"Ah, aku lupa malam ini aku ada pesta yang diadakan oleh teman-temanku," tukas Ethan sembari mengecek layar ponselnya.
"Sebenarnya, mereka terlihat sedikit aneh. Tapi, aku berteman dengan mereka. Aku tetap harus menghadirinya," jelas Ethan sembari membuka pintu perpustakaan.
"Terdengar menyenangkan," lirih Jake.
Tempat duduk dan meja perpustakaan terlihat sedikit penuh dari biasanya. Hanya tersisa satu meja yang terletak di sudut pojok perpustakaan.
"Kau bisa ikut denganku jika kau mau," ucap Ethan sembari tersenyum ke arah Jake.
"Aku bisa berbicara dengan seseorang, selagi aku mendengarkan omongan orang-orang yang membosankan," ujar Ethan.
Jake tersenyum simpul tetapi tangannya sedikit bergetar.
"A-Aku tidak tahu," balas Jake gugup.
Tempat itu terdengar sangat ramai menurut Jake, terlalu bising. Jika dirinya kesana ..., Yang ia dapatkan hanyalah Panic Attack dan mungkin pengalaman yang buruk.
Dirinya tidak bisa berteman dengan tempat yang ramai dan bising, itu terlalu membuatnya menambah beban saat ia harus berbicara, untuk mencari teman.
"Ayolah Jake, ini akan menyenangkan, percaya padaku," ujar Ethan sembari mengeluarkan laptop dari tasnya.
Sejujurnya Jake tidak mau meluangkan waktu untuk Ethan tapi itu sedikit lebih baik jika hanya mereka berdua. Tidak ada yang lain.
Jake hanya terlalu takut menghadapi orang asing yang mungkin akan selalu bertanya mengapa dirinya begitu pendiam. Itu membuatnya takut.
"A-Aku hanya merasa itu bukan gayaku," lirih Jake kepada Ethan.
Itu membuat dirinya takut, tapi Jake mau berteman dengan Ethan. Mungkin satu hal yang perlu untuk menetapkan pertemanannya adalah menahan rasa takutnya.
"T-Tapi, satu jam mungkin aku bisa," tukas Jake ragu.
"Bagus! Jika kau merasa tidak nyaman atau sebagainya kau bisa mengatakannya padaku, kita bisa meninggalkan mereka," timpal Ethan antusias.
Jake mengangguk. Setidaknya Jake ingin berusaha untuk mencoba, kan?. Semoga saja pilihannya kali ini tidak salah dan tak berujung dengan menyikiti dirinya sendiri.
***
Ethan membereskan barangnya dan mengajak Jake untuk berjalan menuju mobilnya.
"Hiraukan kekacauan ini, aku malas untuk membersihkan ini semua," ucap Ethan sedikit tertawa ke arah Jake.
Jake tampak sedikit terkejut dengan kekacauan di dalam mobil Ethan. Bungkus dari makanan cepat saji yang masih ada dan semacamnya. Mereka berbanding terbalik, Jake harus memperhatikan semuanya bersih dan rapi jika di dalam mobil.
Mungkin ini akan sedikit membuat Jake tidak nyaman berada dalam mobil milik Ethan.
"Pengemudi di daerah sini sedikit membuatku takut karena mereka mengemudi kendaraan mereka dengan sangat cepat dan sedikit tidak beraturan," ujar Ethan yang mungkin untuk dirinya sendiri.
Jake hanya mengangguk. Ia tidak mengemudi karena beberapa alasan, memiliki mobil akan sedikit lebih mahal dan juga pengemudi yang mengendalikan mobilnya dengan begitu gila, membuat Jake merasa takut dan ngeri jika mengemudi mobil sendirian.
Dengan berjalan saja, Jake terkadang hampir terserempet ataupun tertabrak oleh mobil yang berlalu lalang.
"Kita sudah sampai," ucap kembali dengan semangat saat dirinya selesai memarkirkan mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hope For Happiness || Sungjake
FanfictionJake hanya ingin mengabulkan salah satu harapannya, harapan untuk bahagia. Sungjake! Top! Sunghoon Bot! Jake BxB! Rated - 15+ (Very slow update) [Road to Paradise remake story] [06.02.22 - Present]