tangan sang ibu di kepalanya.

"Ano nee, Oka-san ... sebenarnya aku sudah berpacaran dengan Tsukishima." (Y/n) mendongkak dengan wajah yang memerah.

Ibunya yang melihat itu semakin gemas. Tidak sabar memberitahu hal ini kepada sang suami. Entah ekspresi seperti apa yang akan terlihat di wajah ayahnya (y/n) jika mendengar anaknya sudah memiliki pacar.

"Bagaimana bisa?"

"Dia mengatakan jika juga mencintai ku. Tsukishima juga terlihat cemburu saat aku berada berduaan dengan Kuroo-san. Tapi Tsukishima awalnya tidak ingin mengaku sebelum ku ancam."

"Bukankah itu pemaksaan, (y/n)?"

"Dia juga sering memaksa ku, Oka-san. Jadi biarkan saja. Tsukishima tipe laki-laki yang tidak akan berkata terus terang jika tidak di paksa."

𝐏𝐫𝐢𝐜𝐞𝐥𝐞𝐬𝐬 // [ᴛꜱᴜᴋɪꜱʜɪᴍᴀ ᴋᴇɪ x ʀᴇᴀᴅᴇʀ] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang