Malam menunjukkan pukul 1 malam saat aku terbangun dari tidurku . kulihat pantulan setengah badanku yang terbalut gaun malam berwarna biru laut di cermin , begitu kurus dan terlihat dengan jelas , lingkaran hitam di bawah mataku . sudah hampir semingguan ini , aku sulit untuk memejamkan mata dan tertidur karna mimpi-mimpi yang terus menghantuiku , mimpi tentang keluargaku dan seluruh kenangan bersama mereka yang dengan mudahnya terhapus karna transformasiku menjadi seorang vampire . perlahan – lahan aku turun dari tempat tidur dan melangkah menuju kamar mandi . kubasuh wajahku dengan air dingin hinga benar-benar tersadar .
“ kenapa nona sudah bangun ? adakah sesuatu hal yang mengganggu pikiran nona ? “ tanya sebuah suara dari balik punggungku . suara yang sudah hampir 100 tahun menemaniku dengan setia .
“ aku terbangun karna suatu hal yang sedikit menggangguku dan aku tidak bisa kembali memejamkan mata . darimana kamu , victor ?? “ tanyaku padanya , pengawal sekaligus pelayan setiaku .
“baru saja saya berpatroli di sekitar asrama karna malam ini adalah jadwal saya , nona . “ jawab victor penuh hormat . Victor Hopkins sudah lama menjadi pengawalku sejak aku berubah menjadi vampire , 100 tahun yang lalu . sebenarnya , victor adalah pengawal keluarga karna dulu kami adalah salah satu anggota kerajaan Perancis tapi karna kejadian malam itu , kejadian dimana aku dan seluruh keluargaku menjadi vampire , victor membawaku pergi dan mengasingkanku di suatu tempat selama hampir 50 tahun . saat aku menjadi manusia , aku tak tahu bahwa victor adalah seorang vampire , namun setelah kejadian malam itu , saat dia melawan para vampire yang merubahku , aku pun tahu bahwa dia adalah seorang vampire level B . setelah aku dan victor berkelana , akhirnya dia membawaku ke sebuah asrama para vampire di suatu kota bernama Indiga , kota di bagian utara Rusia . ternyata bukan aku saja yang berubah menjadi vampire tapi teman – teman baruku juga sama denganku . mereka berasal dari manusia yang dirubah secara paksa oleh vampire – vampire tak bertanggung jawab . ngomong – ngomong soal victor , dia berasal dari Triesta , salah satu kota di Italia . victor memiliki rambut lurus seleher berwarna hitam legam , sedangkan matanya berwarna keemasan . dia memiliki tinggi sekitar 187 cm dan mempunyai tanda lingkaran berlambang burung elang di lengan kirinya . badannya tak terlalu kurus tapi juga tak terlalu besar , namun kekar dan 6 pack . victor sudah berumur ratusan tahun namun dia masih terlihat seperti seorang pria remaja berusia 22 tahun .
“ nona , lebih baik anda kembali tidur , ini masih pukul 2 malam . “ kata victor saat melihatku masih terduduk di tempat tidur .
“ aku sudah tidak mengantuk lagi , victor . aku juga takut untuk kembali terlelap karna mimpi buruk itu lagi . “ jawabku sambil memainkan jemariku yang putih pucat itu .
“ apa aku perlu membantu nona untuk kembali terlelap dan mengontrol mimpi nona ? “ tanya victor tapi aku menggeleng dan memelorotkan badanku menjadi posisi tidur .
“ tidak perlu victor . nanti juga aku akan tidur dengan sendirinya . terima kasih . “ tolakku padanya .
“ baiklah kalau begitu . saya akan tetap disini dan menjaga nona . “ kata victor dari dalam kamar mandiku yang gelap .
“ apa aku tak mengganggu patrolimu , apabila kamu menjagaku disini ? “ tanyaku sungkan .
“ tugas patroli sudah diambil alih oleh Daniel dan Alois , jadi sekarang saya bisa menemani nona sampai besok pagi . “ jawabnya . aku hanya mengangguk , tak tahu apakah dia tahu dengan anggukanku atau tidak . semenit kemudian , kamarku kembali sunyi , hanya suara angin dan napasku lah yang terdegar oleh telingaku . semenjak victor menjaga dan merawatku , dia membuat sebuah tali penghubung tak kasat mata antara dia dan aku . tali itu adalah darah kami berdua . dalam masa pengungsian , kami saling membantu satu sama lain . saat aku haus dan tak bisa menahan , victor dengan sukarela memberikan leher atau tangannya untuk kuhisap darahnya , begitu juga sebaliknya . jadi dimanapun kami terpisah , kami bisa tahu dimana keberadaan satu sama lain . keesokan paginya , sekita pukul 8 pagi , saat aku akan berjalan menuju aula untuk sarapan , kulihat salah satu temanku duduk dan sarapan sendiri .