At The Real

3.1K 208 8
                                    

Selamat tambah umur untukku!

Halooo, ada yang kangenn? hihihiii

Note: Ini cerita hard content, banyak kata kasar, kata vulgar.

So, yang sekiranya tidak cocok, mending gak usah baca.

Dor dor dor!

Suara tembakan itu tak terdengar menggelegar karena menggunakan peredam suara. Pistol dengan moncong panjang itu segera masuk ke dalam sarungnya setelah target tergeletak tak bernyawa.

Salah seorang rekan penembak hanya bersandar sambil bersedekap tangan di depan dada. Memperhatikan rekannya mengeksekusi target yang seharusnya bagiannya.

"Ayo pulang. Biar Hoseok yang membereskan kekacauan ini," ucap si penembak.

"Ah sayang sekali kau langsung membunuhnya. Padahal aku masih ingin bermain-main dengannya," ucap pria dengan piercing di alis itu. Si penembak yang terihat sangat dingin itu mendadak menghentikan langkahnya. Lalu berbalik menghadap pria yang kini ada di belakangnya itu.

Menarik pistol itu dan mengacungkan ke hadapan rekannya.

"Jungkook! Kau mau mati sekarang atau nanti?" sarkas pria yang bernama Jimin itu.
Jungkook langsung menyentuh moncong pistol dan berharap Jimin menurunkan senjatanya.

"Atau kau mau asetmu itu pecah?" Jimin kini menodongkan pistolnya ke arah kemaluan Jungkook.

"Wow Ji, jangan sembarangan. Kau memangnya mau kehilangan kenikmatanmu?"

"Berengsek!" Jimin langsung berpaling dan meninggalkan dengan kesal. Jungkook hanya terkekeh.


Jimin dan Jungkook duduk saling berjauhan. Bukan Jungkook yang mau, tapi Jimin yang sengaja menjauh.
Seorang pria lain dengan penampilan yang hampir sama dengan keduanya pun menghela nafas dalam.

"Aku senang jika pengacau itu sudah lenyap. Aku tak mau dia mengacaukan bisnis bos. Tapi--" pria itu kembali menarik nafas.

"Aku tidak menyukai sikap kalian ini. Jimin ada apa? Kau murung, ah bukan. Kau terlihat kesal. wajahmu tak semanis biasanya,"

"Jin hyung..aku lelah. Aku istirahat dulu ya--"

Jimin tak menjawab pertanyaan pria yang sudah dia anggap keluarga itu. Justru dia pamit untuk segera masuk ke kamarnya.

"Hmm baiklah. Hari ini cukup untukmu Ji, kau bisa beristirahat. Jika ada pengacau lagi, biar dibereskan yang lain," jawab pria bernama Jin itu.

"Thanks hyung," Jimin langsung tersenyum manis padanya. Bahkan dia tak sedikitpun menghiraukan Jungkook yang juga ada di antara mereka.

Setelah memastikan Jimin benar-benar masuk ke dalam kamarnya, Jin mulai membuka suaranya.

"Kalian kenapa?" pertanyaan itu diiringi tatapan tajam ke Jungkook.

"Dia marah hyung.." jawab Jungkook. Jin mengernyitkan kening menanti jawaban lain.

"Aku tadi menggoda pengacau itu. Hanya sedikit sentuhan, tapi Jimin memergokinya--" Jungkook mengerucutkan bibirnya.

Jin menggelengkan kepalanya, tak habis pikir dengan hubungan yang terlalu abu-abu antara kedua orang terdekatnya itu.

"Apa kau selalu begitu dengan targetmu? Pantas saja Jimin kesal. Bahkan tadi Hoseok bilang jika luka tembak banyak sekali, Jimin juga melubangi kepalanya--"
Jungkook hanya cemberut.

"Tapi, bukannya dia adalah bagianku? Kenapa Jimin menyusul?" protes Jungkook.

"Karena kau terlalu lama. Yang lain sudah mulai bergerak. Jika kau ketahuan, akan sangat berbahaya--"
Jungkook hanya pasrah dengan ucapan kakak tertuanya itu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kumpulan Oneshoot / Cerita Pendek KookminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang