35. PUNISHMENT

6K 337 11
                                    













Hello everyone 🌺✨

Hope you like & happy reading







































Jam sepuluh pagi. Rey menuruni tangga dengan perlahan dengan nyawa yang belum terkumpul sepenuh nya. Ia baru sampai di rumah tepat jam satu malam.

Setelah mengantar Alesha pulang, ia kembali ke markas dulu untuk mengambil mobil nya. Selain itu ia juga memberi hukuman pada anggota nya yang membuat Alesha sampai bisa tahu jika ia sedang balapan, dan membuat mereka berdua juga sempat bertengkar kecil karena hal itu.

Untung saja hari ini adalah hari minggu, sehingga Rey tidak wajib bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Diana menggelengkan kepala nya ketika melihat sang putra yang duduk dengan menelungkup kan kepala nya di meja pantry dapur.

" Rey, kok tidur disini? Bangun". Ucap nya seraya mengguncang tubuh putranya itu.

Rey hanya bergumam, ia lalu bangun dan membenarkan posisi duduk nya sambil menguap, Diana sigap menutupi mulut Rey dengan tangan nya.

" Tutup mulut nya". Tegur nya.

Rey menggaruk tekuk nya. " Maaf nda, aku masih ngantuk banget".

" Tumben, pulang jam berapa kamu semalam?". Tanya nya seraya berjalan ke lemari dapur, mengambil sebuah gelas.
Tidak langsung menjawab, Rey malah teringat ucapannya pada Alesha semalam.

" Abang". Panggil Diana yang sudah kembali berdiri di samping putranya, dengan segelas air.

Rey mengerjapkan mata nya. " Eh? Ngomong apa tadi, nda?". Tanya nya.

" Malah ngelamun. Nih minum dulu, terus cuci muka nya".

Rey menurutinya. Setelah meminum segelas air yang di berikan sang ibu, ia langsung mencuci wajah nya di wastafel dapur, lalu kembali duduk.

" Kamu mau sarapan apa?". Tanya nya. Sebab hanya dirinya yang belum sarapan.

" Emm, nda". Panggil Rey membuat diana yang berniat menyiapkan sarapan untuk putra nya itu menoleh.

" Ada yang mau aku omongin".

" Apa?".

" Tapi jangan marah ya?".

Diana menaikkan sebelah alisnya.
" Apa dulu".

" Janji dulu jangan marah". Balas nya seraya mengulurkan jari kelingking nya ke depan.

Jika sudah dengan sang ibu, sifat manja nya akan keluar tanpa rasa gengsi. Apalagi jika cowok itu sedang sakit, ia bisa seharian menempel pada ibunya itu.

Diana terkekeh geli. " Kayak anak kecil aja kamu". Jawab nya seraya menautkan kelingking nya ke jari sang putra.

Rey lantas tersenyum, ia membenarkan posisi duduk nya, dan menatap serius sang bunda. Diana sudah ikut duduk di kursi samping nya.

" Jadi tadi malam aku pulang jam 1".

" Jam 1? Kemana aja kamu baru pulang jam segitu?".

Rey membasahi bibir bawah nya.
" Emm--a-aku, balapan". Ucap nya dengan nada suara yang kecil, seraya menundukkan kepalanya.

Diana mengkerutkan keningnya.
" Apa? Ngomong nya kok kecil banget". Ucap nya tidak bisa mendengar dengan jelas.

Rey kembali mendongak " Aku balapan". Ulang nya. Mendengar nya membuat Diana menghela nafasnya. Rey buru-buru meraih tangan sang bunda.

REYZA ( Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang