PART-30

43.3K 8.8K 581
                                    

Happy reading pren!


"Livi? Kok ada disini, kapan dateng nak?" Tanya Aca sambil menatap teman anaknya itu bingung.

Perasaan tadi malam hanya ada Cecep, Nanan, dan Panjul saja yang datang. Kalau Livi datang pagi tadi tidak mungkin.

"I-itu Livi baru aja datang Bun" Bukan Livi yang menjawab melainkan Alvin.

Aca menaikkan satu alisnya, "kok Bunda ngga---" ucapan Aca terputus ketika mendengar rengekkan seseorang.

"Sayang, pakein dasinya~" Abra datang dengan penampilan acak-acakkan. Rambut basah belum dikeringkan, kemeja putih yang hanya sebagian di kancing, dan masih memakai celana pendek.

Aca berdecak, "kamu ini udah tua masih aja kaya bayi. Mana dasinya?!" Tanya Aca sambil mengulurkan tangannya.

Abra menggaruk dagunya, berfikir. "Ah, ada dikamar" jawabnya pelan.

"Kamu gimana si, yaudah ayo ke kamar!" Aca menghela nafasnya kasar, lalu menggerutu sepanjang jalan menuju kamarnya.

Bagaimana bisa dia mempunyai suami seperti ini, Ck. Untung sifat Abra tidak menurun ke anaknya.

Hufft

Alvin bernafas lega. Dia menarik Livi untuk duduk disebelahnya. Alvin mengambil piring lalu mengisinya dengan nasi dan lauk.

"Makan!" perintah Alvin ke Livi.

"Banyak banget!!" Ucap Livi ketika melihat porsi makanan dipiringnya sangat banyak.

"Berdua" ucap Alvin sambil mengambil satu sendok dan memberikannya ke Livi.

Gadis itu menaikkan alisnya bingung, "kok cuman satu sendok? Katanya berdua" tanya Livi, masalahnya setelah memberikan sendok, Alvin diam sambil membuka mulutnya.

"Berdua, satu sendok aja, kasian Bi Minah kalo kebanyakan sendok kotor" Alvin berusaha memberi alasan.

Livi memincingkan matanya curiga.

"Yaudah" Livi langsung menyendokkan makanan didepannya lalu disuapkan ke mulut Alvin.

Sedangkan di depan mereka terdapat tiga orang pria dengan muka cengo melihat kearah mereka.

Cecep menyemburkan nasi yang dia makan, Panjul keselek ludah sendiri, dan Nanan yang hanya bisa pasrah ketika mukanya penuh nasi karna disembur mbah dukun alias Cecep surecep.

"Sialan Cecep!"

"Bau jigong, hueek" lanjut Nanan berucap. Dia mengusapkan mukanya ke baju Panjul membuat pria itu menatapnya tidak suka.

"Baju gue jadi kotor woi!"

"Maap, maap. Cecep anak kambing! Kalo nyembur liat-liat dong."

Cecep menengok sambil menyengir bodoh. "Maap ye, abisnya gue kaget banget liat Alvin begitu" ucap Cecep sambil menunjuk Alvin yang sekarang sedang menyenderkan kepalanya dibahu Livi sambil memainkan ujung lengan baju gadis itu.

"Alvin kayanya udah jadi bulol" bisik Nanan.

Panjul dan Cecep mengangguk serempak, "kayanya dia kesurupan deh" ucap Cecep menimpali.

Panjul berfikir sebentar. " Gue punya kenalan ustadz nih, apa perlu gue panggil buat ruqyah si Alvin?" Tanya Panjul sambil mencari kontak ustadz yang dia maksud di ponselnya.

"Panggil dah, gue takut dia kenapa-napa"

Panjul mengangguk.

Drrtt! Drrrt!

JADI KUCING?! [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang