Promise; Chapter 5

9 0 0
                                    

Dalam sebuah siaran televisi seorang reporter menyampaikan sebuah berita tentang sebuah kecelakaan maut yang merenggut nyawa seorang Pria yang diketahui berinisial R, garis polisi terlentang di tempat kejadian/TKP.

Berdasarkan hasil investigasi dikatakan jika ini murni kecelakaan tunggal. Korban mengalami luka parah akibat sebuah benturan yang menghantamnya begitu keras, hingga mengeluarkan cairan darah yang begitu banyak.

Untuk lebih lanjutnya, Tim penyelidik akan melakukan autopsi terhadap jasad korban. Agar menemukan titik terang, dan mencari penyebab juga pelaku dalam tragedi kecelakaan ini.

Cukup waktu singkat tak perlu menunggu waktu yang lama, berita ini pun tersiar di mana-mana. Seluruh channel TV pun membahas tentang siaran yang sama.

Hingga berita ini tersampaikan kepada Ivy, tak tahu apakah dia akan sedih ataupun bahagia mendengar kabar ini.
Ivy hanya bisa terdiam dan merenungi atas apa yang telah terjadi.

"Rue, kenapa kau melakukan ini. Apa Kau tak sadar, jika dirimu membuatku semakin bersalah!" ia bermonolog dalam hati, seketika Ivy meneteskan air mata.

Sebuah air mata duka yang begitu mendalam, Isak tangisnya membuat Elder yang sedang bersamanya pada saat itu tak tega melihat Ivy menangis di hadapannya. Iapun memeluk Ivy dengan erat, dan Ivy menangis terbenam di pelukan Elder.
Elder berusaha menenangkan perasaan Ivy, ia mengelus-elus punggungnya dengan lembut.

"Elder, apa aku seorang pembunuh?" cetusnya begitu saja, suaranya terdengar agak parau.

"Kau ini bicara apa?!" balas Elder, ia seperti tidak suka Ivy berkata seperti itu.

Ivy melepaskan pelukannya, dan mulai menatap Elder dengan sungguh-sungguh.

"Katakan padaku, jika itu bukan salahku..."

Ivy meraih tangan Elder dan memegangnya dengan erat. Dirinya nampak sangat ketakutan dan tak mau jika dirinya disalahkan atas semua musibah yang telah menimpa Rue.

"Ivy tenangkan dirimu, sekarang ada aku disini. Aku tak akan pernah meninggalkanmu lagi, apapun yang terjadi aku akan menjaga juga melindungimu." ujarnya dengan nada rendah, matanya berkaca-kaca.

Elder mengusap air mata yang membasahi pipinya. Namun Ivy menatapnya dengan perasaan bimbang,

"Kau harus percaya padaku Ivy, Aku berjanji!" perkataannya membuat Ivy luluh, ia mengangguk pertanda ia menyetujui itu.

Tatapan Ivy berkunang-kunang, tubuhnya mulai kehilangan keseimbangan.

Bruukk

Seketika tubuhnya terjatuh di pangkuan Elder, "Ivy, Ivy?!!" Elder nampak terlihat cemas, ia segera meminta Violet untuk mengantarnya ke tempat tinggal Ivy. Tanpa pikir panjang mereka pun segera menutup Kedai dan pergi dengan tergesa-gesa.

***

Akhirnya hasil autopsi pun keluar, tak ada tanda-tanda adanya pelaku dalam kejadian ini. Jasad korban segera dikebumikan, atas persetujuan salah satu orang terdekat korban.

Sungguh Pria yang malang, benar-benar sebatang kara, bahkan tidak ada salah satu sanak saudaranya yang hadir di pengistirahatan terakhirnya. Hanya Leo lah yang peduli terhadapnya sampai pada pengistirahatan terakhirnya.

Dimana setelah pemakaman, seketika langit menjadi mendung dan semesta seakan berduka atas kepergian Rue. Beberapa helai kelopak mawar hitam terbang terhempas angin. Baju hitam pun membaluti tubuh. Bebungaan bertabur diatas pemakan Rue.

Kesedihan menyelimuti seisi pemakaman, tak terkecuali Ivy yang berdiri tepat dihadapan pemakaman Rue. Ivy menaruh buket anyelir putih lalu menyetuh nisan,

A Story [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang