WARNING!⚠️
CHAPTER INI MENGANDUNG KONTAK FISIK.
MOHON BIJAK DALAM MEMILIH BACAAN YA...TERIMA KASIH DAN HAPPY READING!
Beberapa detik berikutnya, jemari Rosé meluncur perlahan, menjelajah ragu dan berhenti ketika mencapai leher Jimin, melingkarkan lengannya sekaligus berpegangan disana ketika desahan goyah terlontar darinya dan bibirnya terbuka.
Jimin mengangkat kepala, cukup untuk bisa memandang ke dalam mata Rosé yang gelap dan rapuh. "Apa kau sekarang menginginkanku, Rosé?" Tanyanya parau. Jimin bergerak dengan lembut menelentangkan Rosé sehingga Jimin setengah membungkuk di atasnya.
Rosé masih memeluk tengkuk pria itu, sementara Jimin menangkup pipinya.
"Aku akan menghentikan ini sekarang juga jika kau tidak menginginkanku. Aku akan selalu menunggu cintamu untukku, Rosé."Rosé menatap mata Jimin yang sudah nyaris sama gelapnya dengan matanya.
"Jim..." Rosé memanggil nama suaminya dengan suara lembut tapi menggoda. "Apakah kau mencintaiku atau hanya menginginkan tubuhku?"Jimin mengernyit, tidak menyukai pertanyaan istrinya di akhir kalimat. "Apa yang kau bicarakan, Rosé?" Tegasnya.
"Sejak awal aku bertemu denganmu, aku sudah jatuh hati padamu. Aku sangat mencintaimu, sayang." Ujar Jimin sungguh-sungguh. "Aku bisa saja memaksamu dan mengutamakan egoku memiliki tubuhmu saat malam pertama setelah pernikahan kita. Tapi aku tidak melakukannya, bukan?" Tanyanya muram.
"Aku masih punya hati, Rosé. Aku masih peduli dan selalu mengkhawatirkanmu." Sejenak, ia menelan ludah sebelum melanjutkan kalimatnya. "Jika waktu itu aku berhasil memiliki tubuhmu, tetapi aku sudah gagal memenangkan cintamu, bagiku hal itu sama saja kau semakin menjeratku ke jurang kehampaan hatiku yang terdalam."Bukan hanya saluran pernapasan yang menyempit, tenggorokan Rosé pun terasa sakit bagai ada ribuan jarum tak kasat mata yang seolah berlomba menusuk ulu hatinya. Membuat perih disana, juga pelupuk matanya tatkala mendengar pernyataan suaminya. Tak hanya itu, ia bisa merasakan degup jantung Jimin di dadanya. Rosé dapat melihat bara menggelora dalam kegelapan mata itu, dan jemari Jimin sedikit gemetar di pipinya.
"Jim..." Rosé menjeda kalimatnya.
"Katakan padaku, apakah kau menginginkanku?""Aku menginginkan semuanya yang ada di dalam dirimu, Rosé." Jimin jujur ketika berkata demikian.
Entah berapa lama mata mereka terpaku, mencoba menyelami telaga bening masing-masing yang serupa misteri. Tak terjangkau, dan tiada tepi.
"Aku menginginkanmu saat ini juga, Jim..." Rosé mendengar dirinya mendesah memanggil nama suaminya. Ia ingin merasakan bibir itu menghangatkan bibirnya lagi, merasakan desir kenikmatan yang sama serta menenggelamkan diri di dalam pelukan suaminya yang semakin menghangatkannya. "Beri aku kesempatan untuk mencintaimu, Jimin Kim."
KAMU SEDANG MEMBACA
TOUCHING YOUR HEART
Ficção Adolescente[ END ] Roséanne Park, di tinggalkan sang mempelai pria disaat tinggal hitungan menit acara janji suci pernikahan segera berlangsung! Ia pernah mendengar hal itu terjadi pada orang lain. Namun, tak pernah menyangka ia sendiri akan mengalaminya. Wani...