Bab 19 : Pertolongan

2.1K 223 32
                                    

_G E Z A R A_

Setelah selesai makan Seblak, Arsen dan Geza pun pulang menuju mansion. Keduanya sedang berada dijalanan yang agak sepi, karena jalan yang dilewati berbeda sewaktu berangkat tadi mengingat mereka mampir ke kedai seblak terlebih dahulu.

"Kak, jalannya ngebut dong. Sepi banget, aku takut." cicit Geza.

"Iya, ini Kakak usahain ngebut. Kamu pegangan yang kenceng." jawab Arsen. Geza pun mengeratkan pelukannya pada pinggang Arsen ketika Arsen menambah kecepatan motornya.

"Eh, Kak. Itu ada apaan ya, kok rame-rame begitu?" Geza memicingkan matanya ketika melihat segerombolan orang yang terlihat sedang berkumpul ditengah jalan yang sepi tersebut.

"Biarin aja, itu urusan mereka. Yang penting kita cepet pulang sebelum ketauan Abang." jawab Arsen yang sedari tadi sudah ketar-ketir ketahuan Raggel membawa keluar Adiknya yang masih sakit malam-malam.

"Kak Arsen, itu orangnya dipukul." pekik Geza ketika melihat salah satu orang memukul wajah orang dihadapannya.

"Ih, ada anak kecil juga. Ayo, Kak kita harus tolong. Cepetan!" Arsen berdecak sebal ketika Geza heboh dibelakangnya sembari menepuk pundak menyuruh untuk cepat sampai kearah kumpulan orang tersebut. Mau tak mau, Arsen memacu motornya mendekati orang-orang tersebut.

"Bilangin ke bos lo semua, jangan jadi pengecut. Kalo bisa hadapin gue sendiri jangan malah nyuruh lo-lo pada." ucap salah satu laki-laki yang tadi wajahnya dipukul.

"Halah, gak usah banyak bacot lo. Kita habisin aja dia." ucap salah satu preman yang seperti pemimpin diantara preman tersebut.

Preman lainnya yang mendengar suruhan dari bos mereka mulai menyerang laki-laki tersebut. Laki-laki itu berusaha menepis semua pukulan yang mengarah kearah dirinya dengan gesit.

Dia berusaha agar tidak kalah oleh preman tersebut, tapi dirinya kurang yakin melihat jumlah preman tersebut tidak sebanding dengan dirinya yang sendirian.

Sementara, gadis kecil terlihat menangis karena melihat Kakak nya yang dipukuli oleh preman-preman jelek. Dia ingin membantu, tapi dia sudah diperingati oleh Kakaknya untuk diam saja ditempat dan dilarang membantu, alhasil dia hanya bisa menangis dan berharap agar ada orang lain yang ingin membantu Kakaknya.

"WOY, LO KALO BERANI JANGAN MAEN KEROYOKAN DONG." teriak Geza kencang dengan masih berada diboncengan Arsen memperingati preman-preman yang menyerang pemuda tersebut.

Sontak seluruh preman dan laki-laki tersebut menoleh kearah Geza dan Arsen.

Geza turun dari motor setelah Arsen berhasil memakirkan motornya. Dia menghampiri preman dan laki-laki tersebut diikuti Arsen dibelakangnya jaga-jaga jika Geza diapa-apakan oleh kumpulan preman tersebut.

"Lo siapa? Perempuan gak usah ikut campur. Masih kecil pula. Mending pulang, cuci kaki, terus tidur sana " ucap preman tersebut dengan tatapan meledek Geza.

"Wah, jangan sebut aku anak kecil, Paman! Perempuan bukan sembarang perempuan gue." Geza menyingkap lengan jaket Arsen bersiap untuk menghadapi preman tersebut yang telah menyulut emosinya.

"Arsen?" panggil laki-laki tersebut diantara perdebatan Geza dengan pemimpin preman.

Arsen menoleh ketika merasa dipanggil. "Loh, Galang? Ngapain lo disini? Lo ada urusan sama preman preman itu?" kaget Arsen. Geza melirik sebentar dan ikut terkejut ketika melihat orang yang pernah dia bahas bersama dengan Nina dan Bagas di Sekolah.

Laki-laki tersebut yang ternyata Galang tidak menjawab pertanyaan Arsen. Dia menengok ke belakang ketika mengingat dia tadi pergi bersama adiknya.

Galang menghela nafas lega ketika masih melihat Adiknya masih berada disamping motornya walaupun sambil menangis ketakutan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 12, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

G E Z A R ATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang