Tanpa terasa, kini usia kandungannya sudah memasuki lima bulan. Kaluna merasa senang namun juga cukup kewalahan, berbekal pengetahuan dari internet, dia mencoba membiasakan diri dengan tubuhnya sekarang.
Karena sudah mendapat jadwal, Kaluna berniat pergi ke rumah sakit untuk melakukan USG. Setelah memesan taksi online, Kaluna segera bersiap dan menunggu di teras rumah.
"Mau kemana?" tanya nenek Titi.
"Mau ke rumah sakit, nek. USG."
"Oalah, hati-hati kalau gitu."
"Iya, nek."
Kaluna melihat mobil berhenti di depan rumah, dia langsung turun.
"Mba Kaluna?"
"Iya, mas."
Kaluna masuk ke mobil dan mereka segera pergi, di perjalanan, Kaluna hanya diam dan memperhatikan jalanan.
"Mau USG ya, mba?" tanya sopir.
"Iya mas," jawab Kaluna. "Kok tau?"
"Tujuannya ke rumah sakit, yang saya tau istilah-istilah yang sering di sebut untuk ibu hamil ya cuma USG," jelas sopir itu tertawa pelan di akhir.
Kaluna ikut tertawa.
"Gak di antar suami?"
Kaluna terdiam, senyumnya berubah menjadi masam. "Suaminya gak tau dimana, mas," jawab Kaluna membungkam sopir itu.
"Duh, maaf, mba. Saya gak tau. Yang sabar ya."
Kaluna mengangguk dan tersenyum tipis, itulah jawaban yang akan dia keluarkan jika ada yang bertanya tentang suami padanya.
"Sudah sampai, mba."
"Makasih banyak ya, mas."
"Hati-hati, mba. Saya tebak anaknya laki-laki."
Kaluna tertawa kecil. "Kalau perempuan gimana?"
"Ya berarti saya salah."
Kaluna menggeleng pelan, dia langsung masuk ke dalam rumah sakit. Berjalan menuju ruangan dokter kandungan, Kaluna mendaftar dan langsung menunggu bersama beberapa ibu hamil lainnya.
"Saya duduk disini ya, mba," ujar seorang wanita dengan perut yang hampir sama dengan Kaluna, hanya saja perut wanita itu lebih besar.
Kaluna tersenyum dan mengangguk, wanita di sebelahnya terlihat cantik dan elegan.
"Berapa bulan? Mau cek aja atau USG?"
"Lima bulan. Mau dua-duanya sih, mba," jawab Kaluna.
"Saya Hana."
"Saya Kaluna, mba."
"Saya masuk enam, mau cek aja. Soalnya sering keram perut saya, kebanyakan kerja kayaknya."
"Mba kerja?" tanya Kaluna polos.
Hana mengangguk. "Kalau gak kerja mau makan apa? Laki-laki gak bisa di andalin. Ya walaupun pacar saya kerja juga, tapi saya tetap mau kerja untuk kebutuhan saya sendiri."
"Pacar?" beo Kaluna.
Hana tersenyum dan mengangguk. "Saya belum menikah, tapi akan segera menikah. Ya tunggu anaknya lahir aja, sebenarnya gak mau nikah soalnya ribet. Tapi pacar saya minta nikah aja, katanya untuk status yang lebih jelas. Kamu suaminya mana?"
Kaluna terdiam sebentar. "Gak ada, mba."
"Kamu.., kamu umur berapa?" tanya Hana hati-hati.
"Tujuh belas, mba."
KAMU SEDANG MEMBACA
Bad Seventeen [END]
Genç KurguKaluna Wastu Kencana, gadis cantik nan anggun yang baru saja memasuki umur 17 tahun. Tapi bagaimana jika semuanya hancur dalam satu malam? Kaluna harus kehilangan ayah dan ibunya tepat di malam ulang tahunnya, bahkan lebih parahnya, dia harus kehil...