"Kayaknya lu betah banget ke kafe ini."
Laika tidak menghiraukan temannya itu, mereka kini tengah berada di sebuah kafe kecil yang berada tidak jauh dari kantor mereka.
"Kopi sama makanan mereka enak, terus deket sama kantor juga."
Laika dan Winda sudah berada di depan meja kasir, seorang laki - laki bersurai coklat yang juga barista dari kafe itu tersenyum manis ke arah mereka, Laika sedikit tersipu karenanya.
"Kayaknya gue tau alesan sebenernya kenapa lu betah ke kafe ini." Winda menyenggol pundak temannya pelan."Apaan sih."
Winda tersenyum menggoda, berbisik pelan ke telinga Laika. "Baristanya kan?"
Laika hanya mendesis pelan, memberikan tatapan tajam ke arah temannya yang tengah tertawa renyah itu.
"Choco frappe sedang laris bulan ini, promo khusus menyambut natal."
"Oh? ah... kalo gitu aku pesan itu satu."
Sang barista, Daehwi, seperti yang tertulis di name tagnya tersenyum. "Ada lagi?"
"Oh dan satu choco soft cookie."
"Baiklah kalau begitu, silahkan ditunggu."
Manis, senyum sang barista sangatlah manis. Tidak heran jika Laika langsung jatuh cinta pada pandangan pertama, senyuman milik Daehwi menjadi candu baginya.
"Ka, santai aja kali ngeliatnya."
Winda kembali menggoda Laika, mendapati temannya itu tengah fokus memandangi Daehwi yang sibuk melayani para pelanggan.
"Diem deh win."
"1 mocca latte double cream dan 1 slice red velvet." Daehwi sudah berada di meja mereka. "1 choco frappe dan 1 choco soft cookie."
Laika hanya bisa menunduk, mengucapkan terima kasih dengan suara yang sangat kecil, wajahnya sangat merah sekarang, dia yakin itu.
"Daehwi, natal ini kosong gak?"
Laika mengangkat wajahnya, menatap tajam Winda yang ada di hadapannya.
"Oh? kebetulan gak ada kerjaan sih, kenapa?"
Winda melirik jahil ke arah Laika. "Temen gue siap tuh jadi xmas date lu."
Daehwi tertawa kecil, melirik ke arah Laika yang sudah menundukan wajahnya sembari merutuki kelakuan Winda.
"Boleh tuh, gue gak keberatan sih."
Laika membulatkan matanya, kini ia sudah bertukar tatapan dengan Daehwi yang masih tersenyum.
"Nomer ponselku ada di bawah piring kopimu kok."
Sialan. Jantung Laika sangat tidak karuan sekarang, terlebih Daehwi mengedipkan sebelah matanya ke arah Laika sebelum kembali ke tempat kerjanya.
"Udahlah ka, terima aja. sepupu gue itu." Winda tertawa renyah, menikmati kue yang dia pesan tadi. "Dia udah lama tau minta kenalin ke lu, dari awal lu dateng ke kafe ini."
Heol.
KAMU SEDANG MEMBACA
What if... #AB6IX
FanfictionHanya sekumpulan skenario singkat jika Woong, Donghyun, Woojin dan Daehwi berada dalam duniamu.