Disini adalah langkah pertama menuju kebebasan yang diimpikan Giwang.
---
Langit biru dengan sinar matahari yang hangat, ah tidak. Sebenarnya sedikit panas, sedikit menyengat. Menjadi tanda hari yang melelahkan
Kicauan burung sesekali terdengar meskipun samar samar tertutup suara gaduh di rumah keluarga Akbar.
Aldevan benar benar berisik dengan segala keluahan dan cerita tidak pentingnya, tapi Giwang diam diam menyukai itu. Sejak kedua orang tuanya menikah, Giwang memiliki orang yang mau berbicara kepadanya, tentu saja selain Theo.
Pagi tadi adalah sarapan pertama dengan keluarga baru, hanya kurang Sherine saja. Giwang juga belum pernah bertemu dengan kakak perempuannya itu. Jangankan dia, Aldevan yang adik kandungnya saja terakhir bertemu tahun lalu.
Aldevan dan Giwang menghabiskan waktu untuk bermain PS, Robi hanya menyimak apa yang mereka lakukan. Sambil membaca postingan Facebook bapak bapak yang berteman dengannya dan seduhan kopi hangat buatan istri baru, Amina.
"Jago juga lo mainnya"
"Sering main sama Theo, dia lebih jago"
Obrolan kecil saudara baru.
"Anak ganteng, sini lihat sini dulu" kata Robi sembari mengangkat ponselnya dan menjentikkan jarinya, siap untuk memotret.
Walaupun agak canggung, Giwang tetap bergaya. Kalau Aldevan, ah sudahlah. Kamera adalah belahan jiwanya.
"Mau ayah kirim kakak, biar pengen pulang. Sekalian biar lihat adik adiknya yang ganteng ini"
.
.
.
Sebenarnya hari ini Aldevan memiliki tugas untuk menata barang barangnya, kamar mereka benar benar berantakan. Tapi kata bunda santai saja, masih banyak waktu.
"Lo, barang barangnya mana aja? Udah dikamar semua?" tanya Giwang
"Kayaknya udah sih, gue nggak bawa banyak barang kok" jawab Aldevan masih sibuk memainkan PS
Giwang mengangguk, lalu bergegas ke kamar. Ekspresi wajahnya berubah drastis setelah melihat kardus kardus yang berserakan di sana.
Barang milik Aldevan memenuhi setengah kamarnya.
Tadinya Giwang mau menjadwal untuk sekolahnya besok, tapi kalau seperti ini dia tidak bisa bergerak.
Giwang berinisiatif membereskannya sendiri karena Aldevan masih asyik bermain PS bersama ayahnya. Jadi, Giwang tidak ingin mengganggu.
Aldevan punya banyak baju bagus, semuanya berbeda model dan warna warni. Giwang menatap lemarinya yang hanya berisi seragam sekolah, kaos, celana kolor yang hampir semua warna hitam dan kemeja kemeja yang Bundanya belikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Two Brothers : Escape Room
FanfictionDua anak laki laki dengan kepribadian bertentangan disatukan dalam sebuah ikatan keluarga dan berteman dengan tiga remaja lainnya. Hidup tanpa masalah tidak akan menarik bukan? Masalah teman, asmara, orang tua, dan hubungan saudara menjadi konflik u...