20.12.2019
"Gimana? Natal tahun ini, rumah gue apa rumah lu?"
Laura melirik sekilas ke arah laki - laki bergingsul yang sekarang sudah ada di sampingnya.
"Ayolah ra, kapan lagi lu dapet kesempatan buat ngehabisin malem natal bareng seorang Park Woojin?"
Laura memutar kedua bola matanya malas, ia tidak menghiraukan bualan Woojin dan masih fokus pada bukunya."Mau hadiah apa? Lu tinggal sebut entar gue kasih.
Laura menghela nafasnya, menutup buku yang sedari tadi ia baca dan memandang datar ke arah Woojin.
"Lu bakal ngasih apapun yang gue minta?"
Woojin tersenyum lebar, mengangguk dengan semangat.
"Fck off from my life."
Senyum di wajah Woojin sirna digantikan dengan ekspresi speechless. Entah kenapa, hatinya terasa sakit.
25.12.2022
Sudah bertahun - tahun berlalu sejak permintaan Laura saat di masa SMA, Woojin tanpa terduga benar - benar mewujudkannya, tidak sepenuhnya menghindari Laura, namun Woojin lebih banyak hanya tersenyum dan berlalu saat berpapasan dengannya.
Sejujurnya, Laura merasa bersalah. Woojin adalah temannya sejak SMP dan bertemu lagi di masa SMA, dia anak yang baik sebenarnya, tapi entah kenapa sejak masuk SMA dia menjadi menyebalkan dan bertindak bagaikan seorang playboy.
"Lu lagi dingin - dingin gini gak bawa scarf, mau beku?"
Suara itu, suara yang sudah tak asing lagi bagi Laura.
"Park Woojin?"
Woojin tersenyum tipis, melingkarkan sebuah scarf berwarna merah di tengkuk Laura."Sudah lama ya."
Laura menghela nafas, ia hendak melepaskan scarf yang membalut lehernya itu sebelum tangan hangat Woojin menghentikannya.
"Tolong jangan dilepas." Woojin kembali membalutkan scarf itu. "Lu bisa ngusir gue dari hidup lu, tapi tolong biarin scarf itu tinggal. Gue gak mau liat lu kedinginan."
Laura mendengus, sudah bertahun - tahun berlalu, Woojin masih saja suka membual.
"Lu gak usah pura - pura baik sama gue deh, jin."
"Gue gak pernah pura - pura baik kok sama lu."
Laura terkekeh kecil, dia sama sekali tidak membiarkan dirinya tertipu dengan bualan laki - laki di sampingnya ini.
"Gue serius ra." Woojin menghela nafas. "Dari SMP gue selalu berusaha di sisi lu, tapi lu selalu nganggep gue cuma pura - pura baik ke lu."
"Lu mungkin bisa bohongin banyak cewek lain di luaran sana jin, tapi gak dengan gue."
Woojin tersenyum tipis. "Bener, cewek lainnya gak sama kayak lu. makanya gue suka sama lu dari SMP bahkan sampe sekarang."
Jantung Laura berdetak kencang, ia juga tidak tahu kenapa, namun ia merasa kali ini Woojin tulus menngatakannya.
"Lu tau kenapa gue ngelakuin itu?"
Tidak ada jawaban, Laura hanya diam. Melihat sisi serius dari Woojin, merupakan hal baru baginya.
"Gue ngelakuinnya buat dapet perhatian lu." Woojin tertawa kecil. "Gue tau lu paling gak suka sama cowok yang suka ngegoda cewek kesana kemari, jadi berandalan di sekolah, dan hal negatif lainnya."
"Kenapa?"
"Karena gue mau lu perhatiin gue? Karena gue suka sama lu, dan gue beneran suka."
"Kenapa?"
Woojin menghela nafasnya, ia tersenyum ke arah Laura, tidak memberi jawaban.
"Kenapa gue? di luar sana banyak yang lebih, dan gue yak-"
"Kalo gue maunya lu gimana?"
Bohong jika jantung Laura tidak berdetak kencang saat ini, entah karena dingin atau apa, Laura merasakan dirinya tengah memerah seperti buah ceri. Laura tau ini melanggar aturannya, tapi tidak ada salahnya kan jika ia sekali ini saja mencoba masuk ke dalam perangkap buaya?
KAMU SEDANG MEMBACA
What if... #AB6IX
FanfictionHanya sekumpulan skenario singkat jika Woong, Donghyun, Woojin dan Daehwi berada dalam duniamu.