My Gynophobia Boyfriend

378 35 0
                                    

Terinspirasi dari TMap Eps 21 ◝(⁰▿⁰)◜

.
.
.
.

Di sebuah kafe yang tidak terlalu ramai pelanggan, Junghwan sedang fokus mengerjakan tugasnya. Pemuda itu hanya memaku tatapan pada buku cetak dan laptop dihadapannya.

Pemuda itu bahkan tak menyadari serombongan gadis sejak tadi melirik mejanya dan berbisik-bisik.

Tak lama kemudian rombongan gadis yang sejak tadi hanya memperhatikan pemuda itu mulai mendekati meja tempat Junghwan masih sibuk menggerakkan jari-jarinya di atas keyboard laptop.

"Hai! Boleh kami kenalan?".  Ucap salah satu gadis diantara rombongan itu.

Junghwan agak tersentak mendengar ujaran penuh semangat itu. Netra pemuda itu lalu bergulir dan mendapati ada sekitar enam orang gadis yang berdiri dihadapannya.

Pemuda itu juga masih diam karena kaget. Tentu membuat si gadis yang tadi bertanya kembali membuka bibirnya.

"Kami boleh kenalan sama kamu gak?"

"Eeh, saya?". Junghwan berucap sembari menunjuk dirinya sendiri. Pemuda itu sebenarnya sudah merasa tak nyaman sejak netranya melihat gadis-gadis itu.

"Iya! Kami mau kenalan sama kamu, boleh ya?!". Gadis lainnya berujar.

Junghwan mulai gugup saat itu juga, tapi karena sejak dulu ia di didik menjadi orang yang ramah membuatnya merasa tak enak jika menolak. Lagi pula hanya sekedar berkenalan kan?

Junghwan hanya berharap setelah ia mau memperkenalkan dirinya, semua gadis itu akan pergi dan ia bisa lanjut mengerjakan laporannya lagi.

"Saya Junghwan. So Junghwan"

Suara husky Junghwan saat menyebutkan namanya membuat para gadis itu memekik senang.

"Wah nama yang bagus dan cocok sekali dengan orangnya. Btw, aku Seo Yena".  Ucap gadis berambut pendek yang tadi bicara pertama.

Setelah gadis yang bernama Yena itu memperkenalkan diri, gadis lainnya juga melakukan hal yang sama. Tentu dengan suara yang dilembut- lembut kan. Jujur saja, itu tambah membuat Junghwan merasa tak nyaman dan ingin pergi dari sana.

"Junghwan? Boleh minta nomor ponselnya juga?"

"Iya-iya! Akun media sosial juga boleh"

"Benar, aku juga mau"

Gadis-gadis itu berbicara saling menyambung dan menimpali satu sama lain membuat kepala Junghwan rasanya berdenyut.

"Maaf, tapi saya tidak punya media sosial. Dan saya juga tidak bisa memberikan nomor ponsel saya"

Jawaban Junghwan itu membuat para gadis yang masih setia berdiri didepannya memekik tak terima.

"Aish masak tidak punya?"

Anggukan Junghwan membuat para gadis itu tak lagi bertanya. Namun juga belum membuat mereka mau beranjak dari sana.

Keenam gadis itu justru mendudukkan diri di kursi depan Junghwan yang tak terisi. Bahkan Seo Yena sudah duduk di samping Junghwan.

Tentu itu membuat Junghwan semakin terkejut. Dirinya refleks bergerak ke samping hingga tubuhnya menabrak pinggir kursi yang didudukinya. Pemuda itu hanya ingin menjaga jarak dari semuanya.

"Loh kok geser sih Junghwan? Kami gak akan nyakitin kamu lagian".  Ucap Yena berniat bercanda yang diakhiri tawa semua gadis lainnya.

Junghwan tak merespon. Kepalanya saat ini terasa sangat pusing. Kedua tangannya yang berada di paha juga saling meremas, menyiratkan betapa tak nyamannya ia.

AMARANTHINE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang