13. Bad Day

1.2K 188 17
                                    

Aku mengernyit melihat dua benda yang kutemukan dari laci lemari Rakha. Walaupun aku masih perawan ting ting, tapi aku tahu apa isi kemasan kotak kecil ini, yang sering terpampang nyata di dekat meja kasir minimarket.

Sedangkan botol kecil ini apa ya? Namanya asing dan baru aku lihat penampakannya.

Penasaran, perlahan aku membukanya dan sedikit mencium aromanya.

"Emmmh! Baunya nggak enak!"

Menyesal aku telah membuka botol kecil itu, aromanya sangat menusuk hidung.

"Obat apa sih ini? Bau banget!"

Sebelum botol dan kotak ini kuletakkan kembali, aku menyempatkan untuk memfotonya. Selain karena penasaran dan akan kucari tahu nanti di google, aku yakin benda ini bisa jadi kuncianku kalau suatu saat Rakha akan membahayakanku.

Selain dua benda tadi, aku tak menemukan sesuatu yang aneh lagi di kamar ini. Padahal aku berharap bisa menemukan petunjuk tentang pacar Rakha, entah foto, gambar atau apapun itu.

Setelah puas memeriksa isi lemari Rakha, aku memilih berjalan menuju sofa di dekat jendela. Kutarik vertikal blind dan bisa kulihat city view yang sangat indah dari ketinggian lantai 20.

"Ibu sama Rezki lagi apa ya? Rasya udah tidur belum ya?"

Aku melihat ke arah jam digital di nakas, "udah jam sebelas, mereka pasti udah tidur. Huft! Aku bosen!"

Sumpah, aku benar-benar bosan dan tidak bisa tidur di tempat baru dan asing seperti ini. Tapi aku bisa apa? Pulang ke rumah atau ke rumah sakit jelas nggak mungkin.

"Nonton aja deh!" Tak ada pilihan lain yang bisa kulakukan saat ini selain menonton TV.

Tapi semua acara TV begitu membosankan. Dan lama kelamaan aku malah mengantuk.

*****

Suara bel pintu benar-benar mengganggu. Rasanya baru saja aku memejamkan mata, tapi sudah terbangun lagi.

Perlahan aku membuka mata, ternyata aku masih tertidur di sofa dengan TV masih menyala. Kulihat ke arah jam digital, samar terlihat angka 03:20.

Ck! Siapa lagi yang bertamu jam segini?

Terpaksa aku berjalan malas menuju pintu yang terdengar berisik. Sebelum membuka pintu, aku sempatkan mengintip dari lubang kecil di pintu.

"Rakha? Sama siapa?"

Bel pintu kembali terdengar, sekarang ditambah suara ketukan.

"Iya, sebent--"

Aku shocked ketika baru membuka pintu, Rakha yang sempoyongan dirangkul oleh seorang laki-laki langsung ambruk di pelukanku.

Apa-apaan ini! Berat tahu!

"E-eh, Mas Rakha kenapa?"

Aku menahan sekuat tenaga tubuh bongsor Rakha yang sudah tak ada tenaga.

"Dia mabuk berat di club, jadi gue anterin pulang. Bawa aja dia ke kamar," ucap laki-laki yang kini menatapku curiga.

"Kamu ...."

Aku yakin dia pasti menanyakan statusku.

"Saya ... saya istrinya Mas Rakha. Terima kasih sudah mengantar Mas Rakha. Kakak boleh pulang, terima kasih."

"Istri? Hei tunggu--"

Aku tak mendengar lagi apa yang dia katakan, karena aku segera menutup pintu. Rasanya tak pantas menerima tamu pada dini hari seperti ini.

Ampun! Ini Rakha berat amat! Tubuhnya yang tinggi besar benar-benar tidak ada daya untuk menopang diri sendiri. Mana bau banget lagi! Ugh! Bau apa ini? Alkohol?

RAINBOW CAKE ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang