canggung (flashback)

2.3K 176 53
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sinar matahari mulai menghilang dan digantikan oleh sinar ribuan bintang. Entah kenapa malam ini bulan tak menampakkan wujudnya. Selama itu juga savina terus berjaga disamping Putra bungsunya.

"Bun, makan dulu nih. Dari siang Bunda belum makan kan? " Ujar Surya yang menyadarkan lamunan sang Bunda.

"Entah kenapa nafsu makan Bunda hilang Sur" Ucap Savina.

"Jangan gitu lah Bun. Nanti kalau Bunda ikutan sakit siapa yang bisa ngurus kita sebaik Bunda? Emang Bunda ga mau jagain Kaivan? Kalau Bunda sakit kan nanti ga bisa jaga Kai"

Savina pun akhirnya luluh mendengar pernyataan Surya. Ia pun menerima suapan sandwich yang Surya bawa.

"Nah, gitu dong bun! " Ucap Surya yang membuat Savina tersenyum dan mengusap rambut hitamnya.

"Errgghh... Uhukk-"

Erangan tersebut membuat Savina terkejut dan memberhentikan kegiatan makannya. Savina melihat mata sempurna berbentuk Almond itu terbuka secara perlahan menyesuaikan cahaya.

"Kai? " Ujar Savina.

"Haus... " Cicitnya.

Savina yang mendengar gumaman Kaivan langsung saja membantu anaknya untuk minum dengan sedotan yang tersedia. Lalu Surya yang paham dengan keadaan langsung saja memencet bell yang ada di samping bankar adiknya. Tak lama, dokter Johan pun sampai. Savina mundur dan berdiri disamping Surya untuk membiarkan dokter Johan menjalankan tugasnya.

"Kaivan bisa dengar suara saya? " Tanya Dokter Johan yang dibalas anggukan lemah oleh Kaivan.

"Apa yang kamu rasakan sekarang? "

"Perut Kai sakit. Kepala Kai pusing. Tapi cuma sebelah aja" Adunya pada Dokter Johan.


Dokter Johan pun hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti. Setelah itu ia langsung beranjak menuju Savina dan Surya.

"Bagaimana dokter? " Tanya Savina.

"Asam lambung tuan muda sepertinya naik ke kepala yang mengakibatkan tuan muda mengalami migren. Mungkin, beberapa saat kedepan tuan muda akan merasakan nyeri pada kepalanya. Jadi, tolong tebus resep obat ini ke farmasi" Jawab dokter Johan yang lalu memberikan selembar kertas pada Savina dan pamit pergi.


Setelah dokter Johan pamit. Savina dan Surya langsung mendekati Kaivan. Baru saja Savina duduk, tiba-tiba pintu ruangan terbuka dengan brutal. Tentu saja pelakunya adalah Askara dan 3 anaknya yang lain.

WAY HOME - HUENINGKAI [Lokal]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang