22

596 50 7
                                    

"Life Goes On. Hidup terus berjalan. Seiring berjalannya waktu cobaan pasti datang"

- MYG -

Namjoon menatap Jimin dengan tatapan yang begitu serius

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namjoon menatap Jimin dengan tatapan yang begitu serius. Sedangkan Jimin ia hanya memasang wajah datar dan tidak mengartikan suasana.

"Kau menembaknya Jim?" Jimin menggeleng.

"Dia sendiri yang mengungkapkannya padaku" namjoon menggeleng kan kepalanya.

"Pabo. Harusnya kau yang menembaknya karena kau namja! Bukan yeoja yang menembak duluan. Apa ada konsep seperti itu?" Jimin mengendus sebal.

"Joon lagi pula dia sendiri yang jujur padaku ya jelas ku terima saja. Lagi pula adik mu juga memiliki pasangan" namjoon melotot.

"Jangan bawa bawa hoseok dia masih kecil aku tidak mengizinkannya berpacaran" Jimin terkekeh.

"Kau tidak percaya padaku Kim? Ah namanya kalau tidak salah Gyeong!" Namjoon berfikir sejenak.

"Dia sahabat kecil hoseok pabo. Bukan pacarnya" kali ini Jimin tertawa.

°°°

Suasana sore hari di kota Seoul sangat indah. Anginnya begitu sejuk.

Terlihat seorang namja yang tengah duduk di samping jendela rumah sakit. Namja itu menemani temannya yang sendirian di ruangan itu. Namja itu sesekali tersenyum dengan sejuknya angin sore hari.

"Jangan di sana jika kau masuk angin bagaimana?" Namja itu menoleh dan mengangguk patuh. Ia segera menutup jendelanya dan menghampiri sahabatnya dengan mendudukkan dirinya di kursi samping brankar.

"Kau sudah makan Yoon? Buburnya masih sama porsinya dan belum di pegang sama sekali" Jungkook menatap bubur yang ada di nakas. Masih aman dan belum termakan sama sekali.

"Aku mau disuapi jin Hyung" Jungkook terdengar menghela nafas panjang.

"Kusuapi saja bagaimana?" Yoongi tampak berfikir sejenak dan mengangguk.

Jungkook tersenyum kemudian mengambil bubur itu dan menyuapi yoongi. Satu suapan berhasil masuk, walau hambar yoongi tetap makan. Bagaimana pun semua orang yang saat ini ia kenali mirip dengan macan. Sekali saja tidak menurut maka keluarlah jiwa macannya.

Satu suapan kembali masuk. Jungkook tersenyum melihat yoongi yang makan dengan lahap. Sesekali Jungkook juga memakan bubur itu, ingin mencicipi saja. Sayang nya sudah lima suap Jungkook memasukan bubur itu ke mulutnya sendiri sampai sampai yoongi sendiri heran dan tertawa lepas.

"Kook yang sakit kan yoongi kenapa kau yang lahap makan?" Jungkook menoleh ke asal suara.

"Astaga! Aku lupa! Aisss ini karena aku lapar hyung~" Jungkook merengek tidak jelas membuat yoongi tertawa.

"Baiklah tidak papa kembali suapi yoongi dan ini" seokjin memberikan sebuah plastik hitam "ini makanan. Kimchi untuk mu" Jungkook menatap senang makanan itu.

"Woah!! Kimchi! Baiklah Yoon sekarang kau habiskan makananmu biar aku juga bisa menikmatinya juga" memang sahabat lucknut.

Yoongi hanya bisa menurut sambil menahan tawanya. Beberapa menit bubur itu habis dan kini yoongi tengah minum. Jungkook berseru senang karena akan menikmati makanannya.

Yoongi menatap Jungkook yang makan dengan lahap. Kimchi itu makanan kesukaan Jungkook saat dulu masih kecil. Jungkook dulu sering merengek pada Hyesun mendiang ibu yoongi yang telah meninggal. Jungkook merengek ingin minta di masakan kimchi itu hingga dirinya sendiri ikut merengek.

"Enak kook?" Jungkook mengangguk.

"Sangat enak Hyung! Bahkan ini lebih enak dari buatan ku di rumah!" Seokjin mengangguk dan terkekeh gemas.

Seokjin mendudukkan dirinya di sofa belakang Jungkook. Sedangkan yoongi hanya terheran heran melihat Jungkook yang seperti orang kelaparan.

"Memangnya ahjumma jeon kemana?" Jungkook seketika terdiam. Jungkook menyimpan makanannya di nakas. Ia minum sebentar dan menghela nafas panjang.

"Eomma dan appa telah meninggal Yoon" Seketika yoongi dan seokjin terkejut dengan jawaban Jungkook. "Mereka meninggal akibat kecelakaan." Mata yoongi berkaca kaca termasuk seokjin juga.

"Ini semua salahku karena dulu aku memaksa mereka untuk pergi mengunjungimu. Tapi kau juga pindah rumah dan berakhir pulang dari sana mobil kami masuk ke jurang." Air mata Jungkook mengalir deras. Begitu pula yoongi dan seokjin.

"Aku ditemukan oleh Ahjumma Choi di depan cafenya. Aku menangis di sana sendiri Yoon. Eomma dan appa tega meninggalkan ku. Ahjumma Choi yang sekarang merawatku Yoon." Jungkook terisak.

"A-akuu--" ucapannya terpotong kala sebuah pelukan menghangatkan tubuhnya.

Orang itu seokjin. Seokjin memeluk Jungkook dari belakang. Menyalurkan kehangatan untuknya. Jungkook semakin terisak di iringi yoongi yang juga ikut terisak. Seokjin memeluk keduanya dengan penuh kasih sayang.

"Gwenchana. Mulai sekarang aku Hyung kalian. Jungkook juga mulai sekarang dongsaeng Hyung nee? Jangan sungkan jika ada apa apa. Jungkook bisa meminta bantuan Hyung atau yoongi. Arraci?" Jungkook mengangguk.

Jujur dirinya sangat terharu dan senang bisa mengenal yoongi dan seokjin yang begitu baik padanya. Bahkan mereka sudah menganggapnya keluarga sendiri.

"Hiks gumawo Hyung. Yoongi-ah gumawo" Yoongi mengangguk.

"Nee. Jeykey jangan menangis! Karena namja itu kuat! Tidak cengeng! Yoongi saja tidak menangis masa jeykey menangis! Kajja" Yoongi merentangkan tangannya. Jungkook peka ia langsung memeluk yoongi.

"Aku senang bisa mengenal kalian"

"Begitu pun aku kook. Aku sangat senang bisa mengenal mu" Yoongi berujar lembut.

Empat orang tengah mengintip dari balik pintu. Keempat orang itu menangis, air matanya mengalir deras. Sohee menghapus air matanya dan memeluk Ji-Sung. Begitu pula dengan hyonjo yang menangis dalam rangkulan Jimin. Jimin spontan langsung menghapus air mata hyonjo dan kembali merangkulnya.

"Semoga tetap seperti ini yeobo" Ji-Sung mengangguk.

"Mereka anak baik. Pasti di beri jalan yang mudah oleh tuhan" Ji-Sung berujar.

"Aku yakin mereka anak anak kuat dan bisa menjalani cobaan ini dengan kuat" Hyonjo melanjutkan.

"Seokjin dan yoongi saling menyayangi satu sama lain. Termasuk Jungkook yabga udah lama bersahabat dengan yoongi, sampai akhirnya Tuhan mempertemukan mereka kembali" Kali ini Jimin berujar lembut.

TBC

00.53 || Min Yoongi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang