Ini cerita tentang aku dan sahabat kecilku Agrasa, di waktu umur 7 tahun Agrasa di titip kan kepada mamah ku sebelum orang tuanya pergi ke Hongkong, namun tidak kunjung kembali untuk menemui Agrasa, dan sejak saat itu mamahku menganggap Agrasa menjadi anak kandungnya, atau bisa di sebut sebagai kembaran ku.
Oh iya.. aku Narasa, anak tunggal dari orang tua ku, begitu juga dengan Agrasa. Nama asliku Nara athenia dan nama asli Agrasa adalah Agra masdianjar, tapi mamahku menciptakan nama Narasa dan Agrasa agar kami terlihat bersaudara.
Dulu aku menganggap Agrasa memang sebagai kakak kandungku, dan Agrasa pun begitu, menganggap aku sebagai adik kandungnya.
10 tahun berlalu, umurku dan Agrasa sudah 17 tahun, kami duduk di kelas 3 SMA, dan sebenarnya aku sudah menyimpan rasa pada Agrasa di waktu kami duduk di bangku SMP. "bagaimana bisa? Dia kakak mu, dan kamu juga menganggap nya seperti itu?" Ya.. aku sudah menganggap dia kakak kandungku sejak kecil, tapi tidak lagi setelah aku mengetahui semuanya.
Pada saat kami kelas 2 SMP, ada sepasang paruh baya datang ke sekolah kami untuk menjemput ku dan Agrasa, aku tidak mengenalnya begitupun Agrasa, aku takut, tapi mereka bilang bahwa mereka mengenal mamahku, "heyy aku bukan anak kecil yang gampang di rayu dengan buayan seperti itu, lagi pula untuk apa mereka menculik ku dan Agrasa?", Tapi mereka meyakinkan aku dan Agrasa dengan cara menelfon mamahku di rumah, setelah itu aku percaya bahwa mereka tidak akan menculik ku dan Agrasa.
Setelah sampai di rumah, aku baru tau siapa mereka, siapa sepasang paruh baya itu, dan ya.. itu adalah orang tuanya Agrasa.
Aku sangat sangat kecewa kepada mamahku yang tidak memberitahu asal usul Agrasa yang sebenarnya, dan sejak hari itu aku dan Agrasa menjadi tidak dekat, dan hari hariku berjalan berjalan begitu saja.
Di SMA kami kembali 'berteman' dengan baik hingga saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Narasa Dan Agrasa Tanpa Rasa
Teen Fictionhai Agrasa, terimakasih pernah hadir walaupun tanpa rasa.. Silahkan pergi dan bahagia di sana. "Aku hanya pergi untuk kembali berjumpa, bukan untuk binasa" -agrasa