"JAEMIIN!!! GILAK LO ANJING!! NGAPAIN KESANA??! LO UDAH BUAT KHAWATIR BU YOONA!! SEENGGAKNYA LO KASIH KABAR!!"
"Gak usah tereak bisa gak sih? Polusi tauk~"
"Bacot!! Lo balik sekarang!"
"Sapa lo nyuruh-nyuruh gue balik? Temen bukan, pacar juga bukan."
Riri menghela panjang. "Jaem, gak usah kekanakan deh. Lo pergi ninggalin masalah. Bu Yoona harus ngurusin Kak Hyunjin yang di rawat di rumah sakit. Lo gilak ya!"
Dan Jaemin malah tertawa. "Masih idup?"
"Lo berharap kak Hyunjin mati?"
"Harapan gue itu."
"Jaemin, lo gak usah ngaco! Sekarang pulang!"
"Gak usah sok peduli! Lo bukan siapa-siapa gue!"
Belum sempat Riri membalas perkataan Jaemin, sambungan telponnya keburu di tutup. Kembali Riri mendial nomor Jaemin dan seketika membuat gadis itu membanting ponselnya ke atas ranjang.
"Di non aktifin lagi nomornya! Emang dasar anjing!" Umpat Riri.
*
"Di ausie?!" Bu Yoona terkejut mendengar perkataan Riri sekaligus tidak percaya.
Raut wajah Bu Yoona berubah cemas. "Ngapain Nana disana? Kok tiba-tiba gitu."
"Saya usah coba nelpon lagi, bu. Tapi nomornya gak aktif lagi."
Bahu Bu Yoona luruh. "Nana kenapa buat khawatir bunda sih, nak," lirih wanita itu seraya memijit dahinya yang terasa berdenyut.
Perlahan Riri mengulurkan tangan, mengusap bahu sempit Bu Yoona, berusaha menenangkan dosennya itu.
"Ibu bisa maklumi soal dia mulai bolos kelas, telat ngumpul tugas. Tapi dia buat orang masuk rumah sakit dan tiba-tiba menghilang gini bener-bener buat ibu takut. Takut Jaemin makin hilang arah," ujar Bu Yoona sedih.
Dahi Riri mengernyit. "Bolos kelas?"
Bu Yoona mengangguk.
Riri meneguk ludahnya. "Ibu, maafin Riri."
Wanita itu tersenyum tipis. "Kenapa minta maaf, sayang? Yang salah Jaemin, bukan kamu."
"Riri cuma mau minta maaf aja dan," Riri meraih tangan Bu Yoona. Menggenggamnya erat seperti yang dulu pernah di lakukan wanita itu padanya dulu.
"Riri janji bakal bawa Jaemin pulang. Ibu gak usah sedih lagi."
"Kamu mau nyusulin Jaemin?"
Tanpa ragu, Riri mengangguk. "Iya, kalo dia gak mau, tinggal Riri seret dia-nya. Jaemin nakal. Harus di marahin."
"Makasih ya, sayang. Maaf, ibu jadi ngerepotin kamu."
Riri mengangguk. Lalu Bu Yoona memberinya pelukan. "Sekali lagi, makasih ya."
*
Iya, benar ini tempatnya. Riri menengok lagi ponselnya, memastikan jika tujuannya tidaklah salah. Tepatnya dimana sekarang Jaemin berada. Riri masuk ke dalam gedung. Orang pertama yang ia temui adalah seorang wanita paruh baya yang mengaku sebagai pemilik gedung. Menyapa Riri dengan aksen ausienya yang kental. Cukup ramah dengan orang asing.
Riri mengaktifkan google translate. Mudah dan praktis. Well, Riri bukan papi yang jago bahasa inggris. Di keluarganya, Riri termasuk paling pasif. Ia hanya bisa percakapan sederhana seperti
Hi
How are you
What's your name
Begitu. . .
KAMU SEDANG MEMBACA
Jaemin | 7 Rings [COMPLETED]
Fanfiction[PG+16] | Completed "Gimana jadinya kalo dua makhluk yang selalu terlibat percekcokan sengit tiba-tiba di jodohin?" Present : Jaemin x Riri (OC) With Hyunjin and others :: Bahasa semi baku :: Chapter sudah lengkap :: Don't be silent readers