Delapanbelas

1.8K 328 12
                                    

Latihan Dimulai, Remaja Jompo Tidak Disarankan

Haruto dan Jeongwoo kembali ke ruangan disambut dua orang berseragam cokelat yang sama dengan dua kakak tadi. Yang ini sih jauh lebih tua dan lebih senior. Semua orang dengan wajah kucel baru bangun tidurnya berdiri tegak kayak habis dibentak.

"Kalian dari mana?" tanya salah satu orang itu. Suaranya keras dan tegas.

"Habis dari toilet kak," jawab Jeongwoo sopan.

"Ya. Sana baris di belakang."

Dua kakak yang di depan langsung berdiri tegak lagi. Yang lebih tinggi berdeham sebentar lalu membuka suara. "Baris satu-satu ke belakang yang rapi. Jalan jangan berisik, kita mau makan."

Anjay. Dapet makan? Ini jadi diculik ga sih sebenernya? Kok bisa sampe ada makan segala? Budget nya lumayan juga dong kasih makan banyak anak-anak begini.

Jadi ini konsepnya pelatihan masuk militer biasa tapi bedanya ini terpaksa, tiba-tiba dan tanpa persiapan mental pesertanya. Haruto yakin teman-temannya bakal kaget berat. Satu hari latihan badan langsung remuk kayak diinjek t-rex.

Teman-teman sekelasnya patuh jalan di belakang kakak berseragam itu. Kalo Haruto teliti dan kira-kira, kayaknya mereka punya pangkat di sini. Bet di pundaknya ada dua garis sedangkan dua kakak yang nganterin mereka ke toilet itu cuma punya satu garis di bet nya. Tapi tanda nama atau informasi lain ga ada. Sengaja biar rahasia kali ya.

Sesampainya di kantin murid-murid langsung baris ngambil makanan. Ini mah biasa kayak di sekolah. Makanannya kurang enak sih menurut Haruto tapi okelah daripada perut kosong ga ada isi gitu. Yang paling penting itu porsinya ga pelit. Bukan tiga buah nasi bola-bola tapi beneran satu porsi makan siang yang mereka biasa dapet di sekolah. Ada nasi dan dua lauk. Bahkan bisa minta sup kalau mau. Gizi tercukupi ini mah. Lebih dari cukup untuk ukuran diculik.

Jeongwoo dan Haruto duduk bersebelahan. Mereka berdua makan dengan lahap karena dari kemaren belum makan hiks laper.

Jujur untuk ukuran penculikan... makanannya enak sih. Ga se-neraka itu lah kecuali kamar tidur mereka yang dingin tanpa kasur dan ya pastinya kekhawatiran orang tua yang muncul karena peristiwa ini. Ya kalo orang tua ga diberi tahu minimal Kak Jihoon lah. Pasti dia lagi bingung cari cara nemuin murid-murid yang mendadak hilang dari sekolah secara serempak.

Setelah makan waktunya mandi. Mandi yang ga guna karena pada akhirnya kereka latihan merayap di tanah merah. Jeongwoo dan Haruto berusaha menunduk serendah mungkin, ngeri bro atasnya langsung dipasang kawat duri. Biasanya mah orang tali dulu ini langsung kawat duri. Kasihan siswa lain kena culture shock.

Haruto sudah menyelesaikan rintangannya jadi ia menunggu sambil melihat ke peserta selanjutnya, rombongannya Jeongwoo. Tiga orang temannya lambat seperti siput. Mungkin daripada lambat mereka lebih ke hati-hati dan takut. Namanya juga terpaksa diseret kesini, mereka pasti ga tau kan bakal disuruh beginian. Sedangkan Jeongwoo, wih dia mah keren, maju terus tanpa terlalu musingin kawat duri diatas badannya. Walaupun begitu Jeongwoo tetap hati-hati dan agak lambat. Kayaknya sengaja deh, merendah supaya ga dicurigain. Atau biar ga keliatan menonjol.

Setelah ini latihan, latihan, latihan terus tanpa dikasih tau buat apa. Udah main culik, dibikin bingung, dipaksa latihan sampe badan remuk, untung masih dikasi makan tiga kali sehari. Agak menyelamatkan lah. Tapi tetep sih penasaran ampun-ampun apalagi buat si detektif gadungan Jeongwoo dan Haruto. Jiwa ingin tahunya gede banget.

Waktu istirahat sejam ini dipake Jeongwoo dan Haruto untuk leha-leha di menara tinggi ga jauh dari pagar luar bangunan ini. Entah buat apa ya menara ini mungkin buat mantau sekitar kali ya. Bentuknya kayak mercusuar tapi kotak. Tangganya ga langsung melingkar kayak yang mercusuar itu jadi agak ga serem. Ga terlalu curam juga.

Kupu-Kupu Biru  || hajeongwoo/jeongharu ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang